Kasusnya juga hampir sama… bukan fanatik brand sih cuma wajar jika fenomena ganti motor dengan kelas yang lebih besar kubikasinya masih dalam satu merk pabrikan… tidak lain adalah pabrikan itu punya ciri khas yang sudah “cocok” dengan selera konsumen…cuma untuk yang ‘kelas berat’ biasanya ada beberapa pertimbangan…
Setiap desain pabrikan mempunya pola yang mirip sesuai dengan arah pengembangan dan “DNA” motor itu sendiri
Baik lewat ATPM maupun Importir umum biasanya pemilihan moge berdasarkan ketersediaan barang… kalau banyak dibeli otomatis harga juga miring,,walau berduit masalah harga juga jadi pertimbangan…”value for moneynya”
Nah kalau moge gak ada yang lemot… cuma pasti ada kelasnya juga… dan sudah teruji di sirkuit… performa mantab pasti jadi pilihan…
Pengaruh dan referensi teman juga kadang jadi alasan untuk memilih motor… apalagi direkomendasikan oleh teman komunitas..weh banyak teman bro pilih merk “A”..gak menyendiri…
RiderTua.com - Marc Marquez mengukuhkan dirinya sebagai pembalap GP23 tercepat pada 3 seri pertama MotoGP musim 2024. CEO Ducati Claudio…
RiderTua.com - Akhirnya Neta dapat memulai perakitan mobil listriknya di Indonesia setelah memulai penjualannya sejak tahun lalu. Walau mereka baru…
RiderTua.com - Walau Citroen mengimpor seluruh mobilnya dari luar negeri, modelnya dapat dijual dengan harga cukup terjangkau. Tentunya dengan kualitasnya…
RiderTua.com - Fabio Quartararo memilih tetap bertahan dengan Yamaha meski performa M1 sangat mengecewakannya. Aleix Espargaro ikut mengomentari hal ini, pembalap…
RiderTua.com - Sejauh ini penjualan mobil listrik di seluruh dunia masih cukup bagus, walau dengan adanya penurunan tren di Eropa…
RiderTua.com - Citroen kini menghadirkan varian baru lainnya dari C3 di Indonesia, yaitu Aircross. Layaknya C5 Aircross yang sebelumnya dirilis,…
Leave a Comment