Categories: MotoGP

Peran Besar Seorang Manajer Pembalap dan Manajer Tim MotoGP

RiderTua.com – Sebelum membahas lebih dalam, pertama kita harus membedakan antara manajer pribadi pembalap dan manajer tim MotoGP. Ada perbedaan yang jelas antara kedua posisi ini. BTW, manajer yang baik tidak harus menjadi salesman dan negosiator yang mumpuni, tetapi juga harus sangat berhati-hati dalam menentukan waktu. Tentu saja dalam negosiasi dengan calon ‘majikan’, dia harus mengemukakan kemungkinan opsi lain yang dimiliki pembalapnya, apakah itu benar atau tidak.

Pada akhirnya hal ini akan membantunya mendapatkan tawaran yang lebih tinggi. Tetapi jika alternatif ditutup selama ‘tarik-menarik’, mungkin kita hanya memiliki satu opsi tersisa. Dan kemudian situasi berubah menjadi ‘ambil atau tinggalkan’. Oleh karena itu, waktu yang tepat juga merupakan faktor kunci utama dalam setiap negosiasi.

Peran Besar Seorang Manajer Pembalap dan Manajer Tim MotoGP

Latar belakang manajer pembalap bisa sangat berbeda. Ada yang merupakan agensi yang mewakili atlet, seorang manajer profesional, mantan pembalap yang berbekal pengalaman sebagai pembalap aktif, manajer yang ditunjuk karena memperoleh kepercayaan dari seorang pembalap atau orang tua yang mewakili anak-anaknya sendiri. Dan yang terakhir ada pembalap yang mengatur karirnya sendiri.

Alberto Puig – Marc Marquez

Salah satu pembalap yang telah melewati beberapa tahapan tersebut dalam karirnya adalah Dani Pedrosa. Selama bertahun-tahun Alberto Puig yang notabene adalah mantan pembalap, secara resmi mewakilinya. Saat jalan mereka berseberangan, Dani mengelola urusannya sendiri. Ini artinya, selain harus berjuang memperpanjang kontraknya di Honda, tetapi Dani juga harus bernegosiasi dengan sponsor pribadinya.

Dan akhirnya keputusan Dani ini memakan korban, karena dia jadi kehilangan fokus. Akhirnya dia menyewa agen perwakilan atlet yang berbasis di Amerika Serikat Wasserman Group yang kemudian dia batalkan juga. Wakil Presiden Wasserman Gruop adalah mantan juara dunia motorcross Bob Moore, yang saat ini menjadi manajer Brad Binder (Red Bull KTM).

Masuk akal bila negosiasi dilakukan oleh manajer profesional yang juga akrab dengan paddock. Beberapa manajer dengan profil ini sangat menonjol di MotoGP. Salah satunya adalah Carlo Pernat yang sangat terkenal. Seorang manajer gaek yang mengelola beberapa legenda balap seperti Loris Capirossi, Marco Simoncelli, Andrea Iannone dan yang kini menangani Enea Bastianini dan Tony Arbolino.

Tetapi hal yang paling mencolok tentang karir Pernat adalah bahwa sebelum dia menjadi manajer pembalap, dia adalah manajer olahraga untuk dua pabrikan yakni Cagiva dan Aprilia. Di sana dia duduk bersama manajer Max Biaggi, Valentino Rossi dan banyak lainnya. Oleh karena itu, tidak ada yang mengetahui rahasia manajemen yang baik selain Pernat.

BTW, tahun ini Fabio Quartararo berpisah dengan manajernya Eric Mahe, yang juga mengelola Loris Baz dan Randy de Puniet. Kini El Diablo dikelola manajemen dari perusahaannya sendiri ‘FQ20’.

Rekan senegaranya Johann Zarco juga memilih manajer baru pada 2023. Sejak berpisah dari Laurent Fellon pada 2018, dia sendiri yang mengurus kontraknya. Sekarang dia telah mempekerjakan Guillaume Valladeau yang juga mengelola atlet sepak bola dan beberapa olahraga ekstrim. Valladeau datang ke Assen dan memperkenalkan diri kepada semua manajer tim MotoGP di sana.

Pertanyaan besarnya, berapa banyak uang yang dihasilkan oleh seorang manajer pembalap? Kecuali manajer dengan koneksi keluarga, seorang manajer menerima antara 5, 10, 15, 20 atau bahkan 25 persen dari kontrak pembalap. Persentase ini sangat bergantung pada gaji pembalap dan cakupan dukungan. Beberapa manajer juga mengurus pembukuan dan pengembalian pajak, sehingga komisinya bisa naik menjadi 25 persen. Fee maksimal 15 persen. Dengan kesepakatan multi-juta, tarifnya seringkali lebih rendah dibandingkan dengan jumlah 5 atau 6 digit.

Manajer pembalap tidak hanya berurusan dengan pabrikan atau tim yang mempekerjakan pembalap mereka, tetapi juga harus berurusan dengan produsen helm, perlengkapan balap dan barang lainnya, serta sponsor pribadi pembalap, karena mereka mengenakan fee untuk minuman berenergi, kacamata hitam, dan iklan serupa.

Peran Manajer Tim

Di Ducati, Yamaha dan KTM, masing-masing manajer timnya adalah Davide Tardozzi, Massimo Meregalli dan Francesco Guidotti. Pada dasarnya mereka adalah manajer pit. Mereka bertanggung jawab atas kelancaran pit selama balapan. Terlepas dari jabatan manajer tim, mereka seringkali tidak bertanggung jawab secara signifikan untuk merekrut pembalap. Selain ketiga merek ini, manajer tim lain ikut cawe-cawe dalam perekrutan pembalap.

Lin Jarvis selaku Managing Director Yamaha Motor Racing adalah orang yang didapuk untuk melakukan negosiasi di Yamaha. Tapi keputusan akhir akan dibuat setelah berdiskusi dengan bos Yamaha dari Jepang. Ini sama dengan KTM, dimana peran ini dilakukan direktur motorsport Pit Beirer, yang juga harus berkoordinasi dengan dewan KTM dan bos perusahaan Stefan Pierer dalam membuat keputusan.

Gigi Dall’Igna – Paolo Ciabatti – Ducati

Di Ducati, ada 3 serangkai yakni Paolo Ciabatti (Direktur Olahraga Ducati) yang membuat keputusan bersama Gigi Dall’Igna dan CEO Ducati Claudio Domenicali. Dia memimpin negosiasi meski pada akhirnya Gigi Dall’Igna selaku manajer umum Ducati Corse yang menentukan oke atau tidaknya.

Di Honda, manajer tim memikul tanggung jawab untuk memantau proses yang tepat dalam tim di balapan. Kepala tim Alberto Puig bertanggung jawab untuk menegosiasikan dan merekrut pembalap potensial, tetapi petinggi Jepang biasanya memiliki keputusan akhir.

Di Aprilia, Massimo Rivola yang menjabat sebagai CEO Aprilia Racing bertanggung jawab untuk negosiasi dan pengambilan keputusan pembalap. Tapi pemilik Piaggio Colaninno-lah yang memegang kendali.

Terlepas dari keragaman di antara manajer tim yang sebenarnya, pada dasarnya keterampilan mereka harus sama. Selain menjadi negosiator yang baik, mereka juga perlu mengetahui cara memilih pembalap yang sesuai dengan brand project dari segi gaya balap, karakter dan image. Benar bahwa kecepatan pembalap adalah persyaratan yang paling penting, tetapi penting juga untuk mempertimbangkan betapa mudah atau sulitnya bekerja dengannya setiap hari.

Misalnya, mungkin penting bahwa negara kandidat memenuhi persyaratan sponsor, seperti motor Idemitsu yang mensponsori Tim LCR yang harus ditunggangi oleh pembalap Jepang atau setidaknya pembalap Asia. Hal yang sama berlaku untuk Tim Repsol Honda, di mana setidaknya salah satu pembalap mereka harus orang Spanyol.

Seorang manajer tim diharapkan untuk memimpin tim demi kepentingan terbaik perusahaan tempat dia bekerja. Oleh karena itu, profil pemimpin tim pabrikan yang disebutkan di atas adalah seorang manajer. Paolo Ciabatti (Ducati) pernah menjadi kepala Kejuaraan Dunia Superbike. Begitu juga Massimo Rivola (Aprilia) juga pernah bekerja untuk Ferrari di Formula 1 selama beberapa tahun.

Alberto Puig adalah satu-satunya manajer tim MotoGP yang juga mantan pembalap. Dan itu terlihat sangat jelas dalam cara dia menangani. Puig bertindak dengan caranya sendiri. Misalnya dia satu-satunya manajer yang ikut berdiri di dinding pit trek balap, untuk memberi isyarat kepada pembalapnya agar melaju lebih cepat. Puig masih berpikir dan berbicara seperti seorang pembalap.

Tidak boleh dilupakan bahwa pembalap adalah aset perusahaan. Manajer harus menjaga mereka demi kepentingan terbaik perusahaan. Pembalap bukanlah sebuah bangunan. Tetapi ketika sebuah perusahaan menginvestasikan jutaan euro per tahun untuk seorang pembalap, kepala tim bertanggung jawab atas manajemen pembalap yang baik. Dan itu terkadang tidak sesuai dengan kemauan atau keputusan pembalap.

Dalam hal ini, Livio Suppo yang pernah menjadi manajer tim di Ducati, Honda dan yang yang terakhir di Tim Suzuki Ecstar pada musim 2022 memberikan penjelasannya, “Ketika kita memimpin sebuah tim, jangan menjadi teman pembalap. Karena suatu saat, akan tiba waktunya tim atau pembalap akan mengambil jalan yang berbeda. Jika hubungan terlalu dekat, pasti muncul masalah. Seorang manajer tim memiliki kewajiban kepada atasannya, untuk selalu melakukan apa yang paling bermanfaat bagi majikannya. Dan itu sulit ketika hubungan dengan pembalap terlalu dekat.”

This post was last modified on 22 Juli 2023 18:13

Mimi Carrasco

Leave a Comment

Recent Posts

Pedro Acosta : Tak Ada Pembalap KTM yang Berani Mengeluhkan Getaran Pada Motor?

RiderTua.com - Seperti pada seri sebelumnya, penampilan Pedro Acosta di Le Mans juga membuat kagum. Rookie tim GASGAS Tech3 itu…

17 Mei 2024

Subaru Catat Kenaikan Penjualan Mobilnya di Q1 2024

RiderTua.com - Meskipun Subaru kembali hadir di Indonesia, mereka telah menghadirkan sejumlah mobil disini. Dari SUV sampai mobil sport, semuanya…

17 Mei 2024

Mobil LCGC Daihatsu Tetap Memimpin Penjualan Bulan Lalu

RiderTua.com - Daihatsu dan beberapa merek mobil lainnya di Indonesia mengalami penurunan penjualan yang cukup signifikan pada April lalu. Beberapa…

17 Mei 2024

Mitsubishi Yakin Target Penjualan Mobil Tahun Ini Bisa Tercapai

RiderTua.com - Mitsubishi mengalami penurunan penjualan mobil yang cukup drastis di Indonesia pada bulan lalu. Tidak hanya mereka saja, banyak…

17 Mei 2024

Kawasaki Meguro K3 : Model Klasiknya Masih Dipertahankan, Harga Rp 140 Jutaan

RiderTua.com - Sejak tahun 1960-an, Kawasaki dan Meguro sudah lama menjalin kerja sama yang sampai sekarang pun juga masih merilis…

17 Mei 2024

Honda, Yamaha dan Aprilia Melakoni Tes di Mugello

RiderTua.com - Sesuai aturan konsesi yang baru, sebagai pabrikan yang menempati peringkat D Honda dan Yamaha memiliki kebebasan untuk melakukan…

17 Mei 2024