RiderTua.com – Franco Morbidelli: Harapan adalah yang terakhir dari semua hal sebelum menyerah… Meski hanya mampu finis ke-9 di GP Catalunya, Franco Morbidelli mengaku cukup puas dengan hasil tersebut. Sebelumnya runner-up MotoGP 2020 itu masih mampu memimpin lintasan usai FP3. Sekali lagi, rider Petronas Yamaha itu menjelaskan bahwa Yamaha M1 A-spec yang ditungganginya, tidak bisa bekerja maksimal. Franky kehilangan tiga posisi sekaligus di trek lurus utama, dan dua tempat sekaligus di lap berikutnya. Jika kehilangan posisi begitu banyak dalam waktu sesingkat itu, apa tidak manyun?.. “Tentu, sebelum balapan saya berharap sesuatu yang fantastis akan terjadi. Karena hanya harapan adalah yang terakhir dari semua hal sebelum menyerah”
Mengenai situasinya, Franky mengatakan, “Saya harus tetap senang dengan jalannya balapan, meski kita kehilangan begitu banyak kecepatan. Kecuali jika kita cukup cepat di tahap awal balapan, sehingga kita dapat melepaskan diri dan kemudian bisa membalap sendirian. Hampir tidak mungkin untuk memiliki ambisi. Jadi saya harus puas dengan penempatan ini. Karena menurut saya, adalah hasil maksimal bisa mencapai garis finis pada race hari Minggu.”
“Perasaanku mirip seperti saat sesi latihan. Mungkin level gripnya sedikit lebih rendah, dan mungkin saya sedikit lebih menderita karenanya. Alasan sederhananya adalah, saya harus bisa cepat di tikungan.”
Top speed yang mampu dicatat Morbidelli dengan Yamaha A-spec M1-nya selama 24 lap balapan adalah 336,4 km/jam. Sebagai perbandingan, pembalap pabrikan Ducati Jack Miller mencapai top speed 350,6 km/jam. Sedangkan pemenangnya, Miguel Oliveira di atas KTM RC16, mencapai 342,8 km/jam.
“Jika kita memiliki power yang sangat kecil sehingga pembalap lain mendapat keuntungan untuk melawan kita, terutama di lap pertama. Kita kehilangan banyak tempat dalam akselerasi dan trek lurus,” imbuh rider asal Italia itu.
“Saya kehilangan tiga tempat sekaligus di trek lurus utama, dan dua tempat di lap berikutnya. Jika kita kehilangan begitu banyak tempat dalam waktu sesingkat itu, itu juga sedikit mengganggu saya. Tapi saya tidak melihat apa yang bisa saya lakukan untuk mengatasi hal itu.”
Oleh karena itu, tidak aneh jika Franco Morbidelli puas dengan posisi ke-9. Rider yang menjadi murid VR46 Academy itu menegaskan, “Tentu, sebelum balapan saya berharap sesuatu yang fantastis akan terjadi. Harapan adalah yang terakhir dari semua hal sebelum menyerah”
Juara Dunia Moto2 dari 2017 menambahkan, “Berharap dan mempercayainya, sangat membantu kita sebelum balapan. Adalah normal bagi seseorang untuk percaya atau berharap bahwa mereka akan melakukannya dengan baik sebelum balapan. Dalam kasus saya, itu lebih seperti sebuah harapan. Balapan membawa kita kembali ke kenyataan, tetapi kenyataan juga tidak seburuk itu. Top-10 tidak terlalu buruk, sama sekali.”
RiderTua.com - Salah satu skutik Yamaha yang berkolaborasi dengan FILA yakni sebuah brand fashion terkenal, menghasilkan edisi spesial dari Fazzio…
RiderTua.com - Marc Marquez mengukuhkan dirinya sebagai pembalap GP23 tercepat pada 3 seri pertama MotoGP musim 2024. CEO Ducati Claudio…
RiderTua.com - Akhirnya Neta dapat memulai perakitan mobil listriknya di Indonesia setelah memulai penjualannya sejak tahun lalu. Walau mereka baru…
RiderTua.com - Walau Citroen mengimpor seluruh mobilnya dari luar negeri, modelnya dapat dijual dengan harga cukup terjangkau. Tentunya dengan kualitasnya…
RiderTua.com - Fabio Quartararo memilih tetap bertahan dengan Yamaha meski performa M1 sangat mengecewakannya. Aleix Espargaro ikut mengomentari hal ini, pembalap…
RiderTua.com - Sejauh ini penjualan mobil listrik di seluruh dunia masih cukup bagus, walau dengan adanya penurunan tren di Eropa…
Leave a Comment