RiderTua.com – Pada Grand Prix pertama di Sirkuit Mandalika tahun lalu, Fabio Quartararo merebut pole position dan finis kedua di belakang pemenang Miguel Oliveira pada wet race. 1,5 tahun berselang, ketika dia kembali ke Lombok, pembalap Yamaha itu awalnya berada di posisi ke-12 di FP1 pagi hari.
Tetapi kemudian naik ke posisi ke-10 dalam perburuan waktu di sore hari, hanya kalah 0,8 detik dari pembalap tercepat Aleix Espargaro dan juga pada top speed 312,2 km/jam hanya kalah kurang dari 2 km/jam. Namun trek lurus terpanjang hanya mencapai 507 m.
Fabio Quartararo : Ban Baru Membuat Masalah Traksi Kami Semakin Parah
“Saya melakukan beberapa lap dengan sangat baik, terutama dalam time attack. Namun bendera kuning dua kali dikibarkan jadi lap bagus sayaku dibatalkan,” keluh Fabio Quartararo.
Meski demikian, juara dunia MotoGp 2021 itu merasa puas dengan hasil yang dicapainya dan tim pabrikan Yamaha. “Hari yang positif. Saya harap kami bisa sedikit lebih berkembang pada hari Sabtu,” ungkap rider berusia 24 tahun itu.
Kelemahannya adalah konstruksi ban baru yang dikirimkan Michelin ke Indonesia. “Awalnya tidak jelas bagiku apakah casingnya berbeda dibandingkan tahun lalu. Itu sedikit mengecewakan karena saya tahu konstruksi yang lebih soft lebih baik bagi kami. Karkas yang lebih kaku membuat masalah traksi kami semakin parah,” ungkap Quartararo.
Sejurus kemudian El Diablo mengoreksi pernyataannya, “Pada kenyataannya, motor kami bereaksi sama terhadap semua konstruksi ban. Namun karkas yang lebih kaku merupakan keuntungan bagi pembalap lain, semakin kaku konstruksinya semakin cepat pembalap lain melaju. Sebaliknya, kami tidak bisa berbuat apa-apa dengan semua konstruksi itu!”
