RiderTua.com – Sebelum menjalani balapan Suzuki terakhir, Alex Rins menilai kualifikasi MotoGP di Valencia sebagai hasil yang solid. Dia tidak ingin membiarkan balapannya dipengaruhi oleh pertarungan Kejuaraan Dunia antara Fabio Quartararo (Yamaha) dan Pecco Bagnaia (Ducati). Meski gagal langsung masuk ke Q2, dengan selisih 0,005 detik pembalap asal Spanyol itu akan memulai balapan dari baris kedua, yakni posisi ke-5 di grid.
Alex Rins: Kami ingin Menyelesaikan Balapan dengan Catatan Positif
Rins dan tim melakukan pekerjaan dengan baik di kualifikasi 1, tetapi berada di kualifikasi 2 dengan hanya satu ban soft yang tersisa. “Kami melibas lap 1:29 dengan ban medium, dengan soft kami berpikir, ‘Oke, mari kita lihat ke mana arahnya’. Tapi saya membuat kesalahan kecil, jadi pada akhirnya lap tercepat adalah dengan ban medium. Tapi kami ingin start dengan baik besok dan memberikan 100 persen,” ujar rider berusia 26 tahun itu.
Bahkan jika rider Suzuki itu start dari baris kedua, dia tahu bahwa untuk merangsek ke depan tidak akan mudah. Karena Valencia punya masalah yakni peluang menyalip yang rendah. Rins menjelaskan bahwa tidak banyak peluang untuk menyalip. Terutama di tikungan 2, 6, 11 dan 14.
Meski demikian, podium tentu bukan hal yang tidak mungkin. Rins menekankan, “Kami punya feeling positif tentang kecepatan balapan. Tapi balapannya panjang, tahun lalu saya melakukan kesalahan dan mengalami crash. Jadi mari kita tunggu dan lihat apa yang terjadi.”
Intinya adalah, Rins ingin menutup balapan terakhir musim 2022 dan balapan MotoGP terakhir untuk pabrikan yang berbasis di Hamamatsu itu dengan catatan positif, meskipun tejadi pertarungan kejuaraan dunia antara Fabio Quartararo (Yamaha) dan Pecco Bagnaia (Ducati).
Itu tidak membuat perbedaan bagi Rins. “Saya pikir, besok semua rider akan membalap untuk diri mereka sendiri termasuk saya. Pada akhirnya, ini adalah balapan terakhir untuk Suzuki. Saya tahu (Fabio dan Pecco) bertarung untuk meraih Gelar Dunia, tetapi saya akan mencoba fokus pada balapan saya,” pungkas rekan setim Joan Mir itu.
