Categories: MotoGP

Lin Jarvis : Yamaha Tak Akan Sukses Tanpa Konsesi

RiderTua.com – Lin Jarvis : Yamaha tidak akan sukses jika tanpa konsesi? Saat ini Honda dan Yamaha sangat tertinggal di MotoGP. Duo pabrikan asal Jepang itu keteteran melawan pabrikan Eropa Ducati, KTM dan Aprilia. Sejauh ini Yamaha hanya meraih 2 podium dalam 14 Grand Prix pada hari Minggu (Fabio Quarataro dua kali finis ke-3 di Texas dan India). Dorna ingin memperkenalkan peraturan konsesi baru sejak TT Assen pada akhir Juni lalu. Hal ini dimaksudkan agar pabrikan yang tidak kompetitif dapat berkembang lebih cepat dan menutup kesenjangan dengan tim pemenang.

Namun, meski Aprilia siap memberikan konsesi tertentu, Pierer Mobility AG (KTM) mengambil sikap lain. “Peraturan MotoGP ditetapkan hingga akhir tahun 2026. Dan kami tidak melihat alasan untuk mengubah apa pun sebelum itu,” kata Pit Beirer (direktur motorsport Pierer Mobility AG dengan merek KTM, GASGAS, Husqvarna dan pemilik 25,1 persen saham di MV Agusta).

Dan sejauh ini, anggota aliansi pabrikan belum mencapai kemajuan apa pun dalam diskusi tersebut. Orang-orang Eropa tetap teguh dengan pendirian mereka. Honda tanpa kemenangan pada tahun 2023 dan terakhir Marc Marquez finis di posisi ke-3 di Motegi, sementara Yamaha menjadi juara dunia pada tahun 2021 dan runner-up pada tahun 2022.

Lin Jarvis : Yamaha Tak Akan Sukses Tanpa Konsesi

Dan seperti diketahui, Aprilia dan KTM ingin mengakhiri dominasi Ducati yang luar biasa. Stefan Pierer (CEO Pierer Mobility AG) berpendapat bahwa orang Jepang terlalu ‘gengsi’ menerima hadiah seperti konsesi dari rival mereka.

Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis menjelaskan, “Saat ini bukan waktunya bagi pabrikan Jepang untuk menjaga ‘gengsi’. Saat kita berada di balapan, kita harus mengambil setiap peluang yang membantu kita menjadi kompetitif. Dalam kasus kami, ini tentang kembali ke situasi kompetitif. Yamaha sepenuhnya terbuka terhadap konsesi baru. Di masa lalu, Honda dan Yamaha telah memberikan konsesi ini kepada pabrikan lain ketika mereka memasuki pasar.”

Franco Morbidelli – Fabio Quartararo

“Demi kepentingan olahraga, kita berbicara tentang penonton di lintasan dan di depan televisi, operator lintasan, promotor, FIM dan semua orang yang terlibat, penting untuk memiliki 5 pabrikan kompetitif dalam kompetisi. Saat ini kita menghadapi situasi yang sangat aneh dan tidak biasa. Tiga pabrikan Eropa tiba-tiba memimpin dan menjadi sangat kuat. Sebaliknya, pabrikan-pabrikan Jepang sedang dalam masalah. Idealnya, situasi ini harus diperbaiki. Namun hal ini jelas bagi kami, kami tidak bisa mendapatkan konsesi lagi pada tahun kalender saat ini,” imbuh Jarvis.

Keistimewaan apa yang diinginkan Yamaha? “Lebih dari segalanya, lebih banyak alokasi ban akan membantu kami. Kami juga ingin pembalap reguler kami dapat melakukan tes di lintasan yang lebih berbeda dari jumlah terbatas yang diperbolehkan saat ini. Jadi lebih banyak tes dengan ban dan lebih banyak waktu tes, ditambah paket aero tambahan untuk sisa musim ini,” jawab Lin Jarvis.

Jarvis menambahkan, “Kita mungkin tidak membutuhkan lebih dari dua yang sebelumnya. Tapi jika kita punya kesempatan untuk mendapatkan paket ketiga, itu akan berguna karena kita pasti punya beberapa hal yang harus dilakukan dalam hal aerodinamis. Mungkin bebas dalam pengembangan mesin setelah awal musim juga akan diterima. Yang penting adalah, kami dapat melakukan tes lebih banyak dan kemudian menggunakan hasil positif dari tes tambahan selama musim di balapan.”

Jarvis membantah klaim bahwa regulasi MotoGP dibekukan hingga akhir 2026, sehingga tidak ada konsesi yang bisa diberikan kepada Honda dan Yamaha. Bos balap asal Inggris itu menegaskan, “Itu tidak benar. Hanya konsep dasar dari peraturan terpenting yang didefinisikan dengan jelas. Ini tentang perpindahan kubikasi motor, jumlah silinder, batas berat dan sebagainya. Namun peraturan lainnya terus-menerus di’bengkok’kan dan diubah selama 5 tahun.”

“Tidak benar bahwa semua rincian peraturan teknis tidak dapat disangkal mulai hari pertama hingga hari terakhir. Menurutku peraturan perlu disesuaikan dari waktu ke waktu seiring dengan perubahan keadaan. Kami tidak menginginkan perubahan yang memberi kami keuntungan teknis. Kami tidak ingin 10 hp lebih sedikit atau 20 hp lebih banyak dari pabrikan lain. Kami hanya menginginkan beberapa keuntungan yang akan membantu kami kembali ke level rival kami,” pungkas Lin Jarvis.

Mimi Carrasco

Leave a Comment

Recent Posts

Johann Zarco : Bukan Drama, RC213V yang Baru Tidak Ada Kemajuan

RiderTua.com - Pada tes MotoGP hari Senin di Jerez, 4 pembalap Honda Joan Mir, Luca Marini, Takaaki Nakagami, dan Johann…

2 Mei 2024

Tesla Cybertruck akan Dikirim ke Indonesia Mulai Tahun Depan

RiderTua.com - Tesla telah memulai pengiriman Cybertruck di Amerika Serikat tahun lalu, meski untuk pasar global juga tengah dilakukan. Namun…

2 Mei 2024

Sergio Garcia : Saya Belum Masuk Radar Mana Pun!

RiderTua.com - Tak ada yang menyangka, pendatang baru tim MT Helmets - MSI,  Sergio Garcia (Boscoscuro) berhasil memimpin klasemen Kejuaraan…

2 Mei 2024

Wuling Hanya Sediakan Satu Varian Untuk Cloud EV

RiderTua.com - Wuling Cloud EV kini sudah bisa dipesan oleh konsumen Indonesia beberapa bulan setelah modelnya diperkenalkan ke publik. Mobil…

2 Mei 2024

Warna Baru Yamaha Aerox 155, Tampilan Makin Elegan

RiderTua.com - Hong Leong Yamaha Motor, distributor sepeda motor di Malaysia luncurkan skutik sporty NVX 155 atau Aerox 155 dapat…

2 Mei 2024

DFSK Seres Ingin Kuasai 30 Persen Pasar BEV di Indonesia!

RiderTua.com - Seres menjadi salah satu merek mobil listrik yang hadir di Indonesia. Merek dari DFSK tersebut sejauh ini baru…

2 Mei 2024