Categories: OtomotifUncategorized

Arogansi Konvoi Kendaraan Masih Ada, Kenapa?

RiderTua auto – Sebagai pengguna jalan harus bisa bersikap menghormati pengguna jalan lainnya. Tetapi jika sedang berkelompok atau melakukan touring, maka sikap arogansi mulai muncul. Inilah yang menjadi masalah utama di jalan jika bertemu dengan rombongan konvoi. Arogansi konvoi kendaraan masih ada, apa yang menyebabkan hal ini terus terjadi ?

Baca juga: 12 Polisi Atraksi Konvoi Kecelakaan.. Nomor Berapa yang Salah.. Tilang Pak.. !!!

‘Gue Mo Lewat, Minggir!’

Biasanya yang melakukan arogansi adalah rombongan komunitas motor atau mobil. Terkadang ada juga rombongan non-komunitas seperti pengantar jenazah atau kelompok masyarakat, yang melakukan arogansi terhadap pengguna jalan lainnya. Masih ingat kejadian salah satu pengiring jenazah yang menendang kaca spion mobil saat berpapasan di jalan beberapa waktu lalu ?

Sementara untuk arogansi komunitas motor atau mobil, tindakan yang selalu dilakukan seperti melawan arus jalan, atau bahkan bersikap kasar terhadap pengguna jalan lainnya. Terkadang kalau berpapasan dengan rombongan komunitas yang seenaknya mengambil jalan, maka pengguna jalan yang sedang melintas harus mengalah atau akan ada resiko lebih buruk lagi. Tindakan tersebut bisa sangat merugikan, baik bagi anggota komunitas (nama baik komunitas jadi tercemar Coy…)maupun pengguna jalan lain yang dirugikan.
Lalu kenapa bisa begitu? Jika sedang pergi seorang diri, maka sikap arogansi itu tidak muncul. Namun kalau sudah bepergian secara berkelompok, maka muncul rasa kalau ia sudah mendapat hak prioritas di jalan dan hal ini menghilangkan rasa empati. Inilah yang menyebabkan muncul tindakan arogansi.

Seharusnya rasa empati inilah yang paling diutamakan di jalan. Tidak ada eksklusivitas, pembatasan, dan perbedaan. Pengecualian untuk rombongan pejabat penting, ambulans, dan pemadam kebakaran, karena inilah yang diprioritaskan di jalan. Sikap arogansi sebaiknya harus dihilangkan, karena merupakan salah satu ‘penyakit’ bangsa.

Tanggapan Pakar

Jusri Pulubuhu selaku Instruktur dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) mengatakan

“Mereka pikir begitu mereka rombongan, mereka sudah mendapat hal prioritas tanpa mereka sadari. Ini masalah empati. Ini masalah bangsa, masalah empati kita itu jelek sekali. Empati itu artinya tidak ada eksklusivitas, tidak ada membatasi, tidak ada perbedaan. Ini namanya inklusif. Empati adalah salah satu bentuk inklusivitas. menghargai pengguna jalan lain”

This post was last modified on 1 Agustus 2018 05:00

ridertua

Leave a Comment

Recent Posts

Fermin Aldeguer Datang, Pramac Ducati Hengkang?

RiderTua.com - Bergabungnya Fermin Aldeguer dan dimana ditempatkan masih menjadi misteri... Bahkan kolaborasi Ducati dan tim Pramac juga masih belum…

29 Maret 2024

Marco Bezzecchi Ada Masalah dengan Kopling Ducati

RiderTua.com - Marco Bezzecchi sedang berjuang untuk bertarung di barisan depan di musim MotoGP 2024. Pembalap VR46 memiliki masalah dengan…

29 Maret 2024

Aleix Espargaro : Tidak Ada yang Menyangka Pedro Acosta dan KTM Akan Sekuat Itu

RiderTua.com - Aleix Espargaro salah satu dari pembalap senior yang memuji setinggi langit penampilan pembalap baru dari negaranya, Spanyol.. Pedro…

28 Maret 2024

Honda Sulit Kompetitif : Part Baru di Portimao Tidak Banyak Membantu

RiderTua.com - Pekerjaan pengembangan Honda di MotoGP mengalami kesulitan. Seperti di Qatar, pada balapan akhir pekan Portugal, tidak banyak yang…

28 Maret 2024

Hyundai Siap Tingkatkan Produksi Mobil Listriknya di Indonesia

RiderTua.com - Penjualan mobil listrik Hyundai masih cukup bagus di Indonesia meski dengan kondisi pasarnya selama bulan lalu. Tapi setidaknya…

28 Maret 2024

Hyundai Kembali Menguji Palisade Facelift di Jalan

RiderTua.com - Hyundai mungkin memiliki divisi mobil mewahnya sendiri, yaitu Genesis. Tapi bukan berarti mereka hanya mengandalkan divisinya saja di…

28 Maret 2024