RiderTua.com – Awal musim Brad Binder berjalan nyaris sempurna. Di kualifikasi 2 GP Qatar, pembalap Red Bull KTM itu berhasil menempati posisi ke-4 di grid. Dalam sprint race, dia memberikan segalanya untuk berkembang lebih jauh. Setelah melakukan start yang bagus dan efektif, rider berusia 29 tahun itu menempel di belakang Jorge Martin (pemenang) dan tidak berhenti hingga garis finis. Fakta bahwa pada akhirnya kerja kerasnya hanya cukup untuk menempati posisi ke-2, tidak merusak moodnya.
“Startku sangat fantastis, saya hampir mendapatkan holeshot (pertama di tikungan). Benar-benar luar biasa. Motorku melesat di trek seperti roket. Dan sungguh luar biasa bisa balapan lagi,” ujar rider asal Afrika Selatan itu.
Brad Binder : Motorku Seperti Roket!
Ketika ditanya mengapa Brad Binder tidak bisa menyalip Martinator, dia menjawab, “Hari ini Jorge dan saya berada di dua racing line berbeda. Kami memiliki kekuatan dan kelemahan yang sangat berbeda. Saya selalu bisa mendahului saat mengerem dan memasuki semua tikungan, tapi begitu saya keluar dari tikungan, Jorge mendapat keuntungan. Bagian belakangnya memiliki cengkeraman yang lebih besar ketimbang bagian depanku. Jadi pada akhirnya, gapnya selalu tetap sama.”
Brad juga sangat percaya diri menghadapi balapan utama dalam 22 lap di sirkuit Lusail Qatar. “Menurutku bahkan kami bisa meningkat lebih jauh. Sungguh menakjubkan kemajuan yang kami capai di berbagai bidang. Motornya sangat bagus dan tim mempersiapkannya dengan sempurna. Saya hanya ingin menang. Tahun ini saya memiliki lebih banyak hal untuk dikerjakan, terutama pada rem dan saat memasuki tikungan. Jika sekarang kita dapat menemukan sedikit peningkatan saja, maka akhirnya kita bisa mewujudkan target kita,” ungkap rekan setim Jack Miller itu.
Hasil pembalap KTM/GASGAS lainnya pun membuktikan bahwa RC16 2024 berada di jalur yang tepat. Bahkan bukan hanya Brad Binder yang mampu sepenuhnya meraih kesuksesan dalam sprint race Qatar, 3 motor lain juga masuk dalam 10 besar. Ini adalah ‘pernyataan’ penting mengingat persaingan ketat yang luar biasa (di Q2, 5 pembalap pertama hanya terpaut 0,1 detik).
