Categories: MotoGP

MotoGP 2024 : Rumitnya Aturan Tekanan Ban, Salah Siapa?

RiderTua.com – MotoGP 2024 masih akan dihadapkan dengan rumitnya aturan tekanan ban.. Masalah aturan tekanan ban kemungkinan akan ada kompromi antara tim dan Michelin.. Dialog sedang dilakukan untuk mengubah peraturan saat ini mengenai batasan dan penalti terkait tekanan ban. Karena pembalap yang melanggar tahun lalu bisa saja hukumanya di ‘eksekusi’ tahun ini…

Pada musim 2023 salah satu topik yang paling banyak dibicarakan di MotoGP adalah tekanan ban. Mulai dari GP Silverstone, pemantauan dimulai dengan sistem sanksi bertahap bagi pembalap yang tidak mematuhi batas minimum yang ditetapkan oleh Michelin (1,88 bar depan dan 1,7 bar belakang) untuk setidaknya 50% putaran balapan jarak jauh dan setidaknya 30% sprint.

MotoGP 2024 : Rumitnya Aturan Tekanan Ban… Salah Siapa?

Michelin MotoGP

Peraturan tersebut memberikan peringatan untuk pelanggaran pertama, kemudian penalti 3 detik untuk pelanggaran kedua, 6 detik untuk pelanggaran ketiga, dan 12 detik untuk pelanggaran keempat. Namun untuk tahun 2024 diperkirakan diskualifikasi akan diterapkan pada pelanggaran pertama. Tim dan Para pebalap cukup khawatir, banyak yang meminta perubahan aturan musim ini, mereka bisa saja tidak puas.

Corrado Cecchinelli, direktur teknologi di MotoGP, membahas topik tersebut dalam sebuah wawancara .. “Peringatan telah dihilangkan… tetap akan ada penalti, saat ini diskualifikasi yang masih dalam pembahasan. Mereka sedang mencari penalti waktu yang lebih besar. Persentase balapan di mana pembalap harus tetap berada di atas batas minimum juga sedang dibahas.. itu bisa menjadi lebih tinggi dari 50% untuk balapan jarak jauh. Ini karena batas bawah tekanan ban dapat ditetapkan, Michelin akan memutuskannya.”

Kompromi dapat ditemukan antara pembalap tim dan Michelin: menurunkan batas minimum, namun harus mematuhinya untuk jumlah putaran yang lebih banyak. Ini mungkin berhasil. Kekhawatiran mereka terutama pada tekanan ban depan. Berada di slipstream berdampak besar dan dapat menyebabkan nilai tekanan ban elebihi 2 bar, sehingga membuat motor semakin sulit dikendarai karena grip yang buruk dan lock-up yang dihasilkan. Dalam kondisi ini lebih berbahaya dan kemungkinan jatuh lebih besar. Ini bukanlah situasi yang mudah untuk ditangani, baik bagi para insinyur maupun pembalap. Dialog yang sedang berlangsung dapat menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan.

This post was last modified on 18 Februari 2024 11:38

Tags: MotoGP 2024
ridertua

Leave a Comment

Recent Posts

Subaru Catat Kenaikan Penjualan Mobilnya di Q1 2024

RiderTua.com - Meskipun Subaru kembali hadir di Indonesia, mereka telah menghadirkan sejumlah mobil disini. Dari SUV sampai mobil sport, semuanya…

17 Mei 2024

Mobil LCGC Daihatsu Tetap Memimpin Penjualan Bulan Lalu

RiderTua.com - Daihatsu dan beberapa merek mobil lainnya di Indonesia mengalami penurunan penjualan yang cukup signifikan pada April lalu. Beberapa…

17 Mei 2024

Mitsubishi Yakin Target Penjualan Mobil Tahun Ini Bisa Tercapai

RiderTua.com - Mitsubishi mengalami penurunan penjualan mobil yang cukup drastis di Indonesia pada bulan lalu. Tidak hanya mereka saja, banyak…

17 Mei 2024

Kawasaki Meguro K3 : Model Klasiknya Masih Dipertahankan, Harga Rp 140 Jutaan

RiderTua.com - Sejak tahun 1960-an, Kawasaki dan Meguro sudah lama menjalin kerja sama yang sampai sekarang pun juga masih merilis…

17 Mei 2024

Honda, Yamaha dan Aprilia Melakoni Tes di Mugello

RiderTua.com - Sesuai aturan konsesi yang baru, sebagai pabrikan yang menempati peringkat D Honda dan Yamaha memiliki kebebasan untuk melakukan…

17 Mei 2024

Subaru dan Kehadiran Merek Mobil Baru di Indonesia

RiderTua.com - Penjualan mobil Subaru di Indonesia masih berjalan dengan bagus di tengah penurunan kondisi pasarnya pada April lalu. Sejauh…

17 Mei 2024