RiderTua.com – Yamaha tumbang oleh dua rival kuatnya Honda dan Ducati. Kelebihan cornering speed mesin inline-4 yang dibanggakan tim garputala tak mampu lagi membendung kecepatan dua lawan kuatnya. Alih-alih mengganti konsep mesin V4, Yamaha semakin memperkuat DNA mesin balap inline-4 yang terkenal halus dan ramah pembalap. Dan Quartararo akan menjadi paket sempurna sebagai peluru terakhir Yamaha di MotoGP. Sempat menolak, Quartararo akhirnya pelajari data telemetri Lorenzo di Yamaha
Selama 15 tahun terakhir, Yamaha meraih gelar Dunia MotoGP sebanyak tujuh kali. Empat kali dengan Valentino Rossi (2004, 2005, 2008, 2009), tiga kali oleh Jorge Lorenzo (2010, 2012, 2015). Tiga gelar terakhir pabrikan dicetak oleh pembalap pembalap Spanyol itu.
Melihat data kejuaraan terakhir Yamaha kuat dengan gaya balap yang lembut. Lorenzo dan Yamaha M1 telah lama menjadi paket balap Yamaha yang sempurna. Gaya balap Jorge Lorenzo yang halus dan konsisten pada racing line serta kecepatannya mengerikan saat di tikungan. Konsep gaya balapan inilah yang disebut lembut bagai mentega dan mematikan bagai palu alias “butter & hammer”.
Kesuksesan Yamaha tentunya bisa kembali dengan tidak melupakan prestasi mereka yang terakhir misalnya dengan melihat data Lorenzo ( saat dia kuat dan juara dengan Yamaha). Tapi rencana itu sebelumnya ditolak Quartararo. “Kami hanya memiliki data dari tahun ini, kemudian saya tertarik untuk melihatnya (data Lorenzo),” kata El Diablo..
Fabio Quartararo mengatakan: “Hanya untuk membandingkan dan melihat di mana Lorenzo menginjak rem, bagaimana ritme Lorenzo saat melalui tikungan, dia jelas merupakan teladan dengan gaya balap yang lembut, saya ingat ketika saya masih muda dan membalap di kelas yang lebih kecil, dia sangat cepat”.
Jadi dengan melihat kembali data Lorenzo saat dia tampil dominan dan juara merupakan cara bagus untuk mengelola kejuaraan dari sisi lain. Bukan hanya tentang pengembangan motor saja..
Yamaha M1 adalah paket yang sempurna bagi pembalap pemula. Motor tim garputala ini dianggap paling mudah dikendarai dan kuat dalam pengendaliannya, yang membuatnya lebih mudah bagi rookie seperti Quartararo.
“Saya hanya duduk di atas motor dan mencoba mengendarai secepat mungkin. Motor juga bekerja sangat baik karena saya memiliki gaya mengendarai yang lebih lembut secara alami, walaupun saya sebenarnya berusaha menjadi agresif dengan motor ini, tetapi kemudian saya tidak bisa benar-benar agresif.” kata pembalap Prancis itu dengan santai.
Lorenzo dengan gaya lembutnya menjadi panutan. Quartararo memiliki gaya balap yang sangat mendekati. Tidak heran jika Fabio tahun ini sudah dipromosikan sebagai kandidat yang menjanjikan. Dialah yang bisa mengikuti jejak Lorenzo dan memberikan Yamaha gelar juara dunia ke depan.. Gaya Quartararo ini akan dikuatkan dengan mempelajari lebih banyak data Lorenzo… Bahkan menurut bos Yamaha Lin Jarvis, kemenangan Quartararo hanya masalah waktu saja..
This post was last modified on 10 Desember 2019 17:40
RiderTua.com - Salah satu skutik Yamaha yang berkolaborasi dengan FILA yakni sebuah brand fashion terkenal, menghasilkan edisi spesial dari Fazzio…
RiderTua.com - Marc Marquez mengukuhkan dirinya sebagai pembalap GP23 tercepat pada 3 seri pertama MotoGP musim 2024. CEO Ducati Claudio…
RiderTua.com - Akhirnya Neta dapat memulai perakitan mobil listriknya di Indonesia setelah memulai penjualannya sejak tahun lalu. Walau mereka baru…
RiderTua.com - Walau Citroen mengimpor seluruh mobilnya dari luar negeri, modelnya dapat dijual dengan harga cukup terjangkau. Tentunya dengan kualitasnya…
RiderTua.com - Fabio Quartararo memilih tetap bertahan dengan Yamaha meski performa M1 sangat mengecewakannya. Aleix Espargaro ikut mengomentari hal ini, pembalap…
RiderTua.com - Sejauh ini penjualan mobil listrik di seluruh dunia masih cukup bagus, walau dengan adanya penurunan tren di Eropa…
Leave a Comment