RiderTua.com – MotoGP 2001 adalah akhir era MotoGP 2 stroke (mesin 2-tak). Selama bertahun-tahun kita seakan tidak berharap mesin 2-tak yang ditenagai bahan bakar sintetis kembali ke lintasan. Never Say Never, tidak ada yang tidak mungkin…apapun bisa saja terjadi. Suara knalpotnya yang khas mungkin akan bisa kita dengar lagi di lintasan MotoGP, teknologi semakin canggih… ‘Motor Ngebul’ 2-Tak mungkin dipakai balapan lagi di MotoGP?
Berawal dari penelitian yang dilakukan oleh penyelenggara balap mobil F1. Mereka menyatakan bahan bakar fosil memiliki reputasi buruk dan mobil listrik belum 100% siap. Pejabat F1 telah menyatakan niat mereka untuk tidak menggunakan mobil balap yang sekarang ( bahan bakar karbon) pada tahun 2030. Pat Symonds, direktur teknis F1, mengatakan perubahan itu akan menghasilkan perubahan besar pada mesin dan bahan bakar yang digunakan.
Berbicara di konferensi Asosiasi Industri Motorsport tentang efisiensi energi di motorsport, Inggris mengungkapkan bahwa F1 sedang mempertimbangkan untuk memperkenalkan mesin 2-stoke( dua tak) yang ditenagai bahan bakar ramah lingkungan.
Pat Symonds berujar: “Saya sangat senang dengan mengembalikan perhatian kita ke mesin dua langkah. Jauh lebih efisien, suara knalpotnya menarik dan banyak masalah dari mesin 2-tak yang lama disempurnakan. Mesinnya tetap hybrid, tapi ditenagai bahan bakar sintetis. Kita harus melihat seperti apa mesin masa depan kita nantinya. Di F1, itulah yang kami lakukan sekarang. “
Pat Symonds menolak gagasan bahwa kembali ke mesin 2-tak adalah langkah mundur. “Orang-orang dari usia tertentu ingat hari Minggu sore yang penuh dengan asap mesin pemotong rumput dan malam hari diguncang oleh skuter yang berisik. Tetapi direct injection (injeksi langsung) dan sistem pengapian baru telah membuat semua bentuk mesin 2-tak terbaru sangat efisien dan menghormati emisi. Saya pikir jenis teknologi ini dapat memiliki masa depan yang baik. “
Menindaklanjuti ide itu, Pat Symonds berusaha membuat kelompok kerja serupa untuk mempelajari jenis mesin terbaik yang dapat diperkenalkan oleh F1 pada 2025 atau paling lambat pada 2026. Menurut para pejabat dari F1, hampir tak terhindarkan bahwa pada suatu saat harus secara bertahap menghilangkan mesin pembakaran internal.
Penelitian yang dipresentasikan pada konferensi itu menunjukkan bahwa mobil balap listrik menghasilkan emisi karbon dua kali lebih banyak daripada mobil balap hybrid saat ini. Karena polusi yang disebabkan oleh pembuatan baterai. Sangat mungkin bahwa studi yang dilakukan oleh pejabat F1 di bidang ini juga akan memiliki dampak di bidang balap motor. MotoGP 2-tak? Kenapa tidak….. Yang setuju balap “RX King” pasti angkat tangan…
This post was last modified on 13 Januari 2020 17:00
RiderTua.com - Aleix Espargaro salah satu dari pembalap senior yang memuji setinggi langit penampilan pembalap baru dari negaranya, Spanyol.. Pedro…
RiderTua.com - Pekerjaan pengembangan Honda di MotoGP mengalami kesulitan. Seperti di Qatar, pada balapan akhir pekan Portugal, tidak banyak yang…
RiderTua.com - Penjualan mobil listrik Hyundai masih cukup bagus di Indonesia meski dengan kondisi pasarnya selama bulan lalu. Tapi setidaknya…
RiderTua.com - Hyundai mungkin memiliki divisi mobil mewahnya sendiri, yaitu Genesis. Tapi bukan berarti mereka hanya mengandalkan divisinya saja di…
RiderTua.com - BMW telah meluncurkan i5 di Indonesia sebagai model baru untuk menambah lebih banyak line-up mobil ramah lingkungannya. Mobil…
RiderTua.com - Mercedes-Benz telah meluncurkan dua mobil baru di Indonesia, yaitu GLA Facelift dan GLE model terbaru. Meskipun begitu, mereka…
Leave a Comment