RiderTua.com – Selama bertahun-tahun, Ducati Desmosedici dianggap tidak terkalahkan karena pengiriman tenaganya yang luar biasa, terutama di lintasan berkecepatan tinggi seperti Mugello dan Barcelona. Gigi Dall’Igna menjabat sebagai General Manager Ducati Corse pada Oktober 2013 dan butuh 9 tahun sebelum dia mencapai mimpi besarnya memenangkan Kejuaraan Dunia Pembalap MotoGP bersama Francesco Bagnaia dan pada saat yang sama juga memenangkan Kejuaraan Dunia Superbike bersama Alvaro Bautista. Pabrikan asal Borgo Panigale itu mendominasi kejuaraan ‘one-make’ tiga kali berturut-turut yakni pada tahun 2020, 2021 dan 2022.
Sekarang bos balap Ducati asal Italia itu telah menetapkan target untuk memastikan performa MotoGP 2022. Rekor tahun lalu sangat mengesankan, 4 tim dan 8 pembalap membukukan 12 kemenangan, 16 pole position dan 32 podium. 4 pembalap masuk di 8 besar di Kejuaraan Dunia Pembalap.

Ducati Kompetitif di Semua Lintasan Balap Sejak 2021
Di 3 seri pertama musim 2023, Ducati meraih 2 kemenangan MotoGP dengan Pecco Bagnaia di Portimao dan Marco Bezzecchi di Las Termas. Sebelum GP Texas, bahkan 4 pembalap Ducati unggul dalam klasemen pembalap. Setelah kemenangan Alex Rins (Honda) di Austin, pembalap berusia 27 tahun itu naik ke peringkat 3 dalam klasemen di belakang Bezzecchi dan Bagnaia.
Insinyur Ducati berhasil membuat Desmosedici kompetitif untuk semua trek dan kondisi, bahkan untuk balapan hujan, meskipun pengiriman tenaga yang brutal dari mesin dengan kontrol katup desmodromic.
Sebagai pengingat, di tahun 2020 Andrea Dovizioso finis ke-3 (+5,9 detik) dan ke-6 (+12,5 detik) di dua balapan Jerez di bulan Juli. 3 tahun lalu, Yamaha meraih podium 1 dan 2 dengan Fabio Quartararo dan Maverick Vinales, seminggu kemudian Valentino Rossi menyelesaikan podium ke-3 Yamaha.
Pada tahun 2021, pembalap Ducati Jack Miller dan Pecco Bagnaia berhasil mengamankan kemenangan ganda di Jerez. Franco Morbidelli menjadi pembalap Yamaha terbaik dengan finis di posisi ke-3. Dan di tahun 2022 Ducati kembali berjaya di GP Spanyol saat Bagnaia mendepak Quartararo (Yamaha) ke posisi ke-2.
Bagaimana Ducati berhasil membuat Desmosedici begitu kompetitif di trek ketat seperti Jerez dan Sachsenring dan di trek basah setelah Andrea Dovizioso (menjadi 3 kali runner-up pada 2017, 2018 dan 2019) tetapi tidak dapat mengimbangi rider Honda Marc Marquez pada beberapa trek ?
Bisakah semua ini dilakukan dengan elektronik hari ini? “Asumsi ini benar sekali. Ini membutuhkan elektronik dan kerja sama yang erat antara insinyur mesin dan spesialis elektronik. Tugas mereka adalah meningkatkan rideability motor,” jawab Gigi Dall’Igna.