Categories: MotoGP

Luca Marini : Duel yang Apik dan Fair

RiderTua.com – Meningkatnya tekanan udara sehingga menurunkan cengkeraman pada roda depan membuat agresivitas Luca Marini menurun. Meski demikian, pembalap Mooney VR46 itu berhasil naik podium setelah finis ke-3 dalam balapan sprint di GP Thailand.

“Balapan yang bagus dengan duel yang apik dan fair,” kata Maro usai sprint di sirkuit Chang. Marini berhasil start dengan cemerlang dari posisi ke-2 di grid. Dia sempat unggul sebentar pada start lurus, tetapi pole setter Jorge Martin dengan keras mengerem dan kemudian menyalip Marini untuk memimpin balapan sebelum tikungan start.

“Pada awalnya saya tidak memiliki kepercayaan diri penuh, saya cukup lambat, sehingga Martin mampu menjauh dan memimpin. Saya mencoba mengejar, tapi tidak mungkin,” kata pembalap berusia 25 tahun itu menggambarkan fase awal balapan, di mana dia berada di posisi ke-2.

Luca Marini : Duel yang Apik dan Fair

Hasil Sprint Race MotoGP Thailand 2023

Kemudian dalam beberapa lap Brad Binder mencoba untuk menyalip Luca Marini, yang akhirnya berhasil dilakukan pembalap Red Bull KTM itu di lap ketujuh. “Saat Binder menyalipku, saya langsung mencoba melakukan serangan balik. Tekanan udara di salah satu ban depan meningkat drastis dan saya tahu saya tidak bisa menunggu terlalu lama untuk melakukan serangan balik terhadap Binder. Tapi Binder melakukan late braking di mana-mana dan dia mampu berakselerasi dengan sangat keras. Cengkeraman yang dia miliki saat berakselerasi sangat besar. Itu membuat sangat sulit untuk menyalipnya,” ungkap adik Valentino Rossi itu.

Marini tak mau menyerah begitu saja. “Spekulasi saya, tekanan ban di ban depannya lebih besar dari ban saya, karena dia melaju lebih agresif untuk bisa menjadi yang terdepan dari baris kedua. Dia tidak akan mampu mempertahankan kecepatan tersebut karena berkurangnya grip di bagian depan. Itu belum bisa dipastikan. Malah saya yang semakin bersusah payah dengan berkurangnya grip di roda depan dan akhirnya harus melepaskannya. Duel melawan Binder tidak pernah mudah dan hari ini saya tidak bisa mengalahkannya. Besok segalanya mungkin akan terlihat berbeda lagi,” ujar Maro.

Luca Marini
Luca Marini

Namun di hari Sabtu, tidak ada tanda-tanda kurangnya traksi pada roda belakang yang sempat dikeluhkan Marini pada latihan hari Jumat. “Ya, dalam hal ini Ducati-ku bagus, tapi belum cukup bagus. Martin melakukan pekerjaannya dengan baik, dia merasa nyaman dengan motornya dan setiap kali dia membuka throttle, dia menjauh dari semua pembalap lainnya. Kita harus berupaya untuk lebih meningkatkan poin ini. Mungkin keseimbangan tenaga akan berubah jika kami menempuh jarak balapan penuh dengan ban belakang hard besok,” ungkap rekan setim Marco Bezzecchi itu.

Di GP India sebulan lalu, Marini mengalami patah tulang selangka kirinya saat melakukan manuver yang terlalu optimis. “Bahuku masih terasa sakit saat melibas tikungan kiri. Di tikungan kiri yang panjang dan cepat, di tikungan 4 dan kemudian di tikungan 5  saya tidak bisa menekan setang cukup keras. Di sektor ini saya kalah 0,2 detik di kualifikasi. Memang begitulah adanya, saya harus melaju lebih cepat di tikungan lain,” ujar pembalap suami Marta Vicenzi itu.

Marini juga berpendapat bahwa ban dan kondisinya akan sangat menentukan dalam balapan utama hari Minggu. Dia menjelaskan, “Keausan ban bukanlah masalah utama, tapi penurunan cengkeraman karena tekanan ban meningkat selama balapan, sehingga mengurangi cengkeraman. Bagian belakang ban mempunyai kompon karet yang keras di tengah tapaknya. Jika kita berakselerasi dengan sedikit bersandar pada kompon karet ini, ban belakang cenderung spin, sehingga meningkatkan suhu.”

“Jika kita membalap 7 atau 8 lap seperti ini, keadaan malah menjadi lebih buruk. Saat suhu naik, roda belakang semakin berputar dan daya cengkeram ban terus berkurang. Satu-satunya cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan mengerem terlambat sebelum tikungan dan usahakan sedikit melindungi ban saat berakselerasi saat keluar tikungan. Tapi kalau mau menyalip pembalap lain, itu tidak mungkin, kita harus berakselerasi dengan tenaga penuh untuk mengimbangi jarak beberapa meter dan menyalip,” kata Marini menggambarkan dilema suhu-wheelspin.

Ini hanya bekerja lebih baik jika kita tidak perlu menyalip sama sekali. “Saat kita memimpin, kita dapat mengatur suhu ban dengan lebih mudah. Itu sebabnya start sangat penting,” pungkas Luca Marini sambil tersenyum melihat posisi startnya (ke-2) yang akan menjadi starter di GP Thailand.

Mimi Carrasco

Leave a Comment

Recent Posts

Pedro Acosta : Tak Ada Pembalap KTM yang Berani Mengeluhkan Getaran Pada Motor?

RiderTua.com - Seperti pada seri sebelumnya, penampilan Pedro Acosta di Le Mans juga membuat kagum. Rookie tim GASGAS Tech3 itu…

17 Mei 2024

Subaru Catat Kenaikan Penjualan Mobilnya di Q1 2024

RiderTua.com - Meskipun Subaru kembali hadir di Indonesia, mereka telah menghadirkan sejumlah mobil disini. Dari SUV sampai mobil sport, semuanya…

17 Mei 2024

Mobil LCGC Daihatsu Tetap Memimpin Penjualan Bulan Lalu

RiderTua.com - Daihatsu dan beberapa merek mobil lainnya di Indonesia mengalami penurunan penjualan yang cukup signifikan pada April lalu. Beberapa…

17 Mei 2024

Mitsubishi Yakin Target Penjualan Mobil Tahun Ini Bisa Tercapai

RiderTua.com - Mitsubishi mengalami penurunan penjualan mobil yang cukup drastis di Indonesia pada bulan lalu. Tidak hanya mereka saja, banyak…

17 Mei 2024

Kawasaki Meguro K3 : Model Klasiknya Masih Dipertahankan, Harga Rp 140 Jutaan

RiderTua.com - Sejak tahun 1960-an, Kawasaki dan Meguro sudah lama menjalin kerja sama yang sampai sekarang pun juga masih merilis…

17 Mei 2024

Honda, Yamaha dan Aprilia Melakoni Tes di Mugello

RiderTua.com - Sesuai aturan konsesi yang baru, sebagai pabrikan yang menempati peringkat D Honda dan Yamaha memiliki kebebasan untuk melakukan…

17 Mei 2024