RiderTua.com – Valentino Rossi kini berusia 41 tahun, menjadi pembalap tertua di grid, dia berasal dari tiga generasi. Meskipun dia mungkin masih sulit menghilangkan gaya balap konvensional alias old school. Namun dia juga sudah mencoba beradaptasi dengan style balap modern. Tapi jangan salah..gaya balap old school tidak selamanya buruk di era sekarang. Fakta tahun lalu, Alex Rins mampu pecundangi Marquez dengan gabungan gaya pembalap pada era 80-90an. Dimana saat mengerem, dia selalu berusaha tetap tegak.. Apakah karena gaya balap ‘Old School’ membuat Rossi menderita masalah ban?
Valentino Rossi berpacu melawan waktu, dia hanya memiliki beberapa hari untuk mencoba menyelesaikan masalah yang muncul dalam tes MotoGP terakhir di Qatar. Jika tes MotoGP di Malaysia memberi semangat baru bagi Valentino Rossi, dalam tes di Qatar di terlihat mengambil langkah mundur. Masalah degradasi belakang kembali dideritanya dengan motor M1 2020 baru. Apakah gejala ini karena ada sesuatu yang berubah dalam gaya balapnya?.
Dalam tiga hari Losail dia tidak lebih baik dari Maverick Vinales dan Fabio Quartararo. Yamaha M1 2020 terbaru tidak dapat menyelesaikan masalah Rossi. Pada hari terakhir dia mencoba melakukan simulasi balapan, tetapi dia mulai kehilangan cengkeraman setelah 5-6 lap. Hal ini tidak dialami pembalap Yamaha yang lain..
Memang hasil tes tidak akan mencerminkan hasil saat balapan, tetapi Valentino Rossi tetap khawatir. “Kami sedikit khawatir, meskipun terasa nyaman dengan motor YZR-M1 2020 dan cukup cepat dengan ban baru, kesenjangan dari pembalap Yamaha yang lain jelas terlihat. Setelah beberapa putaran, sayangnya, saya harus melambat. Ini bukan berita baik,” kata Rossi…
Manajer tim Massimo Meregalli memastikan dukungan maksimal untuk Rossi. “Selama minggu ini, kami akan menganalisis data Valentino dan fokus pada peningkatan ketahanan bannya. Namun Rossi tidak jauh dari barisan depan, kami berharap berada di kelompok depan “.
Yamaha masih kalah di trek lurus dengan Ducati sekitar 7-8 km / jam selisih dalam hal top speed. Namun pembalap generasi baru mesin inline-4 (Vinales, Quartararo, Rins …) telah menunjukkan bahwa cornering speed, di banyak trek, memiliki keuntungan lebih besar daripada power.
Akhirnya Rossi tidak punya pilihan selain menganalisis data dan mengandalkan hasil kerja David Munoz pada akhir pekan balapan nanti. Keausan ban belakang harus diselesaikan dengan teknik balap baru. Yang dikombinasikan dengan pengaturan yang berbeda untuk M1-nya. Telemetri Vinales dan Fabio tampaknya tidak banyak berguna, berbeda dalam ukuran dan cara membalap, Rossi harus lebih konsisten pada kecepatan balapan (race pace).
“Kami memiliki data dan kami perlu memahami alasannya, jadi selesaikan sebelum balapan pertama Qatar (8 maret). Sulit dipahami, di Malaysia kami berhasil dengan baik … Dalam tes musim dingin ini Vinales, Quartararo dan Rins sangat cepat, mereka tampaknya dalam kondisi yang lebih baik daripada orang lain,” kata Valentino Rossi.
This post was last modified on 26 Februari 2020 19:40
RiderTua.com - Marc Marquez mengukuhkan dirinya sebagai pembalap GP23 tercepat pada 3 seri pertama MotoGP musim 2024. CEO Ducati Claudio…
RiderTua.com - Akhirnya Neta dapat memulai perakitan mobil listriknya di Indonesia setelah memulai penjualannya sejak tahun lalu. Walau mereka baru…
RiderTua.com - Walau Citroen mengimpor seluruh mobilnya dari luar negeri, modelnya dapat dijual dengan harga cukup terjangkau. Tentunya dengan kualitasnya…
RiderTua.com - Fabio Quartararo memilih tetap bertahan dengan Yamaha meski performa M1 sangat mengecewakannya. Aleix Espargaro ikut mengomentari hal ini, pembalap…
RiderTua.com - Sejauh ini penjualan mobil listrik di seluruh dunia masih cukup bagus, walau dengan adanya penurunan tren di Eropa…
RiderTua.com - Citroen kini menghadirkan varian baru lainnya dari C3 di Indonesia, yaitu Aircross. Layaknya C5 Aircross yang sebelumnya dirilis,…
Leave a Comment