Categories: MotoGP

Iker Lecuona dan Francesco Bagnaia: Efek Dua ‘Riding Style’ Berbeda pada Mesin V4 MotoGP !

RiderTua.com – Iker Lecuona adalah bakat besar baru yang akan turun di mesin V4 KTM MotoGP mulai seri Valencia sebentar lagi. Merupakan anak asuh Mathieu Grodecoeur tim Moto2 di American Racing, yang melihat ‘bakat mentah’ yang luar biasa dari Iker. Kenapa kita bandingkan dengan Francesco Bagnaia Juara Dunia Moto2 2018?.. Karena keduanya berasal dari dua karakter motor Moto2 yang berbeda (Kalex Vs KTM) dan bagaimana efeknya setelah naik kelas ke MotoGP dengan mesin sama-sama V4 ( Ducati dan KTM)..? .. Berikut ini cerita Iker Lecuona dan Francesco Bagnaia: Efek dua ‘Riding Style’ berbeda pada mesin V4 MotoGP !

Iker Lecuona dan Francesco Bagnaia: Efek Dua ‘Riding Style’ Berbeda pada Mesin V4 MotoGP !

Iker Lecuona: Rear Wheel Style

Lecuona sangat agresif saat diatas motor, “Iker mengendarai dengan bagian belakang motor dan tidak peduli apa yang terjadi dengan bagian depan. Alasan dia kuat dengan motor KTM Moto2 adalah bahwa dia benar-benar mengabaikan masalah chatter ( vibrasi atau guncangan) bagian depan motor dan semua masalah front end motor.”

Gaya balap Iker disinyalir klop dengan mesin liar V4 KTM. Karena di Moto2 dia juga memakai sasis motor racikan KTM. Dia mengaku tidak cocok dengan Kalex. Sekedar info saja Iker pernah memakai motor Sasis Kalex Moto2 ( 2016-2017). Ketika dia pindah tim dengan sasis racikan KTM pada akhir 2017, Iker merasakan dari pertama bahwa motor KTM cocok untuknya karena dia bisa sangat agresif.

Dan dengan karakter frame KTM itu dia dapat melakukan apa yang ia inginkan dengannya. Dengan Kalex, Iker harus lebih sensitif dengan bagian depan dan dia tidak begitu menyukainya. Karena Iker adalah pembalap dengan ‘Aliran’ Rear Wheel Style alias membalap dengan mengandalkan ban belakang..

Francesco Bagnaia: Front Wheel Style (Cornering Speed)

Francesco ‘Pecco’ Bagnaia juara Moto2 2018 jebolan pembalap mesin dengan sasis Kalex.. Seperti diulas diatas Kalex adalah motor dengan karakter yang membutuhkan penanganan yang lebih sensitif dengan bagian depan.. Gaya inilah yang dibawa Bagnaia ke Ducati MotoGP.. Hasilnya?

‘Pecco’ Bagnaia hingga akhir musim 2019 kurang dari sepertiga poin Fabio Quartararo dan hanya di depan rookie KTM Miguel Oliveira…!.. Dan yang lebih memprihatinkan lagi dia mencium tanah 13 kali, menempatkannya tepat di belakang deretan pembalap “sering jatuh” dengan Jack Miller dan Johann Zarco di musim 2019 ini.

Masalah Gaya Balap Bagnaia

Manajer tim Pramac Francesco Guidotti menjelaskan masalah anak didiknya itu.”Gaya balap Pecco adalah cornering speed, yang lebih banyak menggunakan ban depan. Ada banyak risiko lebih besar untuk jatuh dengan cornering speed yang tinggi, daripada menggunakan pengereman yang kuat (hard braking), akselerasi yang kuat dan kecepatan yang lebih rendah di tikungan.” kata bos tim Pramac.

Akhirnya berkat diskusi antara pembalap dan manajernya itu dia harus mengubah gaya balapnya.. Masalahnya tidak mudah mengubah gaya balap seperti membalik telapak tangan. Terkadang Bagnaia bisa, di lain waktu dia tidak bisa. Bahkan bos tim Pramac itu menunjukkan kepada Pecco data semua pembalap Ducati.

Namun Bagnaia bersikeras menggunakan kedua gaya balap itu dan membuat keseimbangan. Dan jika dia mampu mengawinkan kedua gaya balap itu maka dia akan sempurna! ..

Kesimpulan

Gaya balap akan terbawa oleh pembalap dari mana dia berasal. Dan tidak akan mudah berubah dalam waktu cepat. Kasus Lorenzo dan Zarco (Yamaha) adalah yang paling terkini. Ada beberapa pilihan: Ubah gaya balap, mengubah ergonomi motor atau yang lebih ekstrim merubah karakter motor.

Kasus Iker Lecuona mungkin akan menarik kita ikuti. Dia tidak perlu mengubah gaya balapnya. Karena dia sudah mempunyai gaya yang selaras dengan tuntutan karakter motor V4. Namun pasti semua pembalap butuh adaptasi. Seperti yang Mathieu Grodecoeur katakan ‘Bakat Mentah’ Iker Lecuona sangat luar biasa… end..

Trending Artikel Minggu Ini ( TOP7):

  1. Marquez Pindah Tim: Honda Harus Memenuhi Permintaannya, Jika Tidak?
  2. Ingat Pesan ‘Papa’ Doohan: Hancurkan Lawan di Trek, Jauhi Mikrofon !
  3. Transfer 2021: Rossi Mesin Penjualan Yamaha Tiada Banding, Vinales ke Ducati-Honda-Suzuki?
  4. Asap Putih Keluar dari Swingarm RC213V Marquez, Gas Nitrogen atau Debu?
  5. Gabung Tim Resmi Yamaha Ibarat ‘Hadiah Beracun’ bagi Quartararo, Jangan Tergoda!
  6. Ketika Sihir Tipuan Marquez Gagal dan Berakhir di Aspal !
  7. Iker Lecuona: Super-Rookie Jelmaan Casey Stoner dan Anti-Marquez, Waspadalah !

This post was last modified on 11 November 2019 09:43

ridertua

Leave a Comment

Recent Posts

Kolaborasi Yamaha dengan FILA, Luncurkan Fazzio Edisi Spesial

RiderTua.com - Salah satu skutik Yamaha yang berkolaborasi dengan FILA yakni sebuah brand fashion terkenal, menghasilkan edisi spesial dari Fazzio…

25 April 2024

CEO Ducati : Performa Marc Marquez Tidak Bisa Disamakan dengan Pembalap GP24

RiderTua.com - Marc Marquez mengukuhkan dirinya sebagai pembalap GP23 tercepat pada 3 seri pertama MotoGP musim 2024. CEO Ducati Claudio…

25 April 2024

Neta Memulai Produksi Mobil Listriknya di Indonesia

RiderTua.com - Akhirnya Neta dapat memulai perakitan mobil listriknya di Indonesia setelah memulai penjualannya sejak tahun lalu. Walau mereka baru…

25 April 2024

Citroen e-C3 Siap Diproduksi di Indonesia!

RiderTua.com - Walau Citroen mengimpor seluruh mobilnya dari luar negeri, modelnya dapat dijual dengan harga cukup terjangkau. Tentunya dengan kualitasnya…

25 April 2024

Aleix Espargaro : Fabio Quartararo Bertahan di Yamaha Bukan Hanya Karena Uang

RiderTua.com - Fabio Quartararo memilih tetap bertahan dengan Yamaha meski performa M1 sangat mengecewakannya. Aleix Espargaro ikut mengomentari hal ini, pembalap…

25 April 2024

Penjualan Mobil Listrik Ditargetkan Bisa Mencapai 17 Juta Unit?

RiderTua.com - Sejauh ini penjualan mobil listrik di seluruh dunia masih cukup bagus, walau dengan adanya penurunan tren di Eropa…

25 April 2024