RiderTua.com – Tak sesempurna di Le Mans, Jorge Martin kesulitan selama GP Catalunya. Rider Pramac Ducati itu crash di kualifikasi sehingga dia harus start dari posisi ke-7 di grid. Pada sprint hari Sabtu, Martin finis ke-4. Namun rider asal Spanyol itu melawan dengan segenap tenaga dalam balapan utama pada hari Minggu. Setelah bekerja keras, akhirnya melewati garis finis di posisi ke-2.
Martinator menjelaskan, “Itu adalah akhir pekan yang penting bagi kami. Kami menghilangkan kelemahan yang kami rasakan mulai hari Sabtu dan mampu berjuang untuk meraih kemenangan di hari Minggu. Saya memposisikan diri saya dengan sangat baik di tikungan pertama dan mampu menyalip banyak pembalap.”
Selepas lap pertama, Martin sudah berada di posisi ke-3. Pada lap 5 dia berhasil memimpin balapan, yang mampu dia pertahankan hingga 6 lap menjelang akhir balapan dimana dia disalip Pecco Bagnaia (Ducati Lenovo) di tikungan 5.
Jorge Martin : Gara-gara Pedro Acosta Saya Mengambil Risiko Terlalu Banyak

Selama balapan berlangsung, Jorge Martin dengan terampil menangkis serangan dari rookie Pedro Acosta (GASGAS Tech3). “Misi saya adalah untuk memimpin balapan. Namun Pedro mampu mengendalikan diri, sehingga saya mengambil risiko terlalu banyak. Saya benar-benar ingin mempertahankan posisi pertama, tapi dia selalu siap menyerang di belakangku. Saya terlalu menekan ban di sana, itulah sebabnya pada akhirnya saya tidak bisa bertahan melawan Pecco,” ungkap rider berusia 26 tahun itu.
Martin memuji performa apik Acosta di GP Catalunya. “Saya selalu bisa mendengarnya, dia ada di belakangku, dia dekat denganku. Saya mencoba menyelamatkan ban dan tahu bahwa dia menggunakan ban belakang soft. Jadi saya curiga dia mungkin punya masalah dalam beberapa lap terakhir. Saya sangat terkejut dengan penampilannya. Tentu saja dia melakukan kesalahan karena dia masih pemula,” ungkap rekan setim Franco Morbidelli itu.
Dalam pertarungan melawan Pecco Bagnaia, Martin kehilangan 5 poin Kejuaraan Dunia. Terlepas dari semua usahanya, akhirnya dia tidak mampu melawan. “Saat dia menyalipku, saya memilih pemetaan yang berbeda, tetapi cengkeraman ban belakang malah berkurang. Pemetaan tersebut mungkin hanya ditujukan untuk dua lap terakhir. Sebagai hasilnya, saya menghancurkan ban belakang dan hanya berusaha membawa motor ke garis finish,” pungkas kandidat kuat tim pabrikan Ducati tahun depan ituu.
Di klasemen Kejuaraan Dunia, Martin tetap berada di puncak dengan keunggulan 39 poin atas Bagnaia.