RiderTua.com – Johann Zarco menyerah dan tidak melanjutkan usahanya menundukkan motor KTM MotoGP, sebelum masa kontraknya habis. Pembalap Prancis itu sulit mengubah gaya balap yang sudah terlanjur serasi dengan karakter Yamaha. Tahun depan masih belum pasti bagaimana nasibnya. Sementara pembalap lain yang bernasib sama, bermasalah dengan tunggangannya adalah Jorge Lorenzo. Terbukti, Yamaha Paling Mudah Dikendarai dan Kenapa Honda Harus Cegah Lorenzo Pindah Tim ?
Ada kesamaan dari kedua pembalap tadi yaitu “mantan” pembalap Yamaha. Di Yamaha Lorenzo Juara Dunia dengan Yamaha. Setelah memutuskan hengkang dari pabrikan garputala Lorenzo gabung dengan Ducati. Berpindah dari motor Jepang ke Italia bukan perkara mudah, butuh satu setengah musim untuk adaptasi, cukup lama untuk pembalap selevel Lorenzo ( juara dunia). Bahkan membuat bos tim Ducati hilang kesabaran.
Satu hal yang bisa dilihat dari motor Ducati adalah lebih sulit dari Yamaha M1. Pertama kali Lorenzo naik Yamaha M1 di Qatar 2008 ( merupakan seri pertama Lorenzo) dia langsung podium-2 !. Sementara di Ducati untuk mencapai podium-2 dia harus menunggu 17 seri ( Malaysia 2017). Bagaimana dengan motor Honda?..
Jorge saat ini hanya berada di urutan 19 dalam klasemen, dengan posisi ke 11 di Le Mans sebagai hasil terbaiknya. Tetapi yang lebih penting adalah, bagaimana dia bisa kembali ke kondisi fisik yang prima untuk tujuh balapan Grand Prix yang tersisa : Misano, Aragon, Buriram, Motegi, Phillip Island, Sepang, dan Valencia. Untuk sekedar turun dan balapan di trek kemungkinan bisa, namun untuk bertarung sebagai pembalap sekaliber juara dunia apakah dia mampu ?.
Jika melihat perjalanan Lorenzo dan Zarco kita akan bisa dengan yakin mengatakan, motor Yamaha paling mudah dikendarai. Terlebih jika kita mengikuti petualangan rookie Fabio Quartararo, yang mampu merobek rekor pole termuda dengan Yamaha-nya !
Satu lagi untuk jangka panjang di musim 2020 apakah dia masih punya kepercayaan diri dengan RC213V yang dirancang untuk Marc Marquez?, tampak sangat sulit. Mungkin lebih baik Honda memberi cuti panjang bagi Lorenzo untuk kembali 100% baik kondisi mental dan fisiknya. Jika Lorenzo memutuskan berhenti seperti Johann Zarco dan pindah ke tim lain, katakanlah Ducati. Maka sama saja dengan HRC mengakui bahwa motornya nya tidak dapat dikendarai oleh semua orang.
Di mata dunia balap, satu hal yang akan terlihat bahwa hanya Marquez yang menang dengan Honda. Dan membiarkan Lorenzo pergi dari Honda, kemudian mencoba motor di tim lain dan mungkin menang… Justru membuktikan Honda motor paling sulit di MotoGP. Lalu Solusinya bagaimana?
Satu-satunya pilihan yang mungkin bagus untuk Jorge dan baik buat Honda, adalah mendapatkan cuti panjang ( setahun). Kemudian melanjutkan kontrak untuk 2021. Kejadian serupa pernah dialami Alain Prost, dimana dia libur satu tahun, tidak balapan pada tahun 1992, setelah ‘dipecat’ dari Ferrari, namun kemudian dia kembali pada 1993 dan menjadi juara dunia dengan tim Williams, sebelum pensiun untuk selamanya.
RiderTua.com - Produk dari Kia sudah tidak bisa diragukan lagi soal kualitasnya. Terlebih dengan model BEV yang dijualnya sejauh ini,…
RiderTua.com - Hyundai telah meluncurkan Ioniq 5 N sebagai mobil listrik berperforma tinggi pertama dari divisi mobil sport N. Model…
RiderTua.com - Hyundai Kona Electric generasi terbaru telah dihadirkan di Indonesia, hanya saja harga jualnya tidak ikut diumumkan. Meski mereka…
RiderTua.com - Honda baru memiliki dua mobil hybrid yang dijual di Indonesia, yaitu CR-V dan Accord e:HEV. Meskipun dijual dengan…
RiderTua.com - Kemenangan pertama musim ini untuk tim Pramac dan Jorge Martin, kandidat gelar MotoGP 2024 dan mengincar tujuan bersejarah: tim…
RiderTua.com - Baru dua seri berlalu dan kecintaan banyak penggemar MotoGP terhadap Pedro Acosta sudah meroket. Bukan karena bakatnya saja,…
Leave a Comment