RiderTua.com – Enea Bastianini dan Pecco Bagnaia mulai menjanjikan percikan ‘permusuhan dalam selimut’. Mulai tahun depan, tantangannya akan semakin menarik. Apakah Ducati mampu mengelola duo jawaranya di MotoGP? akan ada ‘Dualisme Superioritas’ di tim dan apakah keputusan Bastianini untuk menyalip Pecco di balapan kemarin sudah benar?.. Menurut Carlo Pernat, pada akhirnya Enea tidak melakukan sesuatu yang salah, karena dia hanya mencoba untuk memenangkan balapan. Dia kalah bukan karena mereka (Ducati) mengatakan sesuatu kepadanya (Team Order).
Sepertinya masih ada hubungan ‘keluarga’ dan menurut Pernat hubungan keduanya (Pecco& Bestia) akan baik-baik saja, keduanya juga berteman, ada hubungan yang sangat baik, ada komunikasi yang baik. “Pecco adalah orang baik dan Enea orang yang pendiam, dan ketika berada di lintasan keduanya mengerahkan kemampuannya,” kata Pernat. Pecco dan Bastianini tumbuh dari lahan ‘pembibitan’ yang sama: Bestia adalah anak didik Pernat, sementara Pecco adalah murid dari mantan anak didiknya Pernat juga (Valentino Rossi), mungkin Pecco harus panggil Bestia ‘saudara tua’, secara silsilah akademi..?
Apakah Bastianini melakukan hal yang tepat dan dia sudah merasa puas dengan manuvernya kemarin? Carlo Pernat berbicara mengenai apa yang terjadi di Misano sebelumnya mengatakan bahwa ‘para pembalap ada disini untuk menang dan tidak ingin kalah, terutama jika mereka masih bersaing untuk gelar juara dunia secara matematis’.
Menurut Pernat, Pecco melaju sangat cepat, bahkan dengan selisih 0,034 detik satu sama lain, keduanya menang dengan cara yang baik. Carlo menjelaskan kalau Enea ingin menang, karena dia melakukan manuver itu (yang menurut bos Ducati berisiko). Dia memiliki sedikit grip pada awalnya, pada enam dan tujuh lap pertama, dia kesulitan namun sedikit demi sedikit membaik, tapi tidak mudah.
Apakah mereka akan sulit mengelola dua pembalap itu tahun depan dalam satu tim?.. Carlo percaya bahwa tiap pabrikan ingin kedua pembalap MotoGP-nya untuk menang. Dengan yang satu berada di sisi lain dan begitupun dengan lainnya, tim selalu berusaha untuk memiliki dua pembalap yang kuat. Menurutnya, Ducati telah membuat keputusan yang tepat, apalagi keduanya juga berteman, ada hubungan yang sangat baik dengan mereka berbicara satu sama lain. Pecco adalah orang baik dan Enea orang yang pendiam, dan ketika berada di lintasan keduanya mengerahkan kemampuannya. Jelas keduanya akan mengincar kemenangan pada tahun depan.
Carlo mengenai latar belakang perjanjian dengan Ducati,” Ducati sudah benar, karena meskipun menundanya (keputusan antara Martin atau Bestia hingga Misano), namun jika melihat dari hasilnya, tidak ada yang berbeda karena Bastianini memenangkan tiga seri dan unggul dengan banyak poin dalam peringkat MotoGP. Ada motivasi disitu”...
Ketika ditanyai soal Sprint Race, Carlo mengatakan kalau ‘suka atau tidak, sesuatu harus dilakukan untuk hari Sabtu. Meskipun tidak menyukainya tapi itu harus dilakukan. Pernat bahkan memberanikan diri untuk memberikan nasihat, yaitu untuk menyiarkan balapan dengan jelas pada hari Sabtu, dan itu akan menjadi langkah yang bagus serta menjadi promosi sangat baik bagi MotoGP.