RiderTua.com – Fabio Quartararo terpaksa masuk pit untuk berganti motor usai insiden kontak dengan Luca Marini yang mengakibatkan fairingnya lepas sehingga Yamaha M1 nya mirip naked bike. Dengan motor kedua, rider berusia 24 tahun itu menunjukkan balapan yang kuat untuk mengejar dari posisi terakhir di grid yang merupakan terburuk sepanjang karir MotoGP-nya.
Quartararo mencapai titik terendahnya pada hari Sabtu (hujan) di Silverstone, di mana dia masih menang pada 2021. Dia hanya berada di posisi ke-22 sekaligus terakhir di kualifikasi, dan finis ke-21 atau kedua dari belakang dalam sprint race. Dalam balapan utama pada hari Minggu segalanya berjalan jauh lebih baik untuknya, tetapi pada akhirnya dia hanya finis di posisi ke-15.
Insiden dengan Luca Marini, Fabio Quartararo : Bukan Kesalahan Itu Bisa Saja terjadi
Karena tiga lap sebelum akhir, Fabio Quartararo bertabrakan dengan Luca Marini dalam perebutan posisi ke-7 sehingga M1-nya kehilangan sebagian besar fairing. Itu sebabnya Fabio terpaksa melakukan pertukaran motor. Peralihan ke motor kedua dengan ban hujan diperbolehkan karena mulai turun hujan.

Setidaknya hingga kejadian tersebut, El Diablo menunjukkan balapan yang bagus. “Ya. Kami mencoba fairing baru, kami menggunakan peredam dan swing arm yang berbeda. Saya belum pernah menguji motor dengan set-up ini, tetapi saya katakan kami harus mencobanya. Hal utama adalah melihat bagaimana fairing mempengaruhi handling,” jelas rider asal Nice-Prancis itu.
Rekan setim Franco Morbidelli itu menambahkan, “Menurutku kita bisa memahaminya dengan baik di trek ini karena ada banyak perubahan arah yang cepat. Kami tidak tahu bagaimana pengaruhnya terhadap kemiringan wheelie karena kita tidak memiliki fase akselerasi yang cukup di sini. Kita akan melihatnya di Austria.”
Mengenai insiden dengan Marini, Quartararo berkata, “Itu bahkan bukan sebuah kesalahan. Ketika kita berjuang keras untuk menyalip seorang pembalap, kita begitu terdesak hingga batasnya sehingga kita harus berusaha keras. Pada akhirnya, itu hal-hal yang terjadi. Sayangnya saya kehilangan seluruh fairing. Tapi ya, itu bisa saja terjadi.”
“Naik dari posisi ke-22 di grid ke posisi ke-7 sangat bagus. Lalu apa yang terjadi, itu sulit. Saat kita menyalip seorang pembalap dan mereka menyalip kita kembali ke bawah sambil menatap lurus ke arah kita, itu membuat frustrasi. Tapi bagi saya itu adalah balapan terbaik yang bisa saya tunjukkan. Tentu, posisi ini tidak kami inginkan tetapi kami tahu kecepatannya ada di sana,” lanjut juara dunia 2021 itu mencoba menekankan aspek positifnya.
Namun, Yamaha tidak menemukan basis baru. “Kita tidak bisa beralih dari motor standar kita ke yang ini. Ada begitu banyak perubahan dan saya belum merasa lebih baik. Ya, saya bisa menyalip di balapan, tapi saya juga mengambil lebih banyak risiko dari posisi terakhir di grid,” kata Quartararo.
“Kami akan menjaga fairingnya, yang sangat menarik. Kami melihat bahwa handlingnya tidak buruk dan mudah-mudahan downforcenya juga lebih baik. Saya pikir kami akan menggunakan motor standar kami dengan fairing baru untuk Red Bull Ring,” ujar pembalap pabrikan Yamaha itu.
Selain sayap baru, fairing ini juga memiliki apa yang disebut ‘saluran downwash’ ala Ducati, yaitu diffuser di area bawah fairing samping tepat di belakang roda depan. Quartararo belum mau memberikan penilaian akhir soal ini.
“Menurutku kami perlu menggunakannya di lebih banyak trek untuk benar-benar melihat manfaatnya. Tapi memang benar itu tidak lebih buruk. Kami menguji tiga varian fairing di pramusim dan ketiga varian tersebut jelas lebih rendah. Dengan fairing ini tampaknya setidaknya sama atau lebih baik,” pungkas El Diablo.