Categories: MotoGP

Berburu ‘The Next Casey Stoner ‘

RiderTua.com – Perjalanan Ducati berburu ‘The Next Casey Stoner ‘.. Dengan penuh keberanian yang pada awalnya banyak dipertanyakan, keputusan Ducati untuk ‘membuang’ pembalap sekelas Andrea Dovizioso untuk digantikan dengan rider-rider muda akhirnya terbukti cemerlang. Mengawali musim 2021, pabrikan dari Borgo Panigale itu sangat kuat sejak tes pramusim di Qatar. Top speed yang mampu disuguhkan Desmosedici GP21 bikin keder lawan. Ducati Corse telah merebut 7 dari 12 kemungkinan tempat podium dalam empat balapan MotoGP tahun ini. Pecco Bagnaia 3 kali podium, Johann Zarco 2 kali, Jack Miller sekali dan Jorge Martin juga sekali. Begitu pun dengan para rookienya. Jorge Martin berhasil meraih podium sekaligus pole position pertama pada debutnya di kelas MotoGP di Qatar-2. Sementara Enea Bastianini finis di urutan ke-9 di Portugal, dan Luca Marini mendarat di tempat ke-12.

Berburu ‘The Next Casey Stoner ‘

Memasuki GP Prancis di Le Mans, Ducati tidak hanya memiliki tiga pembalap yang masuk 6 besar (Bagnaia, Zarco dan Miller), tetapi juga mempunyai pembalap-pembalap muda yang menjanjikan di belakang mereka.

Sejauh ini, perubahan generasi yang direncanakan Ducati berjalan mulus dan berhasil dengan baik. Perpisahannya dari Dovizioso menyebabkan banyak euforia tidak hanya di Italia tapi juga diantara Ducatisti. “Tahun lalu, itu bukan keputusan yang mudah bagi kami. Tapi kami harus memutuskan hal ini karena berbagai alasan,” kata Direktur Olahraga Ducati Paolo Ciabatti dalam sebuah wawancara.

“Kami mengambil risiko besar, karena kami tidak pernah tahu persis bagaimana pembalap baru akan membuktikan diri mereka di tim pabrikan dan bagaimana para rookie ini akan menemukan performa terbaik mereka di kelas MotoGP. Tapi setelah empat balapan pertama, kami sangat senang dengan hasilnya. Saat ini penilaian situasi kami musim ini, positif. Kini kami dapat melihat cara pendekatan baru, dari pembalap dan tim.”

Performa Ducati sangat mengesankan. Sejauh ini, The Reds selalu naik podium di setiap balapan, bahkan tiga kali dengan dua pembalap. Bagnaia juga meraih pole potision di Qatar. Setelah Zarco, kini Bagnaia menjadi memimpin Kejuaraan Dunia. Dan Ducati telah menempatkan empat pembalap berbeda di podium, bahkan saingan mereka Yamaha tidak bisa melakukan hal ini.

“Salah satu kelemahan Ducati dalam beberapa tahun terakhir adalah kualifikasi. Tahun ini kami sering berada di dua baris pertama. Kami melihat peningkatan yang jelas dalam kualifikasi pada 2021. Secara umum kami melihat adanya peningkatan hasil. Itu membuat kami senang,” lanjutnya.

Ducati mungkin belum menemukan lawan Marc Marquez baru di lineup MotoGP. Tapi untuk 2021, tiga rookie MotoGP bersama dengan juara dunia Moto2 Enea Bastianini, runner-up Moto2 Luca Marini dan juara keempat Kejuaraan Dunia Moto2 Jorge Martin, karena pabrikan dari Italia mencari the next Casey Stoner.

Dalam beberapa tahun terakhir, mereka tidak ditemukan sosok tersebut dalam diri Dovizioso dan Danilo Petrucci. Oleh karena itulah, Miller dan Bagnaia mendapat kesempatan. Ducati gagal total dengan Jorge Lorenzo, sementara Suzuki memenangkan Kejuaraan Dunia 2020 dengan Joan Mir yang berusia 23 tahun dan Yamaha merekrut Fabio Quartararo untuk menjadi pesaing kuat dalam perebutan gelar.

Pecco Bagnaia kini memimpin Kejuaraan Dunia untuk pertama kalinya di musim ketiga MotoGP, Zarco di urutan keempat, Miller keenam. Usia rata-rata keempat pembalap Ducati turun menjadi sekitar 24,5 tahun.

Saat Ciabatti ditanya, jika Jorge Martin kembali menunggangi Ducati Desmosedici di Mugello setelah mengalami 7 patah tulang, butuh berapa lama untuk bisa kembali ke perform seperti di GP Qatar-2?

Pria asal Italia itu menjawab, “Karena di Qatar, Jorge telah dites dan dilatih selama 10 atau 11 hari sebelum dia memulai balapan pertama. Di Eropa, seperti kebanyakan rookie lainnya, dia akan balapan dengan mesin MotoGP untuk pertama kalinya pada hari Jumat di FP1. Tentu saja kami ingin mengejutkan rookie seperti Jorge Martin di semua trek dan di setiap balapan.”

“Tapi kami harus realistis dan tidak memberi tekanan tambahan pada pendatang baru. Mereka memiliki semua waktu yang mereka butuhkan untuk menyesuaikan, tumbuh, dan mengalami. Jika semua ini membutuhkan waktu lebih sedikit, kita semua akan senang. Tapi jika butuh waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan beberapa lintasan, kami bisa mengerti,” pungkas Paolo Ciabatti.

Rafie Satya Pradipta

Leave a Comment

Recent Posts

Aleix Espargaro : Tidak Ada yang Menyangka Pedro Acosta dan KTM Akan Sekuat Itu

RiderTua.com - Aleix Espargaro salah satu dari pembalap senior yang memuji setinggi langit penampilan pembalap baru dari negaranya, Spanyol.. Pedro…

28 Maret 2024

Honda Sulit Kompetitif : Part Baru di Portimao Tidak Banyak Membantu

RiderTua.com - Pekerjaan pengembangan Honda di MotoGP mengalami kesulitan. Seperti di Qatar, pada balapan akhir pekan Portugal, tidak banyak yang…

28 Maret 2024

Hyundai Siap Tingkatkan Produksi Mobil Listriknya di Indonesia

RiderTua.com - Penjualan mobil listrik Hyundai masih cukup bagus di Indonesia meski dengan kondisi pasarnya selama bulan lalu. Tapi setidaknya…

28 Maret 2024

Hyundai Kembali Menguji Palisade Facelift di Jalan

RiderTua.com - Hyundai mungkin memiliki divisi mobil mewahnya sendiri, yaitu Genesis. Tapi bukan berarti mereka hanya mengandalkan divisinya saja di…

28 Maret 2024

Alasan BMW Belum Umumkan Harga i5 di Indonesia

RiderTua.com - BMW telah meluncurkan i5 di Indonesia sebagai model baru untuk menambah lebih banyak line-up mobil ramah lingkungannya. Mobil…

28 Maret 2024

Mobil Baru Mercedes-Benz yang akan Diluncurkan di Indonesia Tahun Ini

RiderTua.com - Mercedes-Benz telah meluncurkan dua mobil baru di Indonesia, yaitu GLA Facelift dan GLE model terbaru. Meskipun begitu, mereka…

28 Maret 2024