Categories: MotoGP

Honda: Bahkan Meniru Ducati Itu Tidak Mudah!

RiderTua.com – Bahkan meniru Ducati itu tidak mudah.. Honda RC213V juga menerapkan ride height system, atau sistem ketinggian berkendara di motor MotoGP Honda-nya. Tujuannya agar bisa berakselerasi lebih kuat saat keluar tikungan.. Pelopornya tentu saja Ducati, semua pabrikan juga menirunya.. Bradl mengatakan,”Tidak semudah itu menekan tombol alat itu saat mengendarai motor.”.. Menurut Stefan Bradl, penerapan alat ini sangat bergantung pada sirkuitnya. Honda juga telah bekerja dengan sistem baru untuk beberapa balapan untuk men’ceper‘kan bagian belakang saat keluar tikungan..

Honda: Bahkan Meniru Ducati Itu Tidak Mudah

Tim Honda juga telah menggunakan perangkat holeshot untuk beberapa balapan. Dua pembalap Repsol Alex Marquez dan Stefan Bradl juga bereksperimen dengan pengembangan sistem ini yang sudah dikembangkan lebih lanjut sehingga bagian belakang juga bisa diturunkan saat berkendara (tidak hanya saat start).

“Ya, kami punya sistem ini pada motor Honda RC213V kami. Kami kebanyakan menggunakannya saat start.. Sistem start berfungsi dan juga digunakan oleh Takaaki Nakagami. Varian yang dikembangkan lagi masih dalam pengerjaan ..” kata Bradl.

Jika bagian belakang ditekan bersamaan saat keluar dari tikungan, seharusnya ada grip yang lebih kuat. “Agak sulit saat berkendara. Di Barcelona tingkat cengkeraman rendah dan ban belakang banyak selip… Kita harus mengaturnya dengan gaya balap kita,” simpul Bradl …

Selain itu, pembalap harus terbiasa mengaktifkan sistem pada saat yang tepat untuk keluar dari tikungan saat melaju.. “Tidak semudah itu menekan tombol saat mengendarai motor. Ini sesuatu untuk masa depan.(tidak sekarang).”

“Semua pabrikan sudah menggunakannya dan saya kira itu juga tergantung layout lintasan,” kata Bradl. Inilah sebabnya mengapa sistem ini tidak digunakan secara konstan oleh pabrikan MotoGP lain, bahkan oleh pionir Ducati.

Di satu sisi pembalap harus terbiasa, di sisi lain teknologi harus disempurnakan. “Ini kombinasi.. Kami masih di fase awal dengan sistem ini. Di beberapa trek, ini lebih efisien daripada di trek lain. Di Barcelona lebih banyak tentang mengelola ban belakang. Jadi sistem ini tidak membuat perbedaan besar saat balapan.”.. Jadi bukan saja sulit menciptakan sesuatu, bahkan meniru ide Ducati itu tidak mudah..

This post was last modified on 4 Oktober 2020 15:36

ridertua

Leave a Comment

Recent Posts

Neta Memulai Produksi Mobil Listriknya di Indonesia

RiderTua.com - Akhirnya Neta dapat memulai perakitan mobil listriknya di Indonesia setelah memulai penjualannya sejak tahun lalu. Walau mereka baru…

25 April 2024

Citroen e-C3 Siap Diproduksi di Indonesia!

RiderTua.com - Walau Citroen mengimpor seluruh mobilnya dari luar negeri, modelnya dapat dijual dengan harga cukup terjangkau. Tentunya dengan kualitasnya…

25 April 2024

Aleix Espargaro : Fabio Quartararo Bertahan di Yamaha Bukan Hanya Karena Uang

RiderTua.com - Fabio Quartararo memilih tetap bertahan dengan Yamaha meski performa M1 sangat mengecewakannya. Aleix Espargaro ikut mengomentari hal ini, pembalap…

25 April 2024

Penjualan Mobil Listrik Ditargetkan Bisa Mencapai 17 Juta Unit?

RiderTua.com - Sejauh ini penjualan mobil listrik di seluruh dunia masih cukup bagus, walau dengan adanya penurunan tren di Eropa…

25 April 2024

Citroen C3 Aircross akan Dikirim ke Konsumen Bulan Depan

RiderTua.com - Citroen kini menghadirkan varian baru lainnya dari C3 di Indonesia, yaitu Aircross. Layaknya C5 Aircross yang sebelumnya dirilis,…

25 April 2024

Marco Bezzecchi : Kami Belum Mencetak Satu Poin Pun di Sprint Race

RiderTua.com - Dari 3 sprint pertama musim 2024, duo rider VR46 Marco Bezzecchi dan Fabio di Giannantonio belum mencetak satu…

25 April 2024