RiderTua.com – Balapan tidak hanya bicara masalah skill dan kekuatan motor semata, namun bagaimana mengelola semua aspek balap itu sejak sesi latihan bebas pertama (FP1).. Terlalu banyak mencoba sesuatu akan membuat kacau persiapan balapan (dalam skala besar hal ini dialami Pecco di awal musim dengan Ducati yang terlalu banyak eksperimen hal baru). Tentunya kerjasama kru tim juga berpengaruh. Luca Marini belajar dari cara kerja tim Pecco dan Bastianini. Menurut adik Rossi itu, mulai FP1 harus fokus dengan set-up dasar yang baik dan tidak menyentuh hal lain, lalu kendarai motor secepatnya dan mencoba ban… Tim Pecco dan Enea melakukan itu, katanya.. Hmm mulai nyetel dengan motornya nih, jarang crash dan masih memegang rekor pembalap ‘anti gagal finish’ mulai dari rookie MotoGP 2021 lalu..
Meskipun Luca Marini gagal meraih podium MotoGP pertamanya di balapan kandangnya di Misano, adik Valentino Rossi itu senang bisa finis di posisi ke-4. Ini merupakan finis ke-4 berturut-turut setelah GP Austria pada race sebelumnya. Saat ditanya apakah podium semakin dekat? Maro menjawab, “Ya, tetapi bagaimanapun saya pikir kami harus senang dengan kecepatannya. Kecepatan saya sangat kuat dari lap pertama hingga akhir. Jujur, saya tidak memperkirakan itu. Michelin membawa ban lain tahun ini yang juga bekerja dengan sangat baik.”
Luca Marini Mulai Belajar dari Pecco dan Enea
Luca Marini menambahkan, “Saya pikir kami bekerja dengan baik selama akhir pekan. Itu membuat perbedaan. Karena pada hari Jumat kami agak jauh dari 5 besar. Setelah Sabtu yang baik dan sesi pemanasan yang baik pula, hari ini kami menemukan sedikit setup lebih baik pada motor. Saya merasa jauh lebih nyaman, kecepatan dalam balapan sangat bagus. Hanya tiga pembalap pertama yang sedikit lebih cepat dari saya.”
“Tidak mungkin bagi saya untuk bertarung melawan mereka di lap terakhir. Pecco dan Enea menunjukkan balapan yang kuat. Mungkin saya bisa mendekati Maverick. Dia sangat cepat seperti dua pembalap teratas, tetapi dia membuat banyak kesalahan. Dia sering melebar, jadi pada akhirnya saya bisa dekat. Saya hanya mencoba untuk meraih podium jika ada kesempatan. Itu tidak terjadi di balapan ini, tapi aku masih sangat menginginkan podium,” imbuh rider berusia 25 tahun itu.
Mengenai tes Misano selama 2 hari pada hari Selasa dan Rabu, Maro berkata, “Setelah balapan yang positif, sangat menyenangkan untuk segera melakukan tes. Karena kita dapat mencoba mengambil langkah lain dan mempersiapkan semua balapan yang tersisa.”
Menurut Marini, sangat penting untuk berada di depan mulai dari FP1. “Pecco dan Enea melakukan hal itu, tapi saya pikir motor Maverick dan Fabio tidak banyak berubah sejak Jumat. Di sisi lain, kami masih bekerja setiap hari untuk menemukan solusi yang lebih baik agar bisa lebih cepat. Ketika proses ini selesai, catatan waktu kita akan membaik,” kata reka setim Marco Bezzecchi itu.
“Saya pikir, sangat penting untuk memulai hari Jumat dengan set-up dasar yang baik dan tidak menyentuh hal lain, cukup kendarai dan mencoba ban. Kita harus menunjukkan potensi mulai dari FP1 dan seterusnya. Pecco dan Enea melakukan itu, tetapi Maverick juga memiliki kecepatan yang luar biasa sejak hari pertama, seperti halnya Quartararo. Saya pikir itu saja,” lanjut rider Mooney VR46 itu.