Mungkin kita tidak akan percaya jika seseorang mengatakan bahwa pembalap ‘A’ itu karakternya begini, pembalap ‘B’ itu kebiasannya begitu, namun jika yang memberitahu kita adalah orang yang terbilang dekat dengan keseharian pembalap saat di sirkuit pastinya pernyataan itu bisa dipertanggung jawabkan, dan kali ini kita akan melihat sampai dimana sih perbedaan pembalap baru Yamaha Maverick Vinales dibandingan dengan pendahulunya di tim Garputala itu Jorge Lorenzo di mata Wilco Zeelenberg, siapa Wilco ?
Wilco Zeelenberg adalah mantan pembalap juga yang berhasil menangi Grand Prix Jerman di kelas 250 pada tahun 1990 dengan motor Honda, pembalap asal Belanda ini sembilan kali naik podium di kelas 250cc pada musim balap 2009, setelah dia pensiun dari Yamaha Supersport World Championship dia menjadi menjadi “Rider Performance Analyst” untuk Jorge Lorenzo.
Dan saat Jorge Lorenzo pergi ke Ducati, Wilco lebih memilih tinggal di Yamaha dan mengawal Maverick Vinales.
Menariknya saat ditanya tentang keduanya Wilco pun blak- blakan menceritakan perbedaan kedua pembalap asuhannya itu,
“Kedua pembalap ini memiliki cara kerja yang berbeda dan kita harus terus-menerus menganalisa.
Sulit untuk menjelaskan dengan tepat apa perbedaan mereka secara mendetil karena Maverick memiliki gaya mengemudi yang sama sekali berbeda(dengan Lorenzo). kita tidak bisa memberinya informasi (arahan) yang sama dengan Jorge karena dia membalap dengan cara berbeda dan saat melakukan serangan juga berbeda. Vinales jauh lebih (agak terputus) saya akan mengatakan, dewasa dalam kaitannya dengan waktu, waktu dan semua itu. Dengan Jorge, saya harus sangat waspada, jika tidak dia bisa ketinggalan sesi latihan, Jorge tidak tahu atau memahami tentang cuaca.
Bagaimana pendapat Wilco Zeelenberg tentang Maverick Vinales,
“Maverick sangat spesifik dimana sepuluh menit sebelum dimulainya sesi, dia ada di sana dimana Jorge Lorenzo kadang sebelum sesi dimulai dia tidak berada di sana dan saya harus mencarinya saya berusaha keras untuk membawanya ke stan dan persiapkan dia agar dia tidak kekurangan suatu apapun. Namun beda dengan Maverick, untuk hal seperti itu lebih mudah, hal khusus lainnya seperti ketika kita memiliki janji bertemu pada pukul empat, dia ada di sana pada pukul empat( Vinales disiplin dan tepat waktu)
Saya mengatakan kepada Vinales bahwa dengan gaya balapnya (Riding Style) seperti itu kita bisa membuat motor Yamaha yang lebih baik. Karena Late braking akan meningkatkan suhu ban bagian depan dan dengan itu kita bisa lebih baik memacu motor M1 dan dengan posisi tubuhnya saat ini bisa membantu mengarahkan posisi motor. Saya pikir dia bisa menjadi lebih baik, karena dia baru 7 seri balapan dengan motor ini dan dibandingkan Jorge yang sudah sembilan tahun (lamanya). Jadi dengan memenangkan tiga dari tujuh balapan pertama, kami cukup puas.”
Secara tidak langsung Wilco Zeelenberg sangat suka dengan karakter Vinales yang disiplin-tepat waktu dan lebih dewasa dibandingkan dengan Lorenzo, tidak merepotkan saat sesi latihan sebelum balapan dan gayanya memang klop dengan karakter Yamaha M1 yaitu Late Braking atau dia adopsi gaya Valentino Rossi yah, yang raja Late Braking, toh kalau memang mencontoh boleh saja karena itu hal baik, dan tidak mencontek gaya Lorenzo yang kencang ditikungan itu, namun ternyata kunci kencangnya Vinales kini sedikit mulai terkuak baik dari kebiasaan dan gaya balap yang dia gunakan saat geber M1.
Jadi Vinales memang beda dengan Lorenzo berikut gaya balapnya, namun tujuan semua rider adalah sama, menjadi yang tercepat
Teknik Late Braking memang awalnya yang paling jago adalah Alex Barros, dimana Rossipun mengakui pernah beberapa kali dilibas dan dikalahkan dengan senjata andalannya Barros, namun justru Vale bisa kuasai teknik itu bahkan lebih bengis lagi dan balik pecundangi Barros.
RiderTua.com - Jack Miller kini berada di bawah tekanan, di mana masa depannya tidak pasti, mungkin dia yang akan di…
RiderTua.com - Hingga saat ini belum ada titik temu untuk kesepakatan baru antara Ducati dan VR46 Racing. Kontrak tim milik…
RiderTua.com - Daihatsu sudah tidak bisa diremehkan lagi soal penjualan mobilnya di Indonesia. Apalagi untuk mobil murahnya, Sigra, yang mampu…
RiderTua.com - MG Motor telah sukses dalam meluncurkan dua mobil listriknya di Indonesia pada bulan lalu. Namun itu saja belum…
RiderTua.com - Debut Pedro Acosta di MotoGP sungguh menarik. Rookie dari tim GasGas Tech3 itu langsung melaju ke Q2 dengan…
RiderTua.com - Daihatsu masih memimpin penjualan mobil niaga ringan di Indonesia selama beberapa tahun terakhir. Sementara itu, segmennya kini diisi…
Leave a Comment