RiderTua.com – Manajer Tim Ducati Lenovo Davide Tardozzi langsung berlutut dan bersandar ke bahu rekannya ketika Pecco Bagnaia crash saat memimpin pada lap ketujuh dari 20 lap di Circuit of the Americas (COTA). Tidak ada kemarahan di garasi Ducati, alih-alih ledakan emosi khas Italia, situasi garasi malah terlihat tenang.
Alex Rins (LCR Honda) tidak membiarkan dirinya disalip oleh Pecco di sepertiga pertama balapan, tetapi dia tidak langsung menekannya saat crash. Namun setelah kemenangannya dalam sprint hari Sabtu, rider asal Turin-Italia itu crash lagi di balapan utama hari Minggu dan mimpi buruk Argentina terulang kembali.
Crash! Pecco Bagnaia
Di klasemen keseluruhan, Pecco Bagnaia tetap berada di peringkat 2 tetapi sekarang tertinggal 11 poin di belakang pemimpin Marco Bezzecchi (Mooney VR46 Ducati) yang dua kali finis ke-6 di Texas.
Pembalap murif VR46 Academy itu menjelaskan, “Aku tidak tahu apa yang terjadi. Saya melibas 80 atau 100 lap akhir pekan ini. Dalam balapan, saat saya memegang kendali, saya crash. Saya marah tetapi tidak pada diri sendiri. Karena aku yakin itu bukan salahku. Di Argentina saya berada di limit, itu pasti. Tapi sesuatu terjadi di sini.”
“Saya tidak berbicara tentang ban dingin, debu lintasan, atau angin, kita perlu memahami apa yang terjadi dengan motor. Memang benar, motor kami adalah yang terbaik di grid. Tetapi jika saya crash dan saya tidak tahu mengapa, maka itu tidak sebanding,” imbuh tunangan Domizia Castagnini itu.
“Kami kehilangan 45 poin selama dua akhir pekan. Saya lebih suka 0,1 detik lebih lambat dan memahami segalanya dengan lebih baik. Saya merasa tak terkalahkan, seperti saya bisa mencapai apa pun. Saya cepat tanpa menjadi ‘gila’. Saya sangat berharap tim saya dapat membantu saya. Potensi GP23 luar biasa, ini adalah motor terbaik yang pernah saya kendarai. Meskipun demikian, kita perlu memahami apa yang terjadi pada balapan tersebut,” pungkas Pecco Bagnaia dengan wajah sendu.
