RiderTua.com – Motor listrik kini mendapatkan subsidinya sendiri, walau baru segelintir merek yang bisa mendapatkannya. Bahkan dengan keringanan tersebut, harganya disebut masih terlalu mahal, apalagi untuk model yang dijual di atas Rp 20 jutaan. Sempat muncul ide menjual sepeda motor listrik tanpa baterai, mengingat komponen inilah yang membuat harganya mahal. Namun ide tersebut masih diperdebatkan hingga kini.
Baca juga: Honda EM1 e:, Motor Listrik yang ‘Bisa Disewa’
Motor Listrik Tanpa Baterai Masih Diperdebatkan
Sebenarnya motor listrik yang dijual di Tanah Air jumlahnya masih cukup sedikit jika dibandingkan dengan motor konvensional. Namun selama beberapa bulan terakhir jumlahnya terus bertambah, meski merek ternama seperti Honda masih absen, setidaknya untuk sekarang. Walau demikian, angka penjualannya belum bisa melampaui puluhan ribu unit secara keseluruhan.
Inilah yang membuat banyak orang berpikir kalau seharusnya subsidinya bisa dilakukan dengan maksimal. Namun ada juga cara lainnya untuk mengatasi harganya yang mahal, yaitu dengan menjual motor tanpa baterai. Memang baterainya yang selama ini dianggap menjadi penyebabnya, tapi tentu ide tersebut masih menimbulkan perdebatan.

Battery Swap
Sebenarnya boleh-boleh saja motor tidak menjual baterainya sekalian, itupun dengan sistem battery swap. Masalahnya, sistem ini disebut dapat menghambat perkembangan teknologi baterai di Indonesia, dan produsen tidak bisa mengembangkan produknya dengan lebih leluasa. Sebab semua produsen harus memakai baterai yang sama.
Untuk saat ini, produsen masih dibebaskan memakai baterai yang sesuai dengan kemampuannya. Namun bisa saja ada peluang di masa depan dimana semua merek roda dua, tidak peduli itu dari Jepang atau negara lainnya, menggunakan baterai serupa. Asalkan baterainya terus dikembangkan, tentunya agar menghasilkan baterai yang lebih efisien.
Model motor listrik yang dijual disini kebanyakan berupa skuter. Entah apakah nanti akan ada model jenis lainnya.