Home MotoGP Jorge Lorenzo : Sayangnya Gigi Dall’Igna Terlambat Meraih Gelar Dunia MotoGP

    Jorge Lorenzo : Sayangnya Gigi Dall’Igna Terlambat Meraih Gelar Dunia MotoGP

    Pecco Bagnaia - Jorge Martin - Bezzecchi - Lorenzo
    Pecco Bagnaia - Jorge Martin - Bezzecchi - Lorenzo

    RiderTua.com – Jorge Lorenzo memenangkan tiga balapan bersama Ducati tetapi gagal membawa mereka menjadi juara dunia MotoGP. Juara tiga kali itu didatangkan dengan kesepakatan besar (12,5 juta euro atau Rp 177 miliar per tahun). Namun 2 tahun bersama pabrikan asal Borgo Panigale itu, dia tidak memberikan hasil yang diinginkan.

    Sebaliknya, Lorenzo bergabung dengan Valentino Rossi dan Andrea Dovizioso sebagai bagian dari periode kelam 15 tahun Ducati tanpa kemenangan antara gelar Casey Stoner pada tahun 2007 dan gelar Francesco Bagnaia pada tahun 2022. Tapi kini Lorenzo hanya bisa memandang iri pada Desmosedici hari ini, yang tidak diragukan lagi merupakan motor superior di grid.

    Jorge Lorenzo : Sayangnya Gigi Dall’Igna Terlambat Meraih Gelar Dunia MotoGP

    Bagaimana performa Ducati di MotoGP modern? “Yah, pada tahun 2018 sudah jelas ketika Ducati memberiku suku cadang yang saya butuhkan untuk merasa nyaman dan kurang lebih saya sudah terbiasa membalap. Dibandingkan yang sekarang, itu adalah Ducati yang kurang lengkap. Itu belum menjadi motor terbaik, tapi yang tercepat,” jawab Jorge Lorenzo.

    Bukan bagian dari konten editorial.
    Jorge Lorenzo - Dani Pedrosa - Valentino Rossi
    Jorge Lorenzo – Dani Pedrosa – Valentino Rossi

    “Saya berhasil memenangkan 3 balapan dari 5 atau 6 balapan. Selain itu, tanpa Marc Marquez di trek, karena pada tahun 2020 dia cedera, akan lebih mudah untuk memenangkan kejuaraan. Tetapi saya juga tidak ingin berasumsi terhadap hal-hal yang tidak akan pernah kita ketahui.

    “Saya dihadapkan pada kenyataan bahwa sekali lagi saya telah menunjukkan bahwa dengan kegigihan dan ketekunan, saya bisa melaju kencang dengan motor apa pun. Tidak demikian halnya dengan Honda karena saya cedera di Assen, tapi menurutku jika tidak seperti itu, saya juga akan mencapainya bersama mereka. Tetapi mereka terus mengasumsikan hal-hal yang kita tidak akan pernah tahu,” imbuh mantan pembalap yang kini berusia 37 tahun itu.

    Lorenzo berhasil memenangkan tiga gelar MotoGP bersama Yamaha dalam 7 tahun sebelum bergabung dengan Ducati. Dia finis ke-7 pada tahun 2017 dan ke-9 pada tahun 2018, sebelum mengakhiri karirnya dengan 1 tahun yang buruk di Honda.

    Bukan bagian dari konten editorial.

    Sementara itu, proyek Desmosedici berjalan perlahan hingga Bagnaia mampu memanfaatkan perkembangan Ducati selama bertahun-tahun. Pada tahun 2024 Ducati akan kembali menerjunkan 8 motor di grid, dua kali lipat jumlah Aprilia, KTM dan Honda.

    Lorenzo mengatakan, “Bagiku, itulah yang harus terjadi karena Gigi Dall’Igna selalu menjadi seorang insinyur yang selalu mencapai apa yang ingin dia lakukan. Dia mencapainya saat masih bekerja di Aprilia, di kelas 125cc dan 250cc, dan saat pindah ke Superbike dengan merek tersebut. Dia selalu berhasil membuat motor terbaik. Saya membutuhkan rangsangan baru, bekerja dengan orang-orang baru dan motor yang berbeda.”

    “Saya memilih pindah ke Ducati karena saya tahu, cepat atau lambat, Gigi akan menciptakan motor terbaik. Sayangnya, dia terlambat meraihnya. Saya sangat ingin memenangkan balapan Mugello (2018) seminggu atau sebulan lebih awal karena itu akan banyak mengubah masa laluku. Tapi, pada akhirnya Dall’Igna berhasil mengantrkan Ducati menjadi juara dunia,” pungkas Jorge Lorenzo.

    © ridertua.com

    Iklan pihak ketiga – bukan bagian dari konten editorial.

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini