RiderTua.com – Bersama Gresini Ducati, dengan menunggangi Desmosedici GP21 Enea Bastianini mengguncang jagat MotoGP tahun lalu setelah menyelesaikan musim sebagai peringkat 3 dalam Kejuaraan Dunia meskipun di tim satelit. Namun kini, rider berusia 25 tahun itu mengalami kesulitan sejak pindah ke tim pabrikan dengan GP23 terbaru dan diperparah dengan cedera di awal musim.
Sebenarnya Bestia berencana kembali bertarung untuk memperebutkan podium pada paruh kedua musim ini. Secara fisik, pembalap asal Rimini-Italia itu sebagian besar telah pulih dari cedera patah tulang belikat (crash dalam sprint di Portimao pada 25 Maret) yang dideritanya.
Bastianini Kesulitan Apakah Pengembangan Ducati Fokus ke Pecco Bagnaia?
Namun sejauh ini Bastianini masih jauh dari kata sukses. Setelah mencetak waktu di sesi pemanasan terbaik, dia harus puas finis di posisi 10 setelah ban belakangnya aus parah di Red Bull Ring. Sebaliknya, rekan setimnya Francesco ‘Pecco’ Bagnaia memperbesar keunggulannya di puncak klasemen menjadi 62 poin dari peringkat 2 Jorge Martin setelah mencetak hat-trick di GP Austria (pole position, menang di sprint dan balapan hari Minggu).
“Mentalku tidak mengalami depresi. Karena saya tahu apa yang bisa saya lakukan. Saya tidak ragu tentang itu. Ini semua tentang menyatukan segalanya. Segalanya tampak bertentangan dengan kita saat ini. Sesuatu terjadi setiap saat, kita tidak pernah menemukan situasi yang mudah. Saya menunggu untuk momenku,” jelas Bestia sambil tersenyum, yang baru comeback sejak GP Mugello pada bulan Juni dan saat ini berada di peringkat 18 dalam klasemen.
Jelas sekali, Bastianini belum menemukan feeling yang tepat untuk GP23. Bahkan Pecco Bagnaia mengakui bahwa Desmosedici terbaru membutuhkan lebih banyak pekerjaan dibandingkan GP22 tahun lalu misalnya dengan penyetelan engine brake, seperti yang diungkapkan Juara Dunia MotoGP 2022 itu pada akhir pekan lalu.
“Satu hal yang baik tentang motor lama adalah set-up yang sama dapat diterapkan di trek mana pun. Kita harus bekerja keras dengan motor baru (GP23). Motor baru ini menawarkan cengkeraman yang lebih baik ketimbang yang lama, tetapi selanjutnya kami mengalami lebih banyak kesulitan dalam melakukan hal lain. Motornya sedikit tidak stabil, jadi kita harus lebih melatihnya,” jelas Pecco Bagnaia.
Oleh karena itu, bukan suatu kebetulan bahwa biasanya pemimpin klasemen itu tidak mampu mencatatkan waktu teratas sejak sesi pertama pada hari Jumat. “Dengan motor baru, selalu sulit di awal balapan akhir pekan. Tapi kita sudah tahu persis harus mulai dari mana. Balapan yang Enea lewatkan di awal musim membuat kemajuan ini berjalan lebih lambat. Tapi feelingnya terhadap motornya semakin baik, saya yakin itu,” tambah Pecco menyemangati rekan setimnya itu.
Apakah Bastianini bisa tenang meski melangkah lebih jauh dari GP21 ke GP23? “Ya, tapi menurutku Pecco masih lebih unggul karena motor ini lebih sesuai dengan karakteristiknya dibandingkan saya. Dia juga harus beradaptasi, tentu saja, karena dia juga punya motor yang berbeda dari yang dia kendarai sekarang. Tapi aku harus mencari cara lain,” jawab Bestia.
Usai GP Austria, anak asuh manajer Carlo Pernat itu mengatakan, “Akhir pekan dimulai dengan cukup baik, setelah sesi pertama saya merasa puas. Tetapi ketika kami mulai membuat beberapa perubahan, kami mengalami sedikit kemunduran. Pada hari Minggu pagi saat pemanasan, motornya kembali sangat mirip dengan sewaktu kami mulai. Itu berarti kita harus beradaptasi dan memahami basic itu.”
Tes hari Senin di Misano pada tanggal 11 September mendatang dapat membantu dalam hal ini. “Ya, kami tentu akan berusaha keras untuk tes tersebut. Karena kita tidak bisa melakukan itu pada balapan akhir pekan, jadi kami lebih konservatif. Tapi kami akan mencoba sesuatu di Barcelona dan kemudian di Misano. Pasti kami akan meningkat lebih jauh selama tes tersebut,” pungkas Enea Bastianini.