Home MotoGP Lin Jarvis (Yamaha): Respect untuk Ducati, Tapi Lihat Musim Depan!

    Lin Jarvis (Yamaha): Respect untuk Ducati, Tapi Lihat Musim Depan!

    Lin Jarvis - Gigi Dall’Igna
    Lin Jarvis - Gigi Dall’Igna

    RiderTua.com – Lin Jarvis selaku Managing Director Yamaha Motor Racing, berbicara secara terbuka tentang kelemahan Yamaha pada 2022. Dalam beberapa bulan terakhir, Fabio Quartararo dan Monster Yamaha Factory Team melakukan perlawanan yang kuat  terhadap serangan gencar dan dominasi Ducati dan Pecco Bagnaia. Dimana usai GP Sachsenring, rider asal Italia itu masih defisit 91 poin dari pemimpin klasemen Quartararo. Dengan P3 di Phillip Island, Pecco berhasil mengambil alih kepemimpinan klasemen dengan unggul 14 poin dan meningkat menjadi 23 poin setelah menang di Sepang.

    Lin Jarvis berujar, “Ducati berhasil meningkatkan daya guna powernya, menikung, berbelok dan kecepatan menikung (cornering speed). Selain itu, mereka memiliki mesin yang sangat-sangat kuat,” katanya.. Dulu memang Yamaha ‘raja tikungan’, sekarang Ducati bisa mengimbangi speed corneringnya dan kalau Yamaha tidak menaikkan powernya..wasaalam!

    Lin Jarvis (Yamaha): Respect untuk Ducati Tapi Lihat Musim Depan!

    Yamaha dihadapkan pada kenyataan bahwa setelah 9 tahun bertugas, General Manager Ducati Corse Gigi Dall’Igna berhasil membangun Desmosedici yang akhirnya kompetitif di semua lintasan, bukan hanya sirkuit seperti Mugello, Catalunya dan Spielberg. Itu sebabnya perebutan gelar di Kejuaraan Dunia Pembalap semakin dekat di sepertiga terakhir musim, setelah 4 kali meraih runner-up dengan Andrea Dovizioso pada 2017, 2018 dan 2019 dan Bagnaia pada 2021.

    Lin Jarvis

    Di musim ini, Ducati moncer dengan 12 kemenangan, 29 podium dan 15 pole position sebelum GP Valencia, dan 4 pembalap Ducati berada di 7 besar kejuaraan dunia sebelum balapan final.

    Lin Jarvis selaku Managing Director Yamaha Motor Racing menjelaskan, “Ya, itu benar. Dulu kami selalu tahu bahwa motor kami punya kelemahan. Tapi kami juga tahu kekuatan M1. Ini telah memungkinkan kami untuk memenangkan 6 gelar dunia sejak gelar Ducati terakhir pada tahun 2007 yakni dengan Valentino Rossi, Jorge Lorenzo dan Fabio Quartararo. Tapi kami tidak lagi memiliki keunggulan pada tahun 2022. Mereka berhasil meningkatkan daya guna powernya, menikung, berbelok dan kecepatan menikung. Selain itu, mereka memiliki mesin yang sangat-sangat kuat.”

    Jarvis melanjutkan, “Jika kita melihat sekelompok pembalap Ducati yang biasanya berada di depan, tidak pernah hanya ada satu rider, melainkan sekelompok. Tahun ini, ada 7 pembalap berbeda di podium MotoGP. Ini adalah paket yang kuat. Dan sulit (dalam kasus Yamaha), ketika kita hanya punya satu pembalap yang dapat memberikan performa maksimal.”

    Apakah Yamaha yakin mampu meningkatkan performa mesin dari YZR-M1 ke level rival kuatnya di tahun 2023? “Dari posisi kami sekarang, kecil kemungkinan kami bisa menutup jarak dengan motor-motor terkuat di awal musim 2023. Tetapi kami memiliki keyakinan bahwa kami dapat menyingkirkan prosedur yang berbelit (dalam pengembangan) dan kesalahan yang kami buat menjelang musim 2022. Kami mulai bekerja dengan Ing. Marmorini dan timnya pada bulan Januari. Sekarang kami melihat manfaat dari perubahan gaya dan strategi dalam balapan,” kata manajer asal Inggris itu.

    Pecco Bagnaia Quartararo

    “Karena Fabio Quartararo menunjukkannya di tes Misano. Dia cukup terkesan dengan mesin baru yang lebih bertenaga. Namun karena pengembangan yang dibekukan, tentu saja tidak dapat digunakan pada tahun 2022,” lanjutnya.

    Apakah Yamaha kewalahan dengan perkembangan aerodinamis seperti Honda dan KTM?Jarvis menjawab, “Kami belum menginvestasikan cukup waktu, energi dan usaha di area ini. Tidak ada keraguan tentang itu. Saya tidak akan mengatakan itu masalah terbesar kami saat ini, karena kelemahan terbesar kami adalah kurangnya power mesin, yaitu tenaga dan kecepatan murni. Tapi aerodinamis dan kecepatan saling berhubungan.”

    “Jika kita memiliki paket aero yang lebih baik, kita dapat berakselerasi lebih baik. Kita tidak perlu mengebiri power terlalu banyak, kita mungkin mendapatkan lebih banyak downforce dan grip di tikungan. Tidak ada keraguan tentang itu. Saya akan mengatakan, kami lemah di area ini, seperti beberapa pabrikan lain di MotoGP. Dalam hal pengembangan aerodinamis, kami tidak berkembang seagresif Ducati dan juga tidak seperti Aprilia,” imbuhnya.

    Oleh karena itu, KTM kini telah mendapatkan bantuan dari tim Red Bull Technology Formula 1 di Milton Keynes. Sedangkan Yamaha tidak memiliki akses ke tim balap Formula 1. “Tapi kami memiliki mitra dan koneksi. Kami telah memajukan pengembangan aero dalam uji wind tunnel di Eropa. Kami melakukan banyak eksperimen. Saya pikir jika kami terus mencoba, kami dapat membuat kemajuan yang jelas di Aero-Package,” pungkas Lin Jarvis.

    © ridertua.com

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini