RiderTua.com – Insentif atau subsidi yang diterapkan di Indonesia hanya diberikan untuk mobil listrik, bukan mobil hybrid. Padahal teknologi hibrida masih bisa mengurangi emisi secara signifikan jika dibandingkan dengan mobil konvensional atau ICE. Sepertinya kini pemerintah mulai menyadari akan hal itu, dan memberi tanda soal penerapan insentifnya. Namun kapan bisa dimulai masih belum diputuskan.
Mobil Hybrid akan Segera Mendapatkan Insentif
Baik mobil hybrid biasa, mild hybrid, maupun plug-in hybrid (PHEV) sejatinya masih dapat mengurangi emisi hingga 50 persen atau lebih dari itu. Namun pada awalnya pemerintah tidak mau memberikan keringanan harga untuk mobil jenis ini karena masih menghasilkan emisi. Sehingga inilah yang membuat mobil listrik mendapatkan keringanan harga dalam bentuk subsidi dan berlaku hingga akhir tahun ini.
Tapi sepertinya pemerintah mulai berubah pikiran, dan mobil hybrid memang menghasilkan emisi lebih sedikit dari mobil biasa. Inilah yang memunculkan pertimbangan untuk menghadirkan keringanan harga bagi mobil jenis ini. Hanya saja belum ada penjelasan mengenai mobil hibrida mana saja yang bisa mendapatkannya.
Belum Diputuskan
Sebenarnya mobil hybrid saat ini sudah mendapatkan insentifnya, tapi itu saja masih dirasa belum cukup untuk mengurangi harganya secara signifikan. Terlebih agar elektrifikasi bisa berjalan maksimal, keringanan harga ini tidak hanya diberikan untuk mobil rakitan lokal saja, tetapi juga mobil CBU. Cara ini cukup efektif dan sudah diterapkan di Thailand dan Malaysia.
Memang inilah yang menjadi pertimbangan, meski mereka belum memastikan apakah semua jenis mobil bisa mendapat insentif. Apalagi mengenai rincian potongan harga yang diberikan dan kapan segera diberlakukan. Pemerintah melalui Kemenperin masih akan terus mendiskusikannya lebih lanjut.
Sementara itu, mobil listrik masih tetap mendapatkan subsidi hingga akhir tahun. Hanya saja keringanan harga ini hanya diberikan untuk model rakitan lokal seperti Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air EV.
