Inilah Mobil LCGC Terlaris Selama 5 Tahun

RiderTua Mobil – Segmen LCGC merupakan segmen yang tergolong baru di Indonesia, dan mungkin satu-satunya di dunia. Segmen ini terbentuk pada tahun 2013 oleh pemerintah. Hal ini ditujukan agar masyarakat bisa membeli mobil namun dengan harga yang terjangkau. Produsen mobil yang ada di Indonesia tak mau melepaskan kesempatan ini. Mereka pun tak segan terjun di kelas baru ini. Dan hasilnya, hampir semua produk LCGC dari berbagai merek punya tren penjualan yang cukup positif. Inilah mobil LCGC terlaris selama 5 tahun.

Baca juga: Pilah Pilih Mobil Mau MPV atau LCGC ya ?

Bukan Mobil ‘Murahan’

Walaupun disebut juga segmen mobil murah, ternyata ada kriteria mobil digolongkan sebagai LCGC. Antara lain kapasitas mesin dalam kisaran 980-1.200 cc sampai konsumsi BBM minimal 20 km/liter. Lalu bahan bakar yang harus ‘dikonsumsi’ oleh LCGC merupakan bensin RON oktan 92.

Berbicara soal mobil LCGC, model mana saja yang masuk dalam segmen ini? Pada tahun-tahun pertama LCGC, setidaknya ada lima model saat itu. Mulai dari duo Agya-Ayla, Honda Brio Satya, Suzuki Karimun Wagon R, dan Datsun Go+/Go Panca. Kemudian booming LCGC dengan tiga baris bangku alias muat hingga 7 penumpang. LCGC tiga baris bangku ini sebenarnya sudah dipelopori terlebih dulu oleh Datsun Go Panca namun kalah moncer sama duo Calya-Sigra. Total ada tujuh model LCGC yang dijual di pasar otomotif nasional.

Lalu model LCGC mana yang paling laris? Dari data penjualan oleh Gaikindo, Toyota Agya yang paling laris dari enam model lainnya. Penjualannya dari tahun 2013 sampai Agustus 2018 mencapai 239.977 unit. Kembarannya, Daihatsu Ayla, mencatatkan 179.769 unit di periode yang sama. Selanjutnya Honda Brio Satya terjual hingga 174.137 unit dari tahun 2013, Toyota Calya 164.257 unit, Daihatsu Sigra 109.168 unit, Datsun Go+/Go Panca 92.457 unit, dan Suzuki Karimun Wagon R 51.828 unit.

Namun sayang harga mobil LCGC terus mengalami peningkatan. Terkadang sempat bertanya dengan harga segitu emang masih disebut mobil LCGC ? Yah apa boleh buat, keadaan ekonomi nasional maupun global membawa dampak yang signifikan terhadap industri otomotif.