Home MotoGP Enea Bastianini : Kata Kuncinya Adalah Agresif 

    Enea Bastianini : Kata Kuncinya Adalah Agresif 

    Enea Bastianini
    Enea Bastianini

    RiderTua.com – Penampilan Enea Bastianini pada balapan pembuka musim di Qatar 2022 memang tak terlupakan. Pada balapan pertamanya untuk tim Gresini Ducati, pembalap berusia 25 tahun itu tak terhentikan dan menang dengan cara yang mengesankan. Kunci kemenangannya di sirkuit Lusail adalah latihan yang tidak kalah kuatnya. Menjadi pembalap tercepat di P3 dan ke-2 di sesi Q2 yang sangat penting, barisan depan grid dan tingkat agresivitas yang tinggi di semua sesi latihan memungkinkan Bestia untuk menerapkan kecepatannya.

    Di balapan-balapan selanjutnya Bastianini juga tampil kuat, namun dia juga kerap menunjukkan kebimbangan. Balapan di mana Bestian yang sangat berbakat hanya mampu melepaskan diri dari lini tengah di sprint terakhir lebih merupakan suatu aturan ketimbang pengecualian.

    Enea Bastianini : Kata Kuncinya Adalah Agresif

    Pecco Bagnaia - Enea Bastianini - Ducati
    Pecco Bagnaia – Enea Bastianini – Ducati Lenovo

    Meski hasilnya fluktuatif, Enea Bastianini mendapat salah satu dari dua tempat yang paling didambakan di tim pabrikan Ducati. Setelah musim yang dirusak oleh cedera, rider asal Rimini Italia itu menantikan musim baru dan kesempatan keduanya untuk memperjuangkan Gelar Dunia.

    Pada tes terakhir di Qatar, pembalap dengan nomor start #23 itu menempel ketat di belakang rekan setim sekaligus juara bertahan Pecco Bagnaia di kisaran 0,001 detik. Jika menggunakan tes hari terakhir di Lusail sebagai patokan, maka kedua pembalap Ducati Lenovo itu mengawali tahun sebagai favorit.

    Namun Bastianini sadar bahwa dirinya butuh pendekatan berbeda pada musim 2024. Di paddock Lusail, juara Moto2 2020 itu menjelaskan, “Kata kuncinya adalah agresivitas. Saya sangat sibuk dengan hal itu. Di satu sisi, sangat penting untuk bersikap ofensif, terutama di awal balapan. Itu satu hal. Agresivitas juga terkait dengan gaya balap. Dan saya kebalikannya. Saya lebih suka gerakan lembut dan saya menemukan kekuatan khusus saya saat memasuki tikungan tepat di tengahnya. Jadi bergerak secara agresif tidak akan baik. Ini tentang memiliki agresivitas di otak kita.”

    Saat ditanya, apakah Bestia juga bisa melatihnya saat latihan di trek misalnya saat mengendarai Supermoto? “Itu tetap soal pemikiran di kepala. Namun kami bekerja dengan baik dalam time attack, terutama selama tes pra musim. Menjadi yang terdepan dalam setiap balapan harus menjadi pendekatanku tahun ini,” pungkas anak asuh manajer Carlo Pernat itu.

    © ridertua.com

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini