RiderTua.com – Ducati merayakan 7 gelar dunia secara besar-besaran pada Jumat malam di Unipol Arena di Casalecchio-Reno dekat Bologna. Selain keberhasilan Pecco Bagnaia mempertahankan gelar pembalap dan gelar konstruktor keempat berturut-turut di MotoGP, tim Aruba dengan Alvaro Bautista juga sukses memenangkan Triple Crown di Kejuaraan Dunia Superbike, ditambah Nicolo Bulega yang juga memenangkan Kejuaraan Dunia Supersport untuk pertama kalinya termasuk gelar konstruktor.
Pabrikan Italia itu sekali lagi melampaui musim 2022 yang luar biasa dan punya banyak alasan untuk merayakannya. Pada saat yang sama, muncul pertanyaan, apa lagi yang akan terjadi tahun depan?
CEO Ducati : Apa yang Membuat Ducati Begitu Istimewa? Formula Ajaib? Tidak, Kami Punya Gigi dall’Igna
CEO Ducati, Claudio Domenicali mengatakan, “Ini mulai menjadi sedikit rumit. Tahun ini sungguh luar biasa. Kemenangan selalu rumit dan kami tahu akan sulit mengulangi kesuksesan tahun lalu. Hal ini berarti kami adalah pabrikan pertama dalam sejarah yang tidak hanya menjuarai Kejuaraan Dunia MotoGP dan Superbike di tahun yang sama, namun juga mengulang kedua gelar tersebut di tahun berikutnya dan sebagai puncaknya adalah gelar dunia Supersport. Biasanya dalam hidup, kita mencapai sesuatu dan kemudian menetapkan target tambahan. Pada titik ini akan sulit untuk menjadi lebih baik di tahun depan.”
“Mungkin kami memiliki ide untuk jangka waktu yang lebih panjang,” CEO Ducati Motor Holding itu menambahkan, mengacu pada proyek motorcross yang baru dari Borgo Panigale, yang merupakan tambahan dari ide tim pabrikan dari MotoGP dan Superbike. Kejuaraan akan disajikan secara resmi dan ditampilkan untuk pertama kalinya di Madonna di Campiglio mulai tanggal 21 hingga 23 Januari.

“Terkadang kami ditanya, apa yang membuat Ducati begitu istimewa. Kami tidak memiliki formula ajaib. Tetapi dengan Gigi Dall’Igna, gagasan pendekatan teknik telah berkembang sepenuhnya dengan fokus besar pada fisika, matematika, dan simulasi. Tetapi pada saat yang sama pendekatannya juga sangat banyak, berdasarkan pendekatan humanistik dan bercirikan passion, karena tidak semuanya hanya dilihat dengan angka seadanya,” lanjut Domenicali.
Mengenai dominasi Ducati dalam beberapa tahun terakhir, bos balap Ducati Gigi Dall’Igna mengungkapkan, “Ini adalah perasaan yang luar biasa karena kami semua melakukan pengorbanan yang sangat signifikan untuk mencapai hasil ini, mulai dari pembalap hingga teknisi dan mekanik yang bertanggung jawab. Dan kami sering begadang hingga larut malam.”
“Seperti biasa, di balik teknologi ada orang-orang yang selalu membuat perbedaan. Saya percaya bahwa kita memiliki kelompok kerja yang patut ditiru, dari sudut pandang teknis dan yang terpenting dari sudut pandang sumber daya manusia. Suasana di Ducati Corse secara umum dan di seluruh tim kami sungguh istimewa,” imbuh insinyur berusia 59 tahun itu.
Hal ini tercermin dalam rekam jejak yang mengesankan di MotoGP. Pada tahun 2023, 8 skuat Ducati meraih total 17 kemenangan dan 43 podium dari 20 balapan di kelas premier. “Jumlahnya sungguh luar biasa. Saat tahun lalu saya memikirkan tahun 2023, saya pikir ini akan menjadi tahun yang sulit. Karena setelah musim yang indah seperti tahun 2022, saya sangat takut harus menderita setidaknya untuk mencapai hal yang sama lagi. Sebenarnya, kami telah mencapai lebih banyak hal. Itu membuat saya sangat bangga,” lanjut Dall’Igna.

Ducati menang dengan 6 pembalap berbeda di musim 2023. “Ini benar-benar luar biasa, biasanya pabrikan menang dengan 2 atau 3 pembalap, tapi menang dengan 6 pembalap berarti motornya bekerja dengan baik dengan gaya balap apa pun,” ujar Managing Director Ducati Corse itu yang secara khusus menyoroti prestasi lain yakni 8 kali meraih podium all-Ducati.
“Angka ini mungkin yang paling membuat saya terkesan. Saya ingat, saya menangis ketika kami meraih seluruh podium untuk pertama kalinya pada tahun 2021. Tahun ini hal itu terjadi 9 kali, sungguh luar biasa,” ungkap Dall’Igna.
Namun karena penalti tekanan ban, podium Fabio Di Giannantonio (Gresini Ducati ) dianulir sehingga Brad Binder (KTM) naik ke posisi ke-3 pada balapan akhir musim di Valencia.
Terlepas dari semua kesuksesan yang diraih Ducati, Dall’Igna tidak dapat menahan diri untuk tidak mengkritik sistem konsesi baru yang diputuskan akan diberlakukan mulai musim 2024. “Satu-satunya hal yang sedikit mengejutkanku dalam waktu yang relatif singkat ini adalah, kami satu-satunya pabrikan tanpa konsesi. Itu juga tidak bisa dipercaya,” pungkas Gigi Dall’Igna.