RiderTua.com – Rupanya tidak ada kata libur untuk Maverick Vinales, pembalap MotoGP rekan Valentino Rossi di tim pabrikan Yamaha ini mengambil keuntungan dari liburan musim dingin untuk mengintensifkan pelatihan. Tahun 2020 akan menjadi titik yang menentukan untuk karirnya. Tidak hanya mengincar gelar MotoGP, tetapi untuk memastikan masa depannya. MotoGP 2020: Sambut ‘Perang Saudara’ di Yamaha, Vinales Berlatih Keras!
Vinales kini berada di persimpangan jalan, dia terus-menerus giat berlatih secara bergantian di gym dan motorcross. Di media sosial dia memposting aksinya dengan motor ‘garuk tanah’ yang segera mendapat komentar dari Capirossi, Pedrosa dan Aleix Espargaro.
Di Yamaha mereka tidak mau mengembangkan M1 yang sama untuk semua pembalapnya. Namun berdasarkan umpan balik dari semua pembalap, diputuskan arah mana yang akan diambil di masa depan. Sebuah filosofi yang dapat mendorong pembalap Spanyol itu ke tim lain jika negosiasinya kandas.
6 kemenangan Vinales dan 1 kemenangan Rossi di Yamaha membuat kontraknya semakin kuat. Namun musim 2019 ini Vinales belum mewakili sebagai ujung tombak tim garputala. Spesifikasi mesin baru M1 memang mengindikasikan harapan baru, tetapi keinginannya tidak sepenuhnya terpenuhi. Masih ada celah tertentu antara Honda dan Ducati dalam hal top speed, tetapi pada trek lurus perbedaannya tidak lagi besar.
Di Iwata- Jepang, Yamaha bekerja keras pada titik ini (top speed), tetapi dengan syarat mereka tidak kehilangan DNA asli M1 yang kuat di tikungan. Bahkan Maverick harus mengubah gaya balapnya dalam beberapa cara untuk beradaptasi dengan Yamaha, tetapi tanpa menemukan konsitensi di barisan depan atau kemenangan.
Perang saudara di garasi Yamaha bisa segera meledak, jika Valentino Rossi memutuskan untuk melanjutkan. Vinales dan manajernya sudah harus siap untuk membuat langkah besar. Atau menerima pinangan Ducati. “Yamaha adalah motor yang bekerja sangat baik, jelas.. Mengendarai dan melaju cepat itu mudah, tetapi menemukan langkah berikutnya, batas berikutnya, tidak mudah. Yamaha adalah motor yang jika terlalu agresif, tidak bisa bagus. Gaya balap ‘Mack’ sangat agresif, terutama saat pengereman.” kata Esteban Garcia kepala mekanik Vinales.
Bisa ditebak Maverick Vinales, pada beberapa sirkuit dengan M1 masih bekerja keras untuk mencapai podium. Karakteristik prototipe memaksa Maverick Vinales melakukan adaptasi yang tidak sesuai dengan gaya balapnya.
This post was last modified on 31 Desember 2019 10:39
RiderTua.com - Marc Marquez mengukuhkan dirinya sebagai pembalap GP23 tercepat pada 3 seri pertama MotoGP musim 2024. CEO Ducati Claudio…
RiderTua.com - Akhirnya Neta dapat memulai perakitan mobil listriknya di Indonesia setelah memulai penjualannya sejak tahun lalu. Walau mereka baru…
RiderTua.com - Walau Citroen mengimpor seluruh mobilnya dari luar negeri, modelnya dapat dijual dengan harga cukup terjangkau. Tentunya dengan kualitasnya…
RiderTua.com - Fabio Quartararo memilih tetap bertahan dengan Yamaha meski performa M1 sangat mengecewakannya. Aleix Espargaro ikut mengomentari hal ini, pembalap…
RiderTua.com - Sejauh ini penjualan mobil listrik di seluruh dunia masih cukup bagus, walau dengan adanya penurunan tren di Eropa…
RiderTua.com - Citroen kini menghadirkan varian baru lainnya dari C3 di Indonesia, yaitu Aircross. Layaknya C5 Aircross yang sebelumnya dirilis,…
Leave a Comment