RiderTua MotoGP – Saat sesi latihan bebas GP Jerman Marquez terlihat menikung cepat dengan sudut kemiringan (lean) 66 derajat. Sangat mengejutkan, menakjubkan dan mengesankan. Kenapa dia melakukan itu? Untuk iseng? Untuk pujian? Tidak, karena itu adalah salah satu cara dia membuat Honda RC213V menikung dengan begitu cepat. Dan menguji frame dengan ramuan baru, yang membuat motor enak dibuat menikung. RC213V Selentur Yamaha M1 dan Secepat Desmosedici
Secara fisik tampilan luar RC213V versi 2019 dengan 2018 tidak ada perbedaan besar. Namun ternyata sasis motor mengalami perombakan besar. Hal ini dilakukan untuk mengimbangi muntahan tenaga mesin ( power) yang besar, lebih besar dari versi 2018. Target utama Honda untuk 2019 adalah meningkatkan power untuk mengimbangi Ducati ditrek lurus. Tenaga besar konsekuensinya motor jadi lebih liar dan lebih sulit dikendalikan. Maka solusi teknisnya adalah merombak total desain frame atau sasis agar tidak mengambil begitu banyak risiko pembalap selama fase pengereman dan saat memasuki tikungan.
Ubahan Frame yang seperti apa agar mampu mengimbangi power motor yang meningkat?. Perombakan meliputi keseluruhan bagian depan frame, dan mengubah kekakuan ( rigidity) frame. Dimana akan menentukan karakter motor saat menikung. Salah satu yang diuji Marquez adalah frame dengan lapisan serat karbon, yang dicoba di Jerez dan Barcelona dan digunakan untuk pertama kalinya selama balapan akhir pekan di Jerman.
Motor prototipe MotoGP membutuhkan Frame Lateral ( horizontal ) yang lentur untuk membantunya belok. Ketika motor berada di tikungan, frame perlu dilenturkan untuk meningkatkan cengkeraman saat menikung. Beberapa insinyur sasis juga percaya bahwa frame, swingarm, garpu, triple clamps, perlu dibuat lentur secara horisontal ( lateral flex) dengan kelenturan tertentu yang membuat motor benar-benar seperti melengkung saat melalui tikungan, dan menciptakan efek self-turning ( mudah belok dengan sendirinya). Tentunya ada bagian desain frame yang berfungsi mengimbagi kelenturan lateral tadi dengan meningkatkan kekakuan (stiffness) longitudinal agar pembalap Honda bisa menikung dengan lebih baik. Dan bisa imbangi kecepatan menikung Yamaha dan Suzuki dengan “gaya Honda”
Pembuatan frame MotoGP bisa memakan waktu hingga satu minggu, meliputi pembuatan dengan mesin, pengelasan, perlakuan panas dan sebagainya. Sedangkan frame yang hanya diberi lapisan serat karbon bisa dibentuk dalam hitungan jam (kemungkinan besar dibuat dalam mesin autoklaf). Insinyur HRC dapat menerapkan berbagai jenis kekakuan di berbagai tempat di frame dengan memvariasikan ketebalan, lapisan serat karbon, dan orientasi serat karbon. Untuk menciptakan komposisi yang pas sesuai karakter pembalap.
Tujuan akhir dari insinyur HRC adalah dari awalnya menciptakan mesin dengan power segahar Desmosedici kemudian untuk imbangi besarnya tenaga motor dengan meracik frame selentur Yamaha yang cepat dibuat menikung.
This post was last modified on 9 Juli 2019 07:48
RiderTua.com - Salah satu skutik Yamaha yang berkolaborasi dengan FILA yakni sebuah brand fashion terkenal, menghasilkan edisi spesial dari Fazzio…
RiderTua.com - Marc Marquez mengukuhkan dirinya sebagai pembalap GP23 tercepat pada 3 seri pertama MotoGP musim 2024. CEO Ducati Claudio…
RiderTua.com - Akhirnya Neta dapat memulai perakitan mobil listriknya di Indonesia setelah memulai penjualannya sejak tahun lalu. Walau mereka baru…
RiderTua.com - Walau Citroen mengimpor seluruh mobilnya dari luar negeri, modelnya dapat dijual dengan harga cukup terjangkau. Tentunya dengan kualitasnya…
RiderTua.com - Fabio Quartararo memilih tetap bertahan dengan Yamaha meski performa M1 sangat mengecewakannya. Aleix Espargaro ikut mengomentari hal ini, pembalap…
RiderTua.com - Sejauh ini penjualan mobil listrik di seluruh dunia masih cukup bagus, walau dengan adanya penurunan tren di Eropa…
Leave a Comment