RiderTua.com – Sejak awal, gaya balap El Diablo yang ‘mulus’ selalu dibandingkan dengan gaya halus bak mentega Jorge Lorenzo. Tapi Quartararo ‘bukan tiruan’ dari pembalap asal Mallorcan itu, dia juga punya senjata lain, cara ‘menari’ El Diablo dan Lorenzo beda. Namun menariknya pendekatannya justru mirip Marquez dari sisi adaptasi dan cenderung menekan (stress) ban depan, bukan belakang!.. Di atas segalanya, Quartararo lebih mudah beradaptasi. Yang terpenting di MotoGP saat ini adalah, dengan motor yang lebih cepat, elektronik standar yang terbatas, dan ban yang sensitif mampu dengan sigap menyesuaikan diri. “Lorenzo sangat mulus dan sangat cepat di tikungan. Gaya ini bekerja sangat baik dengan Yamaha, terutama dengan ban Bridgestone. Fabio mirip karena bisa menahan kecepatan menikung tinggi, tapi gayanya berbeda,” jelas Gubellini kepala mekaniknya. Di mana letak perbedaannya? berikut penjelasannya…
“Ini tipikal untuk Fabio dan pembalap generasi baru, bahwa mereka banyak bermain dengan tubuh dan keseimbangan mereka. Mereka banyak menggeser berat badan untuk mengelola fase pengereman dan akselerasi dengan lebih baik. Lorenzo banyak bergerak di atas motornya, tetapi menyamping ke kanan dan kiri karena tujuannya adalah untuk meningkatkan kecepatan menikung. Dalam hal ini Fabio bergerak lebih sedikit, tetapi lebih ke maju dan mundur.”
Menyeimbangkan secara konstan dengan tubuh pembalap membuat dia lebih cepat dengan mengurangi wheelspin (dengan memberikan bobot lebih pada roda belakang) dan kemiringan wheelie (dengan menggeser bobot kita ke depan). ‘Menari’ seperti ini di motor juga membantu untuk mendapatkan performa yang terbaik dari ban dan pada saat yang sama, tidak membuat mereka terlalu stres, seperti yang diperlukan.
Teknik balap Quartararo juga dapat dibandingkan dengan Marc Marquez, meskipun mereka duduk di atas motor yang sangat berbeda. Bukan kebetulan bahwa Marquez sangat lincah di atas Honda RC213V, dan bukan kebetulan bahwa kekuatan terbesar Quartararo adalah menekan (stress) ban depan Michelin secara maksimal. Sama seperti saat dia bersama Marquez dalam perjalanannya meraih 6 gelar MotoGP .
Tentu saja Quartararo (seperti juga Marquez) membutuhkan motor untuk membantunya melakukan ini. “Dengan motor tahun lalu saya tidak nyaman saat berbelok, lalu kita tidak tahu apakah kita akan jatuh atau tidak. Dan kita melaju jauh. Tahun ini saya merasakan limitnya dan jika saya ingin menghidupkan motor, itu pasti akan berhasil,” ujar Quartararo.
Pembalap berusia 22 tahun ini juga mudah beradaptasi dalam hal ini, sekali lagi seperti Marquez. Bagaimana dia mendekati tikungan tergantung pada banyak faktor, mulai dari tata letak hingga tingkat cengkeraman. Kadang dia mengerem dengan motor tegak, kadang telat masuk tikungan, kadang campuran keduanya.
RiderTua.com - Salah satu skutik Yamaha yang berkolaborasi dengan FILA yakni sebuah brand fashion terkenal, menghasilkan edisi spesial dari Fazzio…
RiderTua.com - Marc Marquez mengukuhkan dirinya sebagai pembalap GP23 tercepat pada 3 seri pertama MotoGP musim 2024. CEO Ducati Claudio…
RiderTua.com - Akhirnya Neta dapat memulai perakitan mobil listriknya di Indonesia setelah memulai penjualannya sejak tahun lalu. Walau mereka baru…
RiderTua.com - Walau Citroen mengimpor seluruh mobilnya dari luar negeri, modelnya dapat dijual dengan harga cukup terjangkau. Tentunya dengan kualitasnya…
RiderTua.com - Fabio Quartararo memilih tetap bertahan dengan Yamaha meski performa M1 sangat mengecewakannya. Aleix Espargaro ikut mengomentari hal ini, pembalap…
RiderTua.com - Sejauh ini penjualan mobil listrik di seluruh dunia masih cukup bagus, walau dengan adanya penurunan tren di Eropa…
Leave a Comment