RiderTua.com – Akhirnya, perceraian Zarco dengan KTM lebih cepat dari yang direncanakan. Jika pemberitaan pembatalan kontrak satu tahun ( dari awalnya 2 musim) adalah berita mengejutkan seluruh paddock MotoGP, keputusan KTM untuk mempercepat bahkan saat musim bergulir saat ini, dan menggantinya dengan tes rider Mika Kallio, ibarat tsunami. Kemampo jika dalam istilah untuk buah adalah hampir matang. Johann Zarco kini berusia 29, bukan usia lanjut tetapi juga tidak terlalu muda dengan standar motor MotoGP saat ini. Zarco yang Kemampo, Durian Runtuh dan Efek Tsunami, Masih Maukah Yamaha Menerimanya ?
Namun dari sudut pandang tim sudah masuk logika karena saat ini KTM sedang mengembangkan motor KTM 2019 dan sisanya untuk tahun 2020. Akan tidak masuk akal jika mengungkapkan solusi teknis yang saat ini sedang dipelajari oleh pembalap yang akan pergi meninggalkan tim. Bahkan kemungkinan akan bergabung tim lain tahun depan. Apakah efektif jika sementara insinyur berbicara tentang masalah kendala teknis sementara pembalap sedang berfikir kendala kursi ( tim mana yang akan dia tempati)…
Usia 29 tahun memang belum terlalu tua namun juga tidak muda lagi jika bersaing dengan Quartararo ( 20 tahun). Zarco tidak punya waktu lagi untuk buang-buang waktu. Dia harus cepat mendapatkan tim tempatnya bernaung. Jika tidak dia akan kehilangan momentum Juara dunia Moto2 dan akan bermunculan pembalap-pembalap muda yang lebih kuat lagi.
Faktanya bagi Zarco, kondisi ini adalah salah satu poin terendah dalam karirnya. Fakta bahwa dia adalah juara dunia Moto2 dan membuktikan dirinya sebagai debutan MotoGP yang cemerlang dua musim lalu. Dengan prestasi empat posisi pole dan enam podium dalam dua tahun di tim satelit Yamaha. Namun dengan keputusannya untuk menyerah dengan KTM sepertinya pabrikan lain akan mempertanyakan jika dia alami hal serupa di tim barunya.
Untuk musim berikutnya kursi pembalap tim sudah penuh semua. Satu-satunya kemungkinan untuk kembali ke MotoGP adalah jika ada “durian runtuh” dengan mundurnya pebalap Honda, Jorge Lorenzo atau Cal Crutchlow, keduanya karena alasan yang berbeda dimana tidak puas dengan situasi mereka saat ini.
Tapi dugaan yang jelas lebih mungkin adalah bahwa Zarco dipaksa untuk menerima sebagai pembalap tes Yamaha. Yamaha, adalah motor yang selaras dengan gaya balapnya dan hasil yang sangat baik di masa lalu. Namun masih maukah Yamaha menerima kembalinya Johann Zarco?. Bagi Yamaha sebagai pembalap cadangan dan tes rider Zarco lebih baik dibandingkan Jonas Folger. Zarco akan siap dengan perubahan pembalap di Yamaha. Bahkan di tim Petronas atau mungkin jika Valentino Rossi, memilih untuk menggantungkan helmnya? Siapa tahu …
Referensi : tuttomotoriweb.com/2019/09/18
RiderTua.com - Marc Marquez mengukuhkan dirinya sebagai pembalap GP23 tercepat pada 3 seri pertama MotoGP musim 2024. CEO Ducati Claudio…
RiderTua.com - Akhirnya Neta dapat memulai perakitan mobil listriknya di Indonesia setelah memulai penjualannya sejak tahun lalu. Walau mereka baru…
RiderTua.com - Walau Citroen mengimpor seluruh mobilnya dari luar negeri, modelnya dapat dijual dengan harga cukup terjangkau. Tentunya dengan kualitasnya…
RiderTua.com - Fabio Quartararo memilih tetap bertahan dengan Yamaha meski performa M1 sangat mengecewakannya. Aleix Espargaro ikut mengomentari hal ini, pembalap…
RiderTua.com - Sejauh ini penjualan mobil listrik di seluruh dunia masih cukup bagus, walau dengan adanya penurunan tren di Eropa…
RiderTua.com - Citroen kini menghadirkan varian baru lainnya dari C3 di Indonesia, yaitu Aircross. Layaknya C5 Aircross yang sebelumnya dirilis,…
Leave a Comment