Home MotoGP Marc Marquez Seharusnya Bikin Pembalap Ducati Lain Termasuk Bagnaia dan Martin Ketar-ketir

    Marc Marquez Seharusnya Bikin Pembalap Ducati Lain Termasuk Bagnaia dan Martin Ketar-ketir

    Marc Marquez
    Marc Marquez

    RiderTua.com – Tak terbantahkan, 2023 adalah tahunnya Ducati. Pertanyaannya, apa yang akan terjadi selanjutnya dengan Marc Marquez yang menunggangi Desmosedici pada tahun 2024? Akankah juara dunia 8 kali itu melanjutkan musim dengan lebih berhati-hati? Akankah dia membutuhkan waktu untuk membiasakan diri dengan motor baru seperti yang terjadi pada pembalap lain?

    Musim yang mengesankan dengan jumlah balapan yang dua kali lebih banyak, sehingga dua kali lipat memberi penggemar keseruan sekaligus dua kali lebih banyak cedera. Ditambah format sprint yang baru, membuat keputusan perebutan gelar tetap terbuka hingga balapan final musim ke-39.

    Marc Marquez Seharusnya Bikin Pembalap Ducati Lain Termasuk Bagnaia dan Martin Ketar-ketir

    Francesco Bagnaia terbukti lebih dewasa dan kuat dalam balapan jarak penuh. Jika dihitung hanya poin padarace hari Minggu seperti sebelumnya, pembalap pabrikan Ducati itu akan memenangkan Kejuaraan Dunia satu seri lebih awal. Namun penantangnya Jorge Martin lebih baik dalam sprint race dan poin yang dikumpulkan dari balapan jarak pendek memberinya peluang untuk memenangkan gelar hingga akhir.

    Terlepas dari semua keseruan tersebut, tidak dapat disangkal bahwa Ducati jelas merupakan pemenang terbesar. The Reds bersikap seolah-olah mereka tidak peduli apakah pembalap pabrikan mereka atau pembalap tim satelit Pramac Jorge Martin yang akan memenangkan gelar untuk pabrikan Borgo Panigale.

    Ducati menang dalam segala hal dan juga menempatkan Marco Bezzecchi dan Johann Zarco di peringkat 3 dan 5 di klasemen. Hanya Brad Binder dari tim Red Bull KTM yang mematahkan dominasi total skuat asal Italia itu dengan menempati peringkat 4 di Kejuaraan Dunia.

    2023 adalah tahun Ducati. KTM belum cukup berkembang, kebangkitan Aprilia agak terhenti setelah tahun 2022 dan dua pabrikan Jepang yakni Yamaha dan Honda kesulitan secara memalukan.

    Hal ini juga ditetapkan untuk tahun 2024 Ducati akan datang dengan kekuatan penuh. Bahkan pembalap Ducati terbaik pun bisa menderita karena tidak bisa tidur setiap malam, karena tahun depan pembalap terbaik dalam 1 dekade terakhir yakni Marc Marquez juga akan menunggangi Desmosedici.

    Marc Marquez - Ducati
    Marc Marquez – Ducati

    Akhir dari Sebuah Era

    Penampilan perpisahan Marc Marquez bersama Honda pada akhir musim di Valencia merupakan sebuah balapan terakhir yang spektakuler, cocok untuk seorang legenda. Dia gagal finis di balapan utama, yang juga merupakan crash ke-29 yang dialami Baby Alien tahun ini. Namun yang terpenting dia naik podium pada sprint hari Sabtu atau podium terakhir dengan RC213V, yang sekali lagi dia raih setelah melawan segala rintangan.

    “Kamu kenal aku,” tegas Marc sambil tersenyum penuh arti, setelah dia membuktikan bahwa motor yang tidak kompetitif tidak bisa memperlambatnya, bahkan di trek sempit sekalipun. Rider berusia 30 tahun itu akhirnya berjuang untuk naik dari posisi ke-9 di grid ke posisi ke-3 hanya dalam satu lap.

    Rasa terima kasih yang emosional kepada Honda, setelah 11 tahun yang mengesankan dengan menorehkan 6 gelar juara dunia dari 7 musim pertama, diikuti dengan 4 tahun di mana ‘keajaiban’ itu perlahan menghilang. Motorlah yang mengecewakannya. Crash parah yang dialaminya pada awal musim 2020 di Jerez terjadi ketika dia berusaha mencapai lebih dari yang sebenarnya bisa dicapai.

    Menurut pernyataan Marc sendiri, keterpurukkan ini terjadi akibat dari kesalahan terbesarnya karena dia ingin kembali mengendarai Repsol Honda-nya hanya 4 hari pasca operasi lengan atas. Hal ini menghambat kesembuhannya dan setelah total menjalani 4 kali operasi dan hampir 2 tahun kemudian,  akhirnya lengannya dapat pulih dengan benar.

    Marc harus disalahkan atas kesalahan Honda dalam pengembangan RC213V. Bukannya membantu memperbaiki, kejeniusannya malah digunakan untuk menutupi masalah motornya.

    Era Marc Marquez di Honda ditutup dengan crash terakhirnya di balapan terakhirnya untuk tim pabrikan Repsol-Honda, dan 2 hari kemudian babak baru dibuka di garasi Gresini-Ducati.  Mengenakan baju balap perpaduan warna hitam dan merah yang menawan, Marc pertama kali mengenal Desmosedici GP23 yang baru saja memenangkan kejuaraan dunia pada tes di Valencia.

    Benar sekali. Pada 7 lap pertamanya, dia sudah berada di posisi ke-3 dalam timesheets. Saat kembali ke pit Gresini-Ducati dan melepas helm, Marc terlihat tersenyum. Tentu saja, Marc kemudian menjadi lebih cepat dan bahkan sempat memimpin klasemen. Pada akhirnya, pembalap Spanyol itu berada di posisi ke-4 di belakang pembalap tercepat Maverick Vinales, Brad Binder dan Marco Bezzecchi yang unggul 0,1 detik dari rekan semerek barunya itu. Sedangkan Juara Dunia Pecco Bagnaia lebih lambat 0,5 detik.

    BTW, Bez sudah 2 tahun mempelajari ‘rahasia’ Desmosedici, sedangkan Marc baru melahap 49 lap dalam beberapa jam. Ini sebuah tanda yang jelas.

    Berulang kali Marc Marquez menyatakan bahwa alasan utama dia meninggalkan zona nyamannya di Honda adalah untuk menikmati balapan lagi dan dia tidak akan terlalu memikirkan hasil. Itu semua baik dan bagus, namun para rivalnya perlu menyadari apa arti sebenarnya dari kata-katanya tersebut.

    Bagi Marc, keseruan balapan mungkin tidak datang dari hasil. Dia berusaha mengalahkan pembalap lain. Hasilnya kemudian terlihat secara alami.

    Jika masih ada keraguan tentang niatnya, usai tes Valencia dia langsung pergi ke ruang operasi untuk menyingkirkan keluhan arm pump-nya. Marc jelas berniat siap dalam segala hal, baik tubuh maupun pikiran untuk kembali menang.

    Tentu saja, ini hanya sebuah test saja. Dan Marc hanyalah salah satu pembalap dari 8 armada Ducati yang beranggotakan 8 pembalap. Sisanya termasuk Pecco Bagnaia dan Jorge Martin, seharusnya tidak merasa terlalu nyaman.

    Pemegang gelar antara tahun 2020 dan 2023 mendapatkan keuntungan dari jeda, atau semacam pemerintahan sementara karena Marc absen dan kini dia kembali dengan motor terkuat di lintasan. Dan dia tidak meninggalkan Honda ke Ducati untuk pergi berlibur.

    © ridertua.com

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini