RiderTua.com – Setelah 3 tahun mengalami masa suram dalam karir balap MotoGP, kemana lagi Marc Marquez harus mencari cara agar dia kembali termotivasi? Rider Repsol Honda itu telah absen di 5 dari 9 seri pertama musim ini karena cedera, crash di Portimao, Le Mans, Mugello dan Silverstone. Dan di GP Inggris, Honda kembali bernasib buruk setelah keempat pembalapnya gagal mencetak poin. Terutama tim pabrikan Repsol-Honda yang dihancurkan oleh crash yang dialami Marquez dan Joan Mir dan tertahan di peringkat 11 sekaligus yang terakhir di klasemen tim.
Raksasa Jepang lainnya Yamaha tidak tampil lebih baik di Silverstone. Fabio Quartararo kontak dengan Luca Marini di lap 17 yang mengakibatkan fairingnya lepas. Dia terpaksa harus masuk pit dan berganti motor. Dengan motor kedua, rider asal Prancis itu melesat dari posisi terakhir ke posisi 15 dan berhasil mencetak 1 poin. Sementara itu, Franco Morbidelli mencetak 2 poin setelah finis di depan rekan setimnya itu.
Gagal Maning Gagal Maning, Marc Marquez Crash di GP Silverstone
Meski begitu Marc Marquez meyakinkan bahwa dia senang dengan akhir pekan di Silverstone. “Saya puas dengan akhir pekan ini. Karena targetku adalah membangun rasa percaya diri dan menemukan set-up dasar untuk motor lagi. Kami telah berhasil melakukannya sampai batas tertentu,” kata juara dunia MotoGP enam kali itu.

Baby Alien melanjutkan, “Tapi kami membutuhkan lebih banyak balapan, lintasan yang berbeda, dan situasi yang berbeda. Secara keseluruhan, itu adalah 3 hari yang stabil dan saya dalam performa yang baik dan mampu mengendalikan diri. Tentu saja saya akan dituduh menabrak saat balapan ketika saya berada di 10 besar. Tapi itu ada hubungannya dengan situasi yang sangat disayangkan yang bisa terjadi dalam balapan.”
“Masalahnya adalah wingletku patah di lap pertama. Akibatnya, saya kehilangan waktu saat berakselerasi sehingga cukup sulit untuk mengendalikan motor. Tapi saya memaksakan diri untuk tetap tenang, saya membalap dengan ritme saya seperti saat latihan, sebagian besar dalam 2:01,5 menit. Kemudian mulai memacu dan saya tidak ingin mengambil risiko apa pun, jadi Bastianini menyalipku,” imbuh rider asal Cervera-Spanyol itu.
Ujung tombak Honda itu menambahkan, “Biasanya saya mengambil lebih banyak risiko saat hujan, tetapi saya tidak melakukannya hari ini. Tapi di tikungan 10 dan 11 agak lebih basah dibanding di tikungan lainnya. Saya mulai sedikit slide, jadi saya keluar ke kiri untuk menghindari crash atau benturan. Namun saat itu juga, Bastianini juga terpeleset, dia juga banting setir ke kiri. Saya tidak tahu apakah saya menyentuhnya, mungkin kontak ringan. Ya, kami jatuh. Tapi crash seperti ini tidak menghilangkan kepercayaan diriku.”
Apa yang dipelajari Marc Marquez dari balapan ini, meski belum pernah mencetak poin pada race hari Minggu tahun ini? “Saya pergi bekerja akhir pekan ini dengan sikap yang sama sekali berbeda. Saya tidak memperhatikan waktu, saya lupa segalanya dan mengandalkan feelingku. Ketika saya merasa tidak nyaman dalam sprint, saya tidak memacu,” jawab rider berusia 30 tahun itu.
“Hari ini saya mengambil lebih banyak risiko, bahkan saat pemanasan karena saya memiliki feeling yang baik di pagi hari. Sebenarnya saya ingin mengalami akhir pekan yang bebas crash. Jadi setidaknya tanpa crash karena terlalu banyak risiko. Crash hari ini tidak ada hubungannya dengan motor. Saya tidak membalap melebihi limit saya, itu hanya situasi yang tidak menguntungkan,” pungkas kakak Alex Marquez/Gresini Ducati (juga crash di GP Silverstone) itu.
Apa yang terjadi dengan Marc Marquez yang meraih 12 kemenangan dan 6 kali finis di posisi ke-2 dalam 19 balapan di tahun 2019?
Bisakah pembalap sekaliber Marquez benar-benar merasa bahagia setelah akhir pekan dengan hanya finis ke-19 dalam sprint dan finis ke-13 pada hari Minggu setelah 8 lap dan crash keempat pada balapan keempat hari Minggu?