RiderTua.com – Kesepakatan Maverick Vinales dan Enea Bastinani mendorong proyek MotoGP dari Pierer Group/KTM untuk mewujudkan mimpi merebut gelar MotoGP menjadi kenyataan. Di markas KTM di Mattighofen/Munderfing, keputusan segera diambil setelah transfer Jorge Martin dan Marc Marquez. Ketika dua pembalap dengan profil terhebat dikontrak oleh Aprilia dan Ducati, manajemen Pierer Mobility Group segera menarik pembalap paling berharga yang ada dari proses transfer.
Reaksi kedua pabrikan Italia tersebut terhadap ‘serangan’ pabrikan Austria berbeda-beda. Aprilia bersikap netral dan mengizinkan Maverick Vinales berfoto bersama manajemen KTM meski kontraknya masih berlaku hingga akhir tahun. Ketika media meminta pernyataan mengenai persetujuan Vinales dengan KTM, satu-satunya tanggapan mereka adalah, “No comment.”
Bastianini dan Vinales ke KTM: Ducati Melarang Publikasi, Sementara Aprilia No Comment
Pekerjaan utama pabrikan di Noale sekarang adalah secepatnya mengevaluasi opsi yang tersisa untuk mengisi ‘kursi’ di samping Jorge Martin dengan cara terbaik. Kedua pembalap tim Trackhouse Miguel Oliveira dan Raul Fernandez merupakan kandidat yang cocok. Namun Massimo Rivola (bos balap) juga akan mengadakan pembicaraan dengan pihak di luar Aprilia. Mantan juara dunia Joan Mir dan dua pembalap tim VR46 Fabio Di Giannantonio dan Marco Bezzecchi akan cocok dengan struktur tersebut.
Hal ini berbeda dengan pabrikan Bologna. Kepergian Enea Bastianini dimaknai lebih tegas. Ducati Corse menegaskan kontrak yang sah dan melarang pembalap yang masih terikat kontrak membuat pernyataan publik atau komunikasi apa pun yang menunjukkan dirinya berhubungan dengan pabrikan selain Ducati.
Namun dari sudut pandang olahraga, Ducati dapat mengatasi perubahan ini dengan lebih mudah dibandingkan kompetitornya Aprilia. Di atas kertas, secara nominal tim pabrikan tidak terkalahkan selama 2 tahun ke depan dengan Pecco Bagnaia dan Marc Marquez yang jika ditotal membukukan 11 gelar dunia.
Tapi Bastianini akan ideal sebagai pembalap Desmosedici GP25 lainnya. Namun pembalap asal Rimini Italia itu lebih memilih bermain ‘menyerang’. Karena ide itu tidak terwujud, maka Ducati menutup ‘bab’ Bastianini.
