RiderTua.com – Nama Rossi akan menjadi ‘magnet’ di mana saja, termasuk balap mobil seperti ditegaskan manajer DTM Frederic Elsner. Usai mengakhiri karir MotoGP-nya, Valentino Rossi memutuskan akan ambil bagian di ajang Fanatec GT World Challenge Eropa bersama Audi pada tahun 2022. Bos DTM Gerhard Berger berharap, sang legenda berusia 42 tahun itu bisa bergabung dengan mereka pada 2023 di DTM (Deutsche Tourenwagen Masters yang berbasis di Jerman). Mengingat pengalamannya di mobil GT3. Toh, mobil GT3 sudah berkompetisi di seri balap Berger sejak 2021. Sebelumnya sudah ada pembicaraan antara Berger dan Rossi, tetapi pembalap asal Italia itu akhirnya memutuskan berbeda. Dia akan bersaing di GT World Challenge Eropa pada 2022, untuk tim Audi, keputusan pahit bagi DTM. Apa beda GT Eropa dan DTM?
Perbedaan signifikan antara dua seri GT3 itu adalah:
Keputusan Rossi merupakan keputusan yang pahit bagi DTM, karena dalam banyak seri GT3 nama Rossi akan menjadi ‘magnet’ yang bisa dimanfaatkan. “Akan sangat menyenangkan memiliki Valentino bersama kami,” kata manajer DTM Frederic Elsner.
“Namun, para petinggi DTM memiliki feeling bahwa awalnya Rossi ingin lebih berkonsentrasi pada jangka panjang. Jadi kami mencoba membuatnya dalam ukuran yang baik, tetapi kami juga tidak berlebihan. Kami menghormati keputusannya dan berharap itu masih bisa berubah pada 2023 dan dia siap datang kepada kami,” jelas Elsner.
Satu kemungkinan untuk melihat Rossi di DTM pada 2022 adalah dia menjadi starter tamu. Tapi itu masih jauh untuk saat ini. “Pertama dia akan berkonsentrasi pada proyek lain. Kami tidak memaksakan diri untuk menjadi bintang tamu dan tidak mencoba melakukannya dengan cara apa pun. Kami ettap berkomunikasi. Dia pasti akan menjadi pembalap yang hebat, starter tamu yang kami izinkan. Tapi kami berada dalam posisi yang bagus sehingga kami tidak harus membuang segalanya untuk memiliki Rossi di awal, “kata Elsner.
Bagaimana mantan juara Martin Tomczyk menilai keputusan tersebut? “Saya mengerti jika dia lebih suka pergi ke seri, di mana dia berbagi mobil dengan dua pembalap lain. Di mana dia bisa belajar banyak, di mana performanya mungkin sedikit disembunyikan oleh rekan satu timnya. Tetapi dia masih bisa mendapatkan hasil yang bagus,” kata pria berusia 40 tahun itu, yang telah bekerja untuk ITR sejak awal tahun.
“Saya pikir dia hanya melihat di mana dia berada. Tapi saya juga percaya bahwa dia memiliki ambisi yang cukup untuk akhirnya masuk ke DTM,”pungkas Tomczyk.
This post was last modified on 29 Januari 2022 18:56
RiderTua.com - Salah satu skutik Yamaha yang berkolaborasi dengan FILA yakni sebuah brand fashion terkenal, menghasilkan edisi spesial dari Fazzio…
RiderTua.com - Marc Marquez mengukuhkan dirinya sebagai pembalap GP23 tercepat pada 3 seri pertama MotoGP musim 2024. CEO Ducati Claudio…
RiderTua.com - Akhirnya Neta dapat memulai perakitan mobil listriknya di Indonesia setelah memulai penjualannya sejak tahun lalu. Walau mereka baru…
RiderTua.com - Walau Citroen mengimpor seluruh mobilnya dari luar negeri, modelnya dapat dijual dengan harga cukup terjangkau. Tentunya dengan kualitasnya…
RiderTua.com - Fabio Quartararo memilih tetap bertahan dengan Yamaha meski performa M1 sangat mengecewakannya. Aleix Espargaro ikut mengomentari hal ini, pembalap…
RiderTua.com - Sejauh ini penjualan mobil listrik di seluruh dunia masih cukup bagus, walau dengan adanya penurunan tren di Eropa…
Leave a Comment