RiderTua.com – Pecco Bagnaia bahkan sudah diincar Ducati dua tahun sejak di Moto2, dia berujar bahwa dia mengendarai Ducati secara berbeda dari yang lain (punya improve sendiri). Gaya balapnya bersih, mampu bermanuver seperti yang dilakukan Jorge Lorenzo, masalah cornering era Dovi-Petrucci bisa teratasi dengan gayanya. Bagnaia kini menjadi pemimpin baru kejuaraan MotoGP. Berkat gaya balapnya yang disempurnakan pada tahun 2020 dan selama persiapan musim dingin di peternakan milik akademi VR46. Ducati percaya pada kemampuan Pecco Bagnaia sejak musim dingin 2017 (masih di Moto2), bahkan sebelum dia menjadi juara Moto2 di tahun berikutnya (2018). Bergabung dengan tim MotoGP bersama Pramac Racing pada 2019, tahun pertamanya sebagai rookie mampu mengoleksi 3 kali di posisi 10 besar. Banyak pasang surut di musim 2020, akibat cedera parah dalam latihan bebas di Brno. Satu-satunya kegembiraan adalah naik podium di Misano, yang pertama di kelas utama.. Ducati mempertaruhkan segalanya pada Jack Miller yang lebih senior di MotoGP sebagai pembalap top, Pecco mampu memotivasi Miller dengan menjadi pemimpin klasemen. Apa yang dimaksud gaya balap ciptaan Pecco sendiri?
Berkat dua podium dan posisi keenam, siswa dari Akademi VR46 memimpin Kejuaraan Dunia jelang GP Le Mans. Sebagian besar pujian diberikan pada gaya balapnya yang bersih, mampu bermanuver seperti yang dilakukan Jorge Lorenzo sebelum perpisahannya dengan Ducati. Namun masih terus melakukan perbaikan dalam hal manajemen ban. Dibandingkan dengan semua pembalap Ducati, dia berhasil menekan lebih banyak di paruh kedua balapan. Ketika dia tampaknya terlihat finis di luar podium, namun dia berhasil menemukan tenaga ekstra yang tersembunyi untuk menyalip dan mengejar pembalap didepan. “Tahun lalu saya mulai mengendarai Ducati dengan cara yang berbeda. Sekarang saya lebih mengerti apa yang harus saya lakukan setelah berjuang keras di paruh kedua musim MotoGP 2020”.
Semua itu juga berkat persiapan musim dingin di Ranch, musim 2021 bisa jadi tahun istimewa Pecco Bagnaia di MotoGP. “Sulit beradaptasi. Mungkin semua pekerjaan selama musim dingin, berlatih di gym dan bersama anak-anak akademi memberi saya motivasi dan kepercayaan diri tambahan. Pada balapan pertama di Qatar saya mencoba menghemat ban. Dalam balapan ini saya belajar bahwa saya harus menggunakan ban secara berbeda. Seminggu kemudian saya lebih cepat, tapi saya melakukan kesalahan sehingga saya kehilangan kesempatan untuk menang”.
Ducati GP21 memungkinkannya untuk meningkatkan akselerasi dan pengereman, berkat mesin V4 bertenaga yang memungkinkan pembalap pecundangi lawan di trek lurus. Cornering sepertinya tidak lagi menjadi masalah seperti yang terjadi di zaman Dovizioso dan Petrucci. Gaya balapnya memiliki karakter sendiri, seperti halnya evolusi dari prototipe terbaru. “Saya bisa mengerem dengan sangat kuat dan mengambil tikungan dengan kecepatan lebih dari pembalap pabrikan Ducati lainnya. Itu sesuatu yang saya pelajari dalam dua tahun sebelumnya.. Saya menggabungkan gaya balap Ducati dengan gaya asli saya. Ini kombinasi yang bekerja dengan baik saat ini. Jika Anda melihat datanya, sangat berbeda dengan data pembalap Ducati lainnya,” pungkas Pecco.
RiderTua.com - Jack Miller mengakui bahwa tidak ada peluang melawan Acosta, pembalap Australia itu terkesan dengan rookie GasGas di Portimao..…
RiderTua.com - Dengan Hyundai yang telah meluncurkan Ioniq 5 N di Korea Selatan, model ini akan dihadirkan di negara lainnya.…
RiderTua.com - Produk dari Kia sudah tidak bisa diragukan lagi soal kualitasnya. Terlebih dengan model BEV yang dijualnya sejauh ini,…
RiderTua.com - Hyundai telah meluncurkan Ioniq 5 N sebagai mobil listrik berperforma tinggi pertama dari divisi mobil sport N. Model…
RiderTua.com - Hyundai Kona Electric generasi terbaru telah dihadirkan di Indonesia, hanya saja harga jualnya tidak ikut diumumkan. Meski mereka…
RiderTua.com - Honda baru memiliki dua mobil hybrid yang dijual di Indonesia, yaitu CR-V dan Accord e:HEV. Meskipun dijual dengan…
Leave a Comment