RiderTua.com – Jorge Martin termasuk salah satu pembalap yang memasang satu set ban baru di akhir sesi FP1 GP Malaysia. Tapi alasannya bukan untuk menyelesaikan fast lap. Pembalap Pramac Ducati itu ingin terus mengutak-atik ritme balapan. Set pertama ban Michelin cepat aus dan tidak lagi memberikan cengkeraman apa pun. Di sore hari usai turun hujan, pembalap berusia 24 tahun itu mendekati pada rekan setimnya Johann Zarco, yang tahu bagaimana membuat GP22 bergerak cepat dalam kondisi beragam. “Tidak buruk di pagi hari, saya merasa baik di trek kering. Sebenarnya, kami tidak ingin memasang ban baru di akhir, tapi gripnya sangat buruk. Jadi kami memasang ban belakang hard lagi untuk sedikit bekerja dengannya. Saya cepat meski mendapat sedikit kemacetan denagn kerumunan pembalap. Kami kompetitif dan mampu membuat beberapa langkah ke depan,” ungkap Martin menceritakan strateginya di FP1.
Jorge Martin: Hampir di Puncak Tapi Pada akhirnya Semuanya Berubah
“Pada sore hari saya melahap beberapa lap dengan ban hujan. Ini adalah kondisi di mana saya selalu memiliki masalah besar. Rekan setim saya sangat kuat dalam kondisi ini, jadi saya mencoba memahami bagaimana dia membalap dengan cepat di trek. Kami hampir mencapai puncak, tetapi kemudian semuanya berubah pada akhirnya. Saya merasa lebih baik dari biasanya,” imbuh rider berusia 24 tahun itu.
Pada Februari lalu, tes pramusim kelas MotoGP berlangsung di Sepang. Saat itu, Martin mengeluh tentang Ducati-nya. Bagaimana jika dibandingkan dengan saat itu? “Selama tes kami memiliki banyak cengkeraman di roda belakang. Kami mungkin terlalu banyak bekerja ke arah roda belakang, jadi kami memindahkan pekerjaan ke bagian depan. Motornya sekarang jauh lebih seimbang ketimbang saat tes. Tapi gripnya tidak bagus hari ini. Pada hari Sabtu kami akan sedikit menggeser bobot (titik berat) untuk meningkatkan transfer dari belakang ke depan,” jawab Martinator.
“Setelah liburan musim panas, di Silverstone, Austria, dan seterusnya, saya sangat stabil dengan set-up yang sama. Itu bagus, tapi kemudian kami terus membuat perubahan. Kami tidak benar-benar memiliki standar atau set-up dasar. Kami terus mengganti motor, sehingga tidak lagi menyerupai motor dari tes Februari lalu,” pungkas Martin.