RiderTua.com – Menurut analisa Pecco Bagnaia, peralihan dari ban Dunlop ke Pirelli di kelas Moto3 dan Moto2 berpengaruh di MotoGP yang menggunakan ban Michelin. Sekarang MotoGP lebih cepat dari tahun lalu. “Saya melihat catatan waktu dan membandingkannya dengan tahun sebelumnya. Pada run pertama, kami hampir 4 detik lebih cepat dibandingkan pada run pertama musim lalu. Hal ini menunjukkan bahwa Pirelli dan Michelin sangat mirip dan keausannya saling melengkapi. Sedangkan Dunlop cenderung menghilangkan karet Michelin di lintasan dan kami harus memulai dari awal setiap sesi. Ini jelas merupakan sesuatu yang perlu kita cermati di masa depan,” jelas pembalap pabrikan Ducati itu. Bukan hanya pandai menggeber motor, tapi otaknya pintar juga anak ini.. detail sifat-sifat ban (merek berbeda) dia pahami dengan baik, terlihat dia adalah pembalap yang cerdas, tidak asal putar gaspol sampai ambrol motornya..
Sebagai juara bertahan, Pecco mengalami sedikit kesulitan pada hari pertama latihan di Qatar. “Feelingku terhadap motor sama seperti pada tes pramusim, namun pada sesi pertama kami dihadapkan pada masalah teknis yang tidak dapat kami duga. Itu sebabnya kami memutuskan untuk tidak menggunakan ban baru,” ungkap rider asal Turin Italia itu.
Pecco Bagnaia : Berbeda dengan Dunlop, Pirelli Selaras dengan Michelin Bisa Saling Melengkapi

Pecco Bagnaia mengungkapkan masalah terbesar yang dia hadapi di hari Jumat. “Masalahnya kini telah teratasi, namun kami tidak dapat menunjukkan seberapa cepat kami karena turun hujan di malam hari. Secara teori kita mengetahui potensi kita. Ini seharusnya tidak menjadi masalah besar. Kami kehilangan waktu dibandingkan dengan kompetitor, waktu yang berharga,” imbuh rider berusia 27 tahun itu.
Bukan rahasia lagi bahwa Ducati memaksakan untuk memindahkan FP2 dari Jumat (karena hujan) ke hari Sabtu. “Kita tidak bisa melihat berapa banyak air yang ada di lintasan. Ditambah lagi pasir yang juga menempel di kaca. Visibilitasnya sangat buruk. Saya melaju di belakang pembalap lain selama tiga lap dan jarak pandang nol. Kami juga harus memikirkan pembalap yang berada jauh di belakang. Balapan dalam kondisi seperti ini? Bukan ide yang bagus, kecuali setiap pembalap memiliki 15 visor plastik (bisa disobek) seperti di motorcross. Yang terpenting adalah visibilitasnya, bukan cengkeraman di trek. Terlepas dari segalanya, it’s oke, sebenarnya cukup bagus,” jelas murid Valentino Rossi itu.
Bagaimana performa Ducati Desmosedici GP24 di tengah hujan? Pecco menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Kami masih harus meningkatkannya. Feelingku pada rem masih jauh dari optimal.”