RiderTua.com – Setelah terpuruk selama 2 tahun di Honda, Alex Marquez menjalani musim pertamanya di tim satelit Ducati Gresini Racing pada 2023. Finis ke-3 di Termas de Rio Hondo adalah performa terbaiknya sejauh ini dengan Desmosedici GP22. Pada tahun 2020, sebagai rookie MotoGP dia dua kali finis ke-2 dengan tim Repsol Honda. Tapi kemudian dipindahkan ke tim satelit LCR untuk tahun 2021 dan terakhir hengkang dari Honda ke Ducati untuk musim ini. Namun kini, juara dunia dua kali (2014 di Moto3 dan 2019 di Moto2) itu fokus untuk menatap masa depan.
Untuk bisa memperebutkan gelar di MotoGP sangat membutuhkan konsistensi. Bagaimana situasi Alex untuk tahun depan? “Kelihatannya cukup bagus. Saya ingin melanjutkan dan tim terbuka untuk itu. Kontrak memberikan kemungkinan ini, baik melalui hasil tertentu atau melalui keputusan kedua belah pihak. Memiliki konsistensi itu penting. Saat kita mengendarai motor baru, kita selalu melakukan beberapa kesalahan. Tahun kedua adalah tentang konsolidasi, begitu juga dengan tim,” tegas rider berusia 27 tahun itu.
Alex Marquez : Tahun Pertama Adaptasi Tahun kedua Konsolidasi
Mungkinkah memenangkan Kejuaraan Dunia MotoGP dalam tim satelit? “Saya kira demikian. Banyak tim satelit yang menggunakan motor pabrikan akhir-akhir ini. Saya rasa, hari ini kita masih tidak dapat mengatakan bahwa ‘entah kita berada di tim pabrikan atau kita tidak dapat melakukan apa pun. Pada akhirnya kita memiliki senjata yang sama, mereka tidak mengecualikan kita. Di tim pabrikan lebih tentang merasa nyaman dengan tim dan kemudian mendapatkan motor pabrikan di sana,” jawab adik Marc Marquez (Repsol Honda) itu.

Alex Marquez kini sudah berusia 27 tahun, betapa cepat waktu berlalu! “Ya, sekarang saya seorang senior di MotoGP,” ujar Alex sambil tersenyum.
Apakah motor MotoGP sekarang terlalu cepat? “Begini, motor cukup cepat tapi tidak terlalu cepat. Jika kita melihat data telemetri setelah beberapa kali crash, kita menyadari seberapa cepat kita sebenarnya. Tabrakan Pol di Portimao misalnya, ketika kita berada di tempat dia jatuh, kita tidak menyadari bahwa kita sedang membalap dengan kecepatan itu. Apa yang terjadi padanya adalah nasib buruk,” jawab rider asal Cervera-Spanyol itu.
Rider Gresini Ducati itu menambahkan, “Baru setelah itu, kita sadar bahwa zona run-off tidak cukup besar. Tetapi jika kita melewati trek dengan berjalan kaki, zona run-off tampak besar. Namun dengan perkembangan motor, beberapa sirkuit menjadi terlalu kecil. Ini bukan lagi tentang seberapa cepat motornya, ini tentang seberapa cepat kita melewati tikungan karena aerodinamika dan semua perangkat itu. Kita akan sampai pada titik di mana rem adalah batasnya. Kami sudah berada di limit, mereka tidak bisa lebih besar.”
Apakah Alex juga membicarakan tentang sepeda motor di rumah? “Tidak banyak. Seperti saat berada di pesawat pada hari Minggu saat kami dalam perjalanan pulang, mungkin saat makan malam dan pada hari Senin saat kami menonton balapan bersama. Tetapi ada saatnya kita harus berhenti. Karena jika tidak, itu akan menjadi putaran tanpa akhir. Pikiran juga butuh istirahat,” pungkas Alex Marquez.