Categories: MotoGP

Reorganisasi Tim Yamaha Mirip Ducati Saat Dirombak oleh Gigi Dall’Igna ?

RiderTua.com – Semenjak diberlakukannya aturan ECU yang sama yaitu dari Magneti Marelli dan ban Michelin, Yamaha memasuki tahun yang sulit. Dan mulai 1 Juli 2015, semua tim berpacu mempelajari Magneti Marelli, kecuali Ducati. Periode 2010-2014, Yamaha memenangkan 34 balapan. Namun 2015-2019, jumlah itu turun menjadi 24 kemenangan. Reorganisasi tim Yamaha mirip Ducati saat dirombak oleh Gigi Dall’Igna ?

Reorganisasi Tim Yamaha Mirip Ducati Saat Dirombak oleh Gigi Dall’Igna ?

Musim 2018 Yamaha memiliki deretan hasil yang mengecewakan, dan sedikit kemajuan dengan motor M1. Hal ini mendorong Yamaha untuk melakukan perombakan besar-besaran pada tingkat organisasi. Kouji Tsuya mundur sebagai pemimpin proyek M1, digantikan oleh Takahiro Sumi, selain itu cara kerja juga mendapat perhatian tersendiri.

Tujuannya adalah untuk membuat semua orang di Yamaha berbicara satu sama lain, membuat saluran komunikasi terbuka antara tim balap, tim pengujian, dan pabrikan. Untuk berbagi informasi dan ide antar kelompok kerja. Tidak ada yang ‘saling menyalahkan’ antar departemen. Meningkatkan komunikasi antara tim uji dan pabrikan dan membuang berbagai metode kerja antara tim uji Eropa dan Jepang.

Lin Jarvis dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa melihat apa yang mereka lakukan tidak berhasil. Mereka perlu menemukan solusi baru. Dan pada bulan November lalu akhirnya memutuskan dilakukan perubahan (perombakan organisasi). Dan mulai diterapkan pada bulan Desember. Pimpinan proyek baru Takahiro Sumi mulai mengubah metode dan cara bekerja serta pendekatannya.

Mirip Kondisi Ducati?

Langkah yang diambil Yamaha mengingatkan kita saat kedatangan Gigi Dall’Igna di Ducati. Hal pertama yang dilakukan orang Italia itu di Ducati Corse adalah mengubah cara komunikasi departemen, hal ini terbukti efektif dalam perubahan besar di tim Ducati. Mereka mulai memenangkan balapan lagi, dan menjadi penantang kejuaraan.

Di Ducati ketika Gigi Dall’Igna tiba pertama sebagai pimpinan baru tahu, yang dulu terjadi di Tim Italia adalah mereka memiliki tim mesin, tim sasis, dan tim pengujian dan tidak ada yang berbicara satu sama lain. Dall’Igna mulai cara baru dengan menggilir (rolling) staf di antara tim sehingga semua orang mengerti satu sama lain..

Penjelasan Lin Jarvis

Namun menurut Lin Jarvis sedikit ada persamaan, namun bedanya di Yamaha adalah lebih banyak tentang perubahan sikap (attitude) dan pendekatan. Bos Yamaha MotoGP itu sebut masalah mereka dengan istilah ‘Island mentality‘ (kelompok yang terisolasi yang menganggap diri mereka luar biasa atau lebih unggul dari kelompok atau grup yang lain di tim Yamaha).

Di Yamaha menurut Jarvis ada kelompok-kelompok orang yang sibuk dengan elemen mereka sendiri dan tidak cukup berkolaborasi dan tidak dengan pikiran yang cukup terbuka. Mungkin beberapa dari mereka melindungi situasi mereka, karena merasa ‘diserang’. Jadi mereka menjadi lebih protektif daripada terbuka dan kolaboratif.

Metode manajemen baru Yamaha saat ini adalah, melihat motor dan operasi secara keseluruhan, jadi semuanya penting untuk disatukan. Jika elektronik adalah masalahnya, maka mereka perlu mencari tahu bagaimana hal itu berinteraksi dengan sasis, dengan mesin dan yang lainnya. Jadi itu benar-benar masalah membuat setiap kelompok mengerti bahwa mereka semua harus berkolaborasi bersama, karena semuanya harus dipertimbangkan dalam satu paket.

Kapan Yamaha Kompetitif Lagi?

Tetapi perubahan mendasar yang perlu dilakukan Yamaha menurut Jarvis adalah: komunikasi terbuka, interaksi, di dalam perusahaan, di luar perusahaan, karena ada banyak orang ahli juga di luar perusahaan (ahli ECU orang Italia atau ahli-ahli dari Jerman).

Kita lihat saja hasilnya di 2020, namun diparuh kedua musim 2019 Yamaha mulai menunjukkan perbaikan tingkat daya saingnya.. Perlu waktu, tidak semudah membalik telapak tangan. Gigi Dall’Igna gabung ke Ducati tahun 2013 dan Andrea Dovizioso bisa menantang Marquez mulai 2017 ( 4 tahun sesudahnya)…

Trending Artikel Minggu Ini ( Top6):

  1. Hasil Sepang 8H Trial: Franco Morbidelli Raih Posisi Pole
  2. Siapa Pembalap MotoGP Paling Ramah di Trek? Mungkin Jawabnya Tidak Ada!
  3. Tahukah Kamu, Marc Marquez Juga Seorang Mekanik yang Luar Biasa!
  4. Esteban Garcia Berang, Bukan Quartararo Referensi Pembalap di Yamaha, Tapi Vinales!
  5. Sempat Menolak, Quartararo Akhirnya Pelajari Data Telemetri Lorenzo di Yamaha
  6. Apakah Rossi Akan Menjadi Manajer Tim Vinales dan Quartararo,Gantikan Meregalli di Yamaha?

This post was last modified on 14 Desember 2019 09:31

ridertua

Leave a Comment

Recent Posts

Aleix Espargaro : Tidak Ada yang Menyangka Pedro Acosta dan KTM Akan Sekuat Itu

RiderTua.com - Aleix Espargaro salah satu dari pembalap senior yang memuji setinggi langit penampilan pembalap baru dari negaranya, Spanyol.. Pedro…

28 Maret 2024

Honda Sulit Kompetitif : Part Baru di Portimao Tidak Banyak Membantu

RiderTua.com - Pekerjaan pengembangan Honda di MotoGP mengalami kesulitan. Seperti di Qatar, pada balapan akhir pekan Portugal, tidak banyak yang…

28 Maret 2024

Hyundai Siap Tingkatkan Produksi Mobil Listriknya di Indonesia

RiderTua.com - Penjualan mobil listrik Hyundai masih cukup bagus di Indonesia meski dengan kondisi pasarnya selama bulan lalu. Tapi setidaknya…

28 Maret 2024

Hyundai Kembali Menguji Palisade Facelift di Jalan

RiderTua.com - Hyundai mungkin memiliki divisi mobil mewahnya sendiri, yaitu Genesis. Tapi bukan berarti mereka hanya mengandalkan divisinya saja di…

28 Maret 2024

Alasan BMW Belum Umumkan Harga i5 di Indonesia

RiderTua.com - BMW telah meluncurkan i5 di Indonesia sebagai model baru untuk menambah lebih banyak line-up mobil ramah lingkungannya. Mobil…

28 Maret 2024

Mobil Baru Mercedes-Benz yang akan Diluncurkan di Indonesia Tahun Ini

RiderTua.com - Mercedes-Benz telah meluncurkan dua mobil baru di Indonesia, yaitu GLA Facelift dan GLE model terbaru. Meskipun begitu, mereka…

28 Maret 2024