Home MotoGP Siapa Pembalap Terkuat dan Terlemah di MotoGP Setelah 7 Seri 2024?

    Siapa Pembalap Terkuat dan Terlemah di MotoGP Setelah 7 Seri 2024?

    MotoGP 2023 Rider
    MotoGP 2023 Rider

    RiderTua.com – Sepertiga pertama balapan MotoGP telah selesai. Masih terlalu dini untuk menentukan siapa yang akan merebut juara dunia musim 2024. Di puncak, kembali terjadi battle antara juara bertahan Francesco Bagnaia melawan Jorge Martin yang juga membalap dengan Ducati GP24. Namun situasi saat ini justru kebalikan dari tahun lalu. Setahun lalu, Pecco Bagnaia memimpin Kejuaraan Dunia dengan 16 poin. Di belakangnya ada Martin dan Marco Bezzecchi (dengan GP22 tahun lalu) yang siap mengintai, disusul Johann Zarco yang juga menggunakan prototipe dari Ducati.

    Sama dengan musim lalu, tahun ini pun 4 pembalap Ducati memimpin klasemen. Hanya Bagnaia dan Martin yang konsisten. Tapi Martinator memimpin klasemen pada seri ke-2 tahun ini dan sejak saat itu terus mempertahankan keunggulannya. Martin jelas mendapat manfaat dari crash ganda yang dialami Bagnaia dan Marc Marquez di Portimao. Meski kemudian Martin juga crash. Dari semua trek, Martin menyia-nyiakan kemenangan kandangnya di Jerez, sementara murid Valentino Rossi itu berjaya di sini. Duel melawan Marquez menjadi puncak paruh pertama musim ini.

    Siapa Pembalap Terkuat dan Terlemah di MotoGP Setelah 7 Seri 2024?

    MotoGP Mugello Italia 2024 Start
    MotoGP Mugello Italia 2024 Start

    Jorge Martin dan Francesco Bagnaia menunjukkan performa yang sangat kuat, tapi juga sempat mengalami kesulitan. Di GP Texas AS, rider pabrikan Ducati itu tidak bisa tenang dan di Mugello pembalap Pramac itu tidak memiliki kecepatan akhir. Seperti tahun sebelumnya, musim ini juga berkembang menjadi pertarungan tiga arah.

    Tahun 2023 rival terkuat adalah Marco Bezzecchi, namun kini rival terbesarnya adalah Marc Marquez. Meski masih belum meraih kemenangan, Baby Alien semakin mendekati kedua pemimpin klasemen tersebut melalui hasil terbaik yang konsisten. Dengan tertinggal 35 poin dari Jorge Martin, juara dunia 8 kali yang saat ini berada di peringkat 3 itu juga menjadi salah satu favorit.

    Dibandingkan tahun lalu, Enea Bastianini memainkan peran yang sangat berbeda tahun ini. Bebas cedera, Bestia berhasil naik podium sebanyak tiga kali dalam 7 balapan pertama. Keberhasilan serangannya terhadap Martin untuk perebutan posisi ke-2 di Mugello khususnya, akan semakin mendongkrak kepercayaan dirinya. Dan kini Bastianini mengantongi kontrak 2 tahun sebagai pembalap KTM.

    Pedro Acosta telah menggebrak MotoGP tahun ini. Berada di peringkat 5 di Kejuaraan Dunia dan berada dalam jangkauan para pemimpin klasemen, rookie dari tim GASGAS Tech3 itu adalah pembalap yang paling impresif dan bagi sebagian orang dia adalah pembalap yang paling menghibur sejauh ini. Karena tidak ada alasan mengapa Acosta harus menghilangkan sikap riangnya, karena cepat atau lambat dia akan segera meraih kemenangan.

    Maverick Vinales juga tampil lebih baik dibandingkan periode yang sama pada 2023. Khususnya di GP Amerika, ketika pembalap Spanyol itu tampil mendominasi dan memberikan poin maksimal kepada Aprilia terutama berhasil menunjukkan kompetensi RS-GP. Fluktuasi hasil yang terkadang besar, jelas melemahkan kepercayaan antara pembalap dan tim. Sulit untuk memprediksi apakah Vinales akan mendapatkan kesuksesan lebih lanjut tahun ini, karena masa depannya sudah jelas yakni bergabung ke KTM. Pada 2023 dia menyelesaikan musim di peringkat 7, sedangkan saat ini dia berada di peringkat 6.

    Peringkat Johann Zarco di klasemen sangat menyedihkan. Setelah berhasil mencapai peringkat 4 di Kejuaraan Dunia bersama tim Pramac Ducati pada seri ke-7 tahun 2023, rider LCR Honda itu saat ini merosot ke peringkat 19. Tidak ada hal yang menarik baginya dan juga Honda. Zarco menerima bahwa setidaknya pada 2024, dia akan lebih berperan menjadi tes rider ketimbang pembalap. Nasib serupa juga menimpa pendatang baru di tim Repsol Honda. Pada periode yang sama, Luca Marini anjlok dari peringkat 8 dalam klasemen (masih di VR46 Ducati) ke peringkat terakhir di antara pembalap reguler.

    Situasi Brad Binder juga membingungkan. Dua kali finis ke-2 pada awal tahun, pembalap KTM itu membuat awal musim 2024 yang mengesankan. Namun rekornya memburuk setelah sepertiga musim pertama. Saat ini dia berada di peringkat 7 dan tampaknya sama sekali tidak ada harapan. Hal yang sama juga terjadi pada rekan setimnya Jack Miller. Pembalap Australia itu berada di peringkat 16 setelah seri ke-7 pada 2024 (tahun lalu ke-6), namun saat ini pembalap kedua tim pabrikan KTM itu frustrasi dengan hanya menempati peringkat 16 Kejuaraan Dunia.

    Marco Bezzecchi dan Fabio Quartararo juga mengalami kemunduran yang signifikan. Setahun yang lalu pembalap VR46 itu masih bisa memimpikan mahkota kejuaraan dunia, namun saat ini dia hanya berada di peringkat 9. Sehingga Bez tidak akan berperan dalam perebutan gelar lagi.

    Pada Juni 2023, Quartararo merasakan Yamaha yang semakin kesulitan namun masih bisa berada di peringkat 8 dalam kejuaraan dunia. El Diablo masih berpegang teguh pada harapan adanya peningkatan. Saat ini berada di peringkat 13, Juara dunia MotoGP 2021 itu tidak lagi difavoritkan pada 2024. Dia menatap ke depan dengan harapan Max Bartolini sebagai chief engineer baru, akan mengembangkan M1 kembali ke puncak.

    Meskipun klasemen pembalap fluktuatif, keseimbangan kekuatan antar pabrikan tetap stabil. Namun ada dua hal yang perlu diperhatikan. Perbedaan performa antara KTM dan Aprilia semakin kecil. KTM hanya unggul beberapa poin dari pabrikan asal Noale itu di kejuaraan konstruktor. KTM RC16 dan Aprilia RS-GP hampir setara.

    Sebaliknya Honda yang setahun lalu mengungguli Yamaha, kini menjadi pabrikan paling lemah. Di sisi lain, dominasi Ducati Desmosedici masih begitu besar sehingga prediksi pabrikan mana yang memenangkan kejuaraan dunia konstruktor sudah jelas.

    © ridertua.com

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini